Hidangan Favorit Ala Pejabat Indonesia
(Josh Chen - Global Citizen)

Kalo di tetangga sebelah ada pakar kuliner Jalan Sutra, Pak Bondan Winarno,
di negeri ini ada hidangan kuliner khusus Indonesia. Juru masaknya adalah
petinggi-petinggi negara yang tidak punya hati nurani, mata hati, yang tidak
memperdulikan lagi nyawa manusia. Mungkin dalam pikirannya (kalau masih
ada), nyawa manusia di Indonesia sudah terlalu banyak, 240 juta...kebanyakan
kali ya....seharga tinggi (kutu busuk) atau pitik (ayam) saja.

Menu pertama: PESAWAT TERBANG
Setiap bulan rutin 1 buah, akan meningkatkan "kesehatan" kantong para
petinggi/pejabat negara. Mau kobong (terbakar) kek, mau "muksa" (hilang
dengan fisiknya) kek, mau kesrimpet lan tugel kek, yang penting kantong
masing-masing sehat. Menu ini mengalahkan kuliner manapun di dunia.
Caviar....kalah, otak kera, cakar beruang, sirip ikan hiu ala kaisar-kaisar
China....putus.....menu yang paling trend belakangan ini: MONTOR MABUR. 

Makin banyak mengkonsumsinya, makin banyak alasan untuk membuat X-File
X-File yang laen, menggembungkan kantong sendiri...mangan montor
mabur...untu'ne atos tenan (giginya keras bener)....ati'ne juga atos, tidak
punya nurani lagi....Kita hitung yuk....January siji, February siji, March
siji, bulan depan...aduh jangan deh....

Kita tundukkan kepala dalam-dalam, dengan kekuatan doa seluruh rakyat
Indonesia, mudah-mudahan bulan-bulan berikutnya dihindarkan dari menu montor
mabur yang laen.....

Menu kedua: KAPAL LAUT
Hidangan pendamping montor mabur tadi yang paling lezat adalah kapal laut.
Sesuai dengan sifatnya, hidangan laut selalu dianjurkan karena menyehatkan,
ada seafood, ada kepiting, udang, cumi-cumi....eeiiitt...tunggu dulu,
variant terbaru hidangan laut...bukan seafood..tapi SHIPFOOD....KAPAL
LAUT.....akan membuat tubuh dan pikiran pejabat dan petinggi negara segar
bugar, siap tempur dengan segala aktifitas mereka, baik mengeruk duit rakyat
lebih banyak lagi, ataupun aktifitas laen memanjakan "arus bawah" mereka.
January siji, KMP Senopati Nusantara, February siji KM Levina I....March ojo
ah....ngeri...mari kita doakan lagi......jangan terjadi lagi.....

Snack atau camilan: KERETA API
Wah, ini snack yang paling uenak....mengalahkan semua yang ada, Cheetos,
Chitato, Chiki, potato chips, keripik singkong, kerupuk ikan, dsb, kalah
semua dengan snack baru para petinggi/pejabat negara: SEPUR....yah, sekedar
selingan di waktu senggang, sekali-sekali boleh lah, kepleset keluar rel,
nyungsep nyemplung kali merupakan 2 rasa utama snack cap sepur ini....

Starter (makanan pembuka), dessert (makanan penutup/cuci mulut) paling
favorit saat ini adalah Lempung Soup ala Lapindo. Hidangan lezat bagi para
petinggi/ pejabat adalah life-time warantee, para ahli memperkirakan, sop
lempung ini baru mandeg dalam waktu 30 tahun.

Hai petinggi/pejabat negeri ini, sampai kapan kalian berpesta pora menikmati
hidangan-hidangan "lezat" di atas dengan mengambil tumbal nyawa rakyat
serasa mithes tinggi atau pitik saja. Kapan mata hati kalian terbuka, apakah
hanya terus MICEK, MBUDEG dan MBISU?? (pura-pura buta, pura-pura tuli dan
pura-pura bisu)...

Jangan Kerdilkan dan Bohongi Rakyat Kecil!
Tino Saroengallo-Jakarta Selatan

Lagi-lagi saya marah. Menurut banyak teman, saya memang rajin marah-marah.
Kali ini membaca berita terbakarnya pesawat Garuda di Jogja. Saya marah pada
keadaan, marah pada para pemimpin (yang menurut saya, tolol-tolol dan tidak
jantan dalam mengakui kesalahan!) tapi tidak pernah bisa marah kepada alam. 

Percaya atau tidak, sejak SBY dan wakilnya menjadi pemimpin negara,
Indonesia selalu dilanda bencana dan musibah. Bencana alam (tsunami, gunung
meletus, angin puting beliung dan gempa bumi), bencana alam akibat ulah
manusia (banjir dan lonsor), musibah di semua jenis transportasi umum.
Prestasi SBY-JK ini pantas diajukan dalam rekor prestasi MURI atau "believe
it or not".

Belum pernah seumur hidup saya sebelum SBY menjadi presiden, saya begitu
beruntung untuk melihat langsung berbagai bencana yang biasanya hanya kita
pelajari di sekolah. Jangan-jangan tugas utama SBY adalah semacam guru
praktikum mata pelajaran geografi dan aneka musibah?

Saya sama sekali tidak agamis tapi saya percaya pada kebesaran YMK. Dan satu
hal yang sejak kecil diajarkan kepada saya adalah tidak pernah meremehkan
orang yang katakanlah "lebih kecil" dan jangan berbohong.

Ketika baru menjadi presiden, SBY sudah langsung merendahkan orang kecil.
Korban kecelakaan di jalan tol seminggu setelah ia berkuasa
dikambing-hitamkan sebagai pihak yang salah. Arogansi penguasa membuatnya
tidak rela bila kesalahan pengaturan sistem pengawalan dan kondisi nyata
jalan umum adalah sebab perkara kecelakaan tersebut. Saat membaca berita itu
saya cuma bergumam, kalau dia yang dipilih oleh rakyat kecil memperlakukan
rakyat kecil seperti itu, maka dia pun akan dikutuk oleh rakyat kecil.
Bencana dan musibah tidak akan berhenti. Dan terbukti.

Wakilnya pun ternyata seorang pembohong. Pada masa kampanye JK adalah sosok
yang rela tampil mendampingi SBY meski harus dipecat dari keanggotaan di
Partai Golkar. Dia sosok yang berani tidak tergantung pada penguasa masa
lalu. Tapi, belum lama pasangan itu terpilih, JK mengajukan diri sebagai
calon Ketua Umum partai tersebut dan terpilih. Dan sebagai pembohong, dia
juga mengumbar janji di Jogja akan membantu tiap keluarga korban sebesar Rp.
30 juta... dan karena memang dasarnya niat bohong saja, dana bantuan itu
tidak pernah terealisasi.

Lebih sinting lagi, dalam rapat Golkar baru-baru ini, JK malah berupaya
menyudutkan SBY dengan mempertanyakan hasil kerja SBY sebagai modal
pencalonan diri sebagai presiden yang akan datang. Lho, bukannya mereka satu
tim? Kalau SBY dinilai gagal, ya otomatis wakilnya juga gagal. Apalagi kalau
sang wakil dari awal sudah jelas membohongi rakyat!

Ketika berjumpa dengan SBY di makam Imogiri tahun lalu, waktu itu saya
membantu peliputan bencana Jogja untuk sebuah media asing, saya bertanya
"Kenapa sejak berkuasa bencana dan musibah tidak pernah berhenti?" Andi
Malarangeng menjawab pertanyaan itu dengan bahasa diplomatis yang intinya
tidak menjawab pertanyaan sebenarnya.

Kembali ke masalah Garuda, saya bukan ahli dalam menyingkap sebab musabab
musibah. Hanya saja ada satu hal yang saya amati dalam beberapa tahun
terakhir ini. Pendaratan pesawat terbang tidak lagi berputar sebelum
mendarat tapi langsung menukik ke landasan. Seringkali saya merasakan bahwa
pendaratan terjadi dengan cukup keras. Kadang saya bertanya, apakah karena
teknik pendaratan pesawat memang sudah berubah? Yang pasti sih tiap akan
mendarat saya selalu merasa ngeri.

Tapi saya sendiri hampir selalu terbang dengan Garuda. Dan karena saya
percaya pada kebesaran YMK, saya tidak akan serta merta pindah maskapai
penerbangan. Apalagi kalau harus memilih Adam Air misalnya? Nggak dulu deh.

Menggabungkan isu Garuda dan SBY-JK, saya rasa selain tentunya menteri yang
gagal harus tahu diri dan mundur, penekanan atas perawatan semua pesawat dan
alat transportasi yang ada, tidak ada salahnya bila SBY kembali ingat pada
YMK, jangan cuma suruhan orang lain untuk sembahyangan tiap malam, tapi juga
mengakui kesalahannya. Mintalah maaf pada korban jalan tol karena itulah
awal kepongahan SBY sebagai presiden yang tidak ada salahnya dilihat sebagai
awal segala bencana dan musibah. Sedangkan untuk wakilnya, berhentilah
membohongi rakyat! 

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke