Kalau Kurtubi jadi Menteri ESDM, suruh dia buktikan "masih berlimpah" itu 
dengan mebuat policy sehingga terjadi explorasi migas besar-besaran!
Heheh
RPK

  ----- Original Message ----- 
  From: Yanto R. Sumantri - yrs_...@yahoo.com 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Sunday, August 10, 2014 7:56 PM
  Subject: Re: [iagi-net] DATA dan PENJELASAN


  Pak Ong ysh


  "Masih berlimpah " ,ini pembohongan publik yang luar biasa.
  Pak Kurtubi dalam banyak kesempatan selu mengemukakan halli i  danaya pernah 
bertemu mukadengan beliau ,
  Saya sampaikan kritik saya ini , akan tetapi sampai saat ini beliau masih 
membuat pernyataan yang sama .
  Bagaimana kalau belliau diangkat aiMneteri Esdm ya ?


  Lainya saya sependapat dengan pak Ong.


  si AbahYRS







  On Saturday, August 9, 2014 11:15 AM, Ong Han Ling <wim...@singnet.com.sg> 
wrote:




  Teman2 IAGI,

  Pertama-tama, saya ingin mengucapakan "Selamat Hari Raya Ied Fitri, 1 Sjawal 
1435 H". Maaf lahir dan bathin.  

  Maaf, tulisan ini agak panjang, Anda diminta sabar membacanya. 

  Merupakan budaya kita untuk tidak mengeritik atasan meskipun mengetahui 
salah. Hal demikian tidak mendidik dan menyesatkan banyak orang termasuk 
"policy makers" bidang energy dan perlu segera diperbaiki karena konsekwensi 
besar sekali.

  Contoh konkrit yang baru terjadi didepan mata kita. Dalam debat calon 
Presiden, Menko Perekonomian dengan bangga mengatakan didepan layar TV bahwa 
Indonesia telah berhasil negosiasi dengan China dan harga LNG Tanguh menjadi 
$12/mmbtu. Waktu mendengarkan saya ikut bangga. Ternyata besoknya di Jakarta 
Post, harga cuma $8/mmbtu. Harga $12/mmbtu baru berlaku tahun 2016. Wah, kalau 
cuma $8/mmbtu, seyogianya LNG Wiryagar dipakai domestik saja mengingat PLN 
Jakarta (Muara Karang) impor LNG dari Bontang, dengan harga kira-kira 
$11/mmbtu, yaitu dibawah harga jual ke Taiwan/Jepang/Korea ($14-17/mmbtu). 

  Data yang keliru, data yang tidak disampaikan, ataupun data salah yang tidak 
dikoreksi seperti tsb. diatas, akan berakibat kekeliruan dalam energy policy.  

  Contoh yang lain yang menurut saya sangat fatal adalah "impor" LNG ke 
Jakarta, Jambi, Semarang, dan Arun.

  Demi menenangkan publik dan juga untuk "boosting" keberhasilannya, Penjabat 
sering memberi optimisme bahwa gas Indonesia masih berlimpah, sepert pernyataan 
bahwa gas yang dikeluarkan baru 6% dari cadangan (cadangan yang mana?). 

  Demi promosi CBM dan Shale gas, ESDM telah memelesetkan investor dengan 
memberi kesan bahwa cadangannya luar biasa, beberapa kali lipat cadangan 
associated gas, padahal belum ada yang diproduksi. Yang terpelesetkan ternyata 
bukan investor saja. Kebanyakan orang termasuk menteri dan "policy makers", 
tidak bisa membedakan antara resources, potential, proven, probable dan 
possible. Semua cadangan dianggap sama hingga Indonesia terlihat berlimpah gas. 

  Demi memberi kesan gas masih banyak, lapangan Exxon Natuna dengan cadangan 
hydrocarbon sampai 40+ TCF sering dibanggakan termasuk pidato Presiden tahun 
2012. Namun lupa dikatakan bahwa gas Natuna mengandung 35% CO2 hingga 
memisahkannya mahal sekali. Meskipun POD Natuna sudah pernah keluar, namun 
dengan adanya penemuan beberapa lapangan gas raksasa di NW Shelf, Australia 
Barat 10 tahun lalu dan adanya revolusi shale gas di US dan Canada 5 tahun yang 
lalu, Natuna merupakan sejarah dan seharusnya sudah lama di peti-eskan.        

  Hal yang serupa dan ber-potensi menjadi masalah adalah LNG INPEX Masela yang 
produksinya sangat diharapkan Pemerintah. INPEX Masela ditemukan tahun 2000 
bersamaan dengan penemuan INPEX Itchy di NW Shelf Australia Barat. Itchy mulai 
dibangun tahun 2011. Sedangkan untuk Masela, Final Investment Decision (FID) 
baru direncana tahun 2015. FID adalah faktor yang menentukan apakah proyek 
diteruskan atau tidak, bukan POD. Dengan adanya revolusi shale gas di USA dan 
Canada, keterlambatan proyek Masela sampai 4 tahun membuat keekonomian Masela 
dipertanyakan. Seperti Natuna, kelambatan bisa menyebabkan  proyek dibatalkan 
dan dipeti-eskan. Pemerintah perlu mengejar dan perlu dikejar jika Masela ingin 
dioperasiakan sebelum membanjirnya LNG dari Australia, US, Canada, dan bahkan 
dari Rusia akan masuk Pacific basin. Masela berpacu dengan waktu        

  Persepsi yang diberikan ESDM selama ini bahwa gas Indonesia masih berlimpah, 
menyebabkan "policy maker" mengambil kebijakan untuk menggunakan Bahan Bakar 
Gas (BBG) untuk mobil, pembangun stasiun Compressed Natural Gas (CNG) 
dimana-mana, dan yang paling fatal adalah menggunakan LNG untuk pembangkit 
listrik di Jawa dan Sumatra. Import LNG dari Bontang ke PLN Muara Karang, 
Jakarta, telah  dilaksanakan. Demikian juga nantinya "import" dari Wiryagar 
lewat mekanisme DMO. Ini tidak masuk akal. LNG memang bersih lingkungan tetapi 
terlalu mahal bagi Indonesia saat ini (Ong, 12/2013, SPE). 

  Secara perhitungan kasar, membuat LNG harganya sekitar $4/mmbtu. Angkut ke 
Jawa cryogenic $1/mmbtu. Sebelum bisa dipakai PLN Muara Karang, LNG harus 
dikembalikan ke gas lagi dengan biaya $2/mmbtu. PT Regassing Nusantara yang 
terdiri dari tiga perusahaan yang melakukan regassing adalah perusahaan swasta 
yang perlu mengambil keuntungan, diasumsikan $2/mmbtu. Ditambah biaya operasi 
PLN $1/mmbtu. Jadi harga total untuk angkut gas dari  Kalimantan ke Jawa adalah 
$10/mmbtu. Dengan catatan biaya tsb. belum termasuk harga gas.   

  Dilain pihak, untuk Jawa dan Sumatra Selatan, Pemerintah mematok harga gas 
dari K3S ke PLN $5,80/mmbtu sejak pertengahan tahun 2012, dari harga sebelumnya 
cuma $3/mmbtu selama bertahun-tahun. Padahal  mendatangkan gas dari Bontang ke 
PLN Jakarta, Pemerintah rela membayar $10/mmbtu untuk ongkos angkut saja. 
Seyogianya K3S dibayar $15.80/mmbtu. Dengan harga tsb. K3S akan giat melakukan 
eksplorasi di Jawa dan Sumsel dan bahkan berani memasang pipa untuk delivery ke 
PLN. Gas di Jawa dan Sumsel, kalau dilihat dari "creaming curve" masih banyak 
(WoodMac). Produksi gas di Jawa dan Sumatra Selatan akan naik significant 
dengan menambah pemboran. 

  Sudah waktunya Pemerintah memberikan  keuntungan yang layak kepada mitranya, 
K3S, yang sudah berpuluhan tahun beroperasi di Indonesia. Sejak lebih dari 10 
tahun lalu, IPA sering protes mengapa gas dari K3S hanya dihargai antara 
$1-3/mmbtu, namun Pemerintah terus impor diesel dengan harga $7/mmbtu. Artinya, 
mengapa keuntungan diberikan kepada luar negeri dan para importir hingga 
membuat eksplorasi gas mandek? 

  Menurut saya banyak kesalahan terjadi dibidang energy policy disebabkan data 
yang tidak sesuai. Sebaiknya Pemerintah berkonsentrasi pada pekerjaannya, 
termasuk memberi data yang benar. Kewibawaan Pemerintah perlu dijaga. IAGI 
perlu membantu. 

  Maafkan kalau ada yang tidak berkenan dengan tulisan ini.    

  Salam,

  HL Ong


  ----------------------------------------------------
  Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
  Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
  JAKARTA,15-18 September 2014
  ----------------------------------------------------
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
  ----------------------------------------------------
  Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
  No. Rek: 123 0085005314
  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
  Bank BCA KCP. Manara Mulia
  No. Rekening: 255-1088580
  A/n: Shinta Damayanti
  ----------------------------------------------------
  Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
  Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
  ----------------------------------------------------
  DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
  posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
  In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
  to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
  from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the 
use of 
  any information posted on IAGI mailing list.
  ----------------------------------------------------






  ----------------------------------------------------
  Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
  Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
  JAKARTA,15-18 September 2014
  ----------------------------------------------------
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
  ----------------------------------------------------
  Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
  No. Rek: 123 0085005314
  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
  Bank BCA KCP. Manara Mulia
  No. Rekening: 255-1088580
  A/n: Shinta Damayanti
  ----------------------------------------------------
  Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
  Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
  ----------------------------------------------------
  DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
  posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
  In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
  to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
  from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the 
use of 
  any information posted on IAGI mailing list.
  ----------------------------------------------------


----------------------------------------------------

Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014

----------------------------------------------------

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

----------------------------------------------------

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

----------------------------------------------------

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

----------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.

----------------------------------------------------

Kirim email ke