Kompas Cyber dan PAT yang terbaring sakit

 

Sebuah artikel di Kompas Cyber dipertanyakan oleh anggota keluarga Pramoedya
Ananta Toer (PAT) dan para pengagumnya. Pasalnya, PAT yang lagi terbaring
sakit di rumahnya di kawasan Bojong Gede, tetapi ditulis oleh Kompas dengan judul
PAT masuk rumah sakit (Kompas edisi 11/1/06: "Pramoedya Ananta Toer Masuk
Rumah Sakit").

 

Namun isi artikelnya sendiri sama sekali tak menyebut  bahwa PAT masuk di rumah sakit. Jadi hanya judulnya yang keliru. Kalau  ditelisik lebih jauh, berita tersebut ternyata bersumber dari Kantor Berita  ANTARA. Entah, judul aslinya sama atau tim redaksi Kompas menggantinya.

 

Menurut Daniel Mahendra yang ikut menunggui PAT, judul berita tersebut
sama sekali tidak benar. "Bagaimana mungkin PAT masuk rumah sakit? Aku sudah
berhari-hari di Bojong Gede sampai sekarang menemani PAT. Asal saja wartawan itu," keluhnya. Ia tambahkan, pada hari Rabu (11/1) ia memang sempat keluar
rumah mengantar PAT untuk pijat di Utan Kayu. "Kalau lagi butuh dokter pun
biasanya kami datangkan ke rumah kok," jelas Daniel yang mengirim kabar
via sms dan tayang di milis "MembacaPramoedya".

 

Perlukah Kompas dan Antara meminta maaf kepada PAT sekeluarga?

 

...gairah kerja adalah pertanda daya hidup; dan selama orang tidak suka
bekerja sebenarnya ia sedang berjabatan tangan dengan maut...

(Pramoedya Ananta Toer, Rumah Kaca, hal 460)

 

_________________________________________________________________


Pramoedya Ananta Toer Masuk Rumah Sakit

 

sumber : http://www.kompas.com//gayahidup/news/0601/11/232543.htm

 

Jakarta, Rabu, 11 Januari 2006

Pujangga besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer sudah dua minggu ini
terbaring sakit di rumahnya di kawasan Bojong Gede, Bogor.

"Kadar gula darahnya sempat mencapai 600 lalu turun jadi 400, selain
itu Bapak juga mengalami sesak nafas dan jantungnya melemah," kata
Astuti Ananta Toer, salah seorang putrinya, Rabu.

 

Selama sakit itu Pram yang terkenal lewat tetralogi pulau Buru Bumi
Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca menolak
untuk menjalani rawat inap di rumah sakit, sehingga dokter diundang
untuk memberikan perawatan di rumahnya.

 

Pramoedya yang pernah disebut-sebut layak dicalonkan sebagai peraih
hadiah Nobel atas karya sastranya itu terlihat sedikit membaik
kesehatannya pada hari raya Idul Adha, 10 Januari, karena menerima
banyak tamu yang menjenguknya.

 

"Bapak terlihat gembira menerima para tamu, tetapi sekarang memburuk
lagi dan mengalami kesulitan bicara," kata Astuti.

 

Pram yang lahir di Blora, Jawa Tengah pada 8 Februari 1925 sudah lama
mengidap penyakit gula (diabetes melitus) dan beberapa kali terbaring
sakit, namun selalu berhasil melewati masa kritis.

 

Ia dikenal selalu mengonsumsi bawang putih mentah untuk menjaga
kesehatannya, selain minum anggur (wine) setiap hari.

"Sebagai penderita penyakit gula, jika luka misalnya tergores, bisa
cepat sembuh karena saya makan bawang putih," tutur Pram dalam suatu
kesempatan mengenai kebiasaannya itu.

 

Pram pernah mengaku kesehatannya memburuk akibat pada masa mudanya
ia menjalani hukuman penjara selama 14 tahun termasuk pengasingan
dan kerja fisik di Pulau Buru, Maluku, tanpa menjalani proses hukum
untuk mengadili tuduhan yang ditudingkan pada dirinya.

 

Dari tangannya telah lahir lebih dari 40 karya tulis fiksi dan
dokumenter seperti Gadis Pantai, Calon Arang,  Cerita Dari Blora
yang sudah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa asing.

Karyanya yang terakhir adalah cerita seputar sejarah pembangunan dan
situasi di sepanjang jalan raya Deandles di Jawa Jalan Raya Pos,
Jalan Deandles diterbitkan pada Oktober 2005.

 

Untuk saat ini, Astuti menjelaskan, dokter memberikan obat untuk
mengatasi sesak nafas dan menjaga kadar gula darah Pram.

 

Sumber: Ant
Penulis: Jy

 

_________________________________________________________________


DOA DARI KAWAN-KAWAN


Ratmoko
Banda Aceh, NAD
e: [EMAIL PROTECTED] 

 

doa untuk pramoedya:
 
semoga apa yang telah b
eliau alami
apa yang telah b
eliau saksikan
apa yang telah b
eliau goreskan
apa yang telah b
eliau ungkapkan
dapat bermanfaat bagi kemanusiaan
 
semoga b
eliau dapat terbebas
dari belenggu penderitaan
dari belenggu kekecewaan
dari belenggu kebencian
dari belenggu sakit hati
dan dengan hati yang jernih
dengan jiwa yang besar
menyatu kembali kepada yang mahabesar
 
salam dari banda aceh,

ratmoko

_________________________________________________________________

N.D. Hutabarat
Germany
e: [EMAIL PROTECTED] 


Untuk PAT:
Juga mengucapkan
.
Doa Untuk Bapak PAT
Semoga juga digunakan Peralatan Medis yang akurat!


_________________________________________________________________

Yasmin Umar
Pontianak
e: [EMAIL PROTECTED]

 

Semoga PAT cepat sembuh, sehingga kita dapat menikmati
karya-karya sastranya  yang luar biasa. Amin.

 

_________________________________________________________________

Niken Palupi
[EMAIL PROTECTED]
Subject: Re Pramudya 
To: [EMAIL PROTECTED]

 

Terimakasih atas infonya tentang Pram. Saya sangat sedih mendengar
Pram sakit. Karena saya salah satu penggemar tulisan-tulisan b
eliau.
Kalau boleh, saya minta alamat tempat tionggal Pram di Bojonggede.
Saya Niken Di Bogor. Terimakasih
 
_________________________________________________________________

Nunung Nurhayati
Bogor
e: [EMAIL PROTECTED]

 

Saya turut berdoa semoga PAT diberi kekuatan dan diringankan
penyakitnya dan semoga segera sehat kembali. Amin

 

_________________________________________________________________

Martha Dani Mutiara
e: [EMAIL PROTECTED]

 

Ya, karya Pramudya adalah salah satu karya yang bisa disejajarkan
dengan karya-karya sastrawan besar dunia. Dia luar biasa sekali
karena dia telah menggali sisi terdalam jiwa manusia, terutama bagian
di mana manusia sendiri tidak terlalu suka untuk melihatnya. Membaca
tulisannya adalah seperti melihat cermin untuk jiwa kita...Mencoba
membantu kita memahami pergulatan dalam diri kita.

 

Lewat tetraloginya saya mengenal lebih jauh bangsa saya dan apa yang
terjadi di masa kolonialisme serta hubungan yang terjadi di antara
keduanya. Saya sadar sekali, bahwa banyak hal yang terjadi di masa
itu juga sangat dipengaruhi oleh tabiat bangsa kita sendiri, sama
seperti saya sadar akan kebrutalan kolonialisme.

 

Yang saya suka, Pramudya tidak memihak siapapun, kecuali kemanusiaan.
Dia cuma mencoba menggugat siapapun yang telah mengkianati kemanusiaan
atas nama apapun, tak peduli itu bangsa sendiri atau kaum kolonial.


Dia hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada dan menyodorkannya ke
siapa saja, dengan harapan bisa mengetuk kekerasan hati manusia. Dia
ingin manusia berani jujur dengan diri sendiri dan tidak mengingkari
nuraninya, karena itulah sumber segala ketidakbahagiaan dan penderitaan
manusia.

 

Priyayi Jawa? Saya sudah lama menolak setiap bentuk pengkultusan dan
penghormatan terhadap mereka hanya karena mereka 'kebetulan' terlahir
sebagai priyayi. Saya percaya manusia harus dinilai dengan apa yang dia
perbuat, dia sebagai individu dan bukan dengan embel-embel di
belakangnya (asal-usul, kesukuan, agama, titel...) seperti yang banyak
terjadi di Indonesia. Pandangan ini telah banyak menimbulkan banyak
penderitaan buat manusia, terutama manusia yang lemah. Dan kesadaran
itu semakin dipertegas ketika saya membaca Max Havelaar....Mereka,
kaum priyayi (dengan sedikit kekecualian) adalah salah satu yang ikut
melangsungkan praktek ketidakadilan semasa kolonialisme Belanda di
Indonesia. Mereka yang mendapat privilage dalam banyak hal dan
lebih 'melek' dibanding sesamanya yang seharusnya menggunakannya untuk
kebaikan dan bukan sebaliknya untuk menindas kemanusiaaan.

 

Warisan mereka masih bisa kita lihat sampai saat ini. Mereka yang tidak
peduli dengan kepentingan lain kecuali kepentingan sendiri, nyaman
duduk berleha-leha di kursinya dan menerima penghormatan dari mereka
yang seharusnya lebih layak untuk dihormati.

 

Semoga Pak Pram lekas sembuh dan masih bisa menikmati hari-harinya.

 

Salam,


Martha
_________________________________________________________________


Alfred D. Ticoalu
Chicago, IL


Saya akan menghubungi Kompas agar mereka menarik berita ini dari
situs mereka. Alangkah tak bertanggung jawabnya mereka menurunkan
berita ini tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu dengan keluarga
Pak Pram di Bojong. Memang b
eliau sempat sakit tapi tak sampai masuk
rumah sakit.

 

Salam hangat.

 



=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=================================================================




SPONSORED LINKS
Radio stations Fm radio Station


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke