(Review) Bubur Ayam Mangga Besar I

 

Sahabat saya mudah sekali "termakan" iklan, dari air minum yang dirubah oleh
alat "Hexagonal", "discount up to 70%", dan termasuk iklan "makanan" atau
"rumah makan" di TV. Hari Sabtu 25 November 2006 lalu, kebetulan saya
berkunjung ke tempat kostnya yang memang jaraknya cuma 5 rumah dari rumah
saya :) ...kami berdua melihat Reportase Sore di Trans TV yang membahas soal
ayam yang disuntik air supaya beratnya bertambah 40% ketika di jual, begitu
juga dengan TIREN (ayam mati kemaren alias ayam bangke) yg seharga cuma 500
perak saja ... nah ditengah tengah acara tersebut sang reporter mengunjungi
"bubur ayam mangga besar I". Sahabat saya gak tertarik soal ayam TIREN :p
tapi bubur ayamnya... begitu melihat tayangan tersebut reflek matanya
memandang saya sambil bilang "Mel, elo tahu kan tempatnya?, gue pengen makan
tuh bubur yang ada di tipi"... 

 

untunglah namanya Bubur Ayam Mangga Besar I, jadi saya memastikan lokasinya
di mangga besar I. Karena lokasi dekat dari tempat kami di gunung sahari
maka kami sepakat berangkat setelah nonton Bajaj Bajuri Salon Oneng. Dari
arah gunung sahari (ancol menuju senen) diperempatan pintu air, lampu merah
setelah hotel Sheraton Media, kami belok kanan menyusuri Jl. Mangga Besar
Raya dan putar balik persis di lampu merah terakhir sebelum belok kanan/kiri
ke Jl. Gajah Mada / Hayam Wuruk. Dari putar balik itu belok kiri di jalan
pertama, itu sudah jalan mangga besar I (biasanya ini jalan alternatif ke
Glodok). Karena belum tahu lokasi persisnya jadi jalannya pelan pelan,
sahabat saya bilang yg warna merah tulisannya, akhirnya ketemu juga
disebelah kanan jalan sebelum perempatan jalan labu. Kebetulan dapat parkir
dengan mudah mengingat begitu ramai rumah makan dikanan kiri dan penuh mobil
parkir.

 

Tempatnya didominasi warna merah dari tulisan nya sampe kursinya warna
merah. Terdapat 2 bagian tempat makan, diluar dekat "gerobak" nya dan bisa
didalam ber AC, saya pilih didalam, ada sekitar 10 meja bundar beserta
masing masing 6 kursi mengelilinginya. Saya pikir ada pelayan yang nawarin
menu tapi ternyata harus ke "gerobak" besar pesan buburnya. Saya pesan bubur
ayam, sementara sahabat saya pesan bubur ikan. Terus topingnya seperti biasa
cakwe di taruh dimangkuk, terus sepotong ayam dan ati/ampla. Ayam sepotong
ini mungkin  di "tim" plus irisan tipis jahe dan sayur asin, ati ampla
sepasang. Minumnya juice markisa dan es alpukat. Ada sumpit di meja jadi
makan buburnya satu tangan sumpit ambil potongan ayam atau cakwe, satu
tangan menyendok bubur hi hihi...makan yg aneh...

 

Buburnya relatif encer, seperti bubur orang sakit tipes kalo kata saya, tapi
pas di coba, gurihnya pas, belum lagi kalo dibongkar suwiran ayam yang
generous... memang enak diatas rata rata, di Tipi dibilang seporsi 16
ribu... kata sahabat saya "ok lah untuk 16 ribu gak rugi, enak kok bubur
ikannya". Ramai sekali ketika kami makan disana hampir tidak pernah ada meja
kosong. Terus yang bikin ketawa, dia bilang "besok gw mau coba makan
escargot mel, itu lho bekicot, gw petulang makanan neh soalnya salah satu
kenikmatan hidup adalah makan enak, harusnya gw gabung di jalan sutra yah
kayak elo". Saya nyengir ajah...lagian tinggal subscribe ajah males... 

 

Total kerusakan  Rp.83.500  dengan perincian sebagai berikut :

2 mangkok bubur @ 16.000 = 32.000

1 potong ayam, ati/ampla = 23. 000

Cakwe semangkok = 5000

minum markisa+alpukat+teh 1 gelas = 23.500

 

BUBUR AYAM MANGGA BESAR I

Jl. Mangga Besar I

Buka jam 10.30 - 14.30

17.00 - 00.30

tidak membuka cabang lain.

 

Karena sahabat saya yang ngajak, dia yang bayar sambil terbengong bengong...
terus dia mendesah lirih "yah mel, buburnya seh enak, tapi kalo makan bubur
gw kudu bayar 83.500 berdua, kok tuh bubur jadi berasa gak enak
yah"....xixixiixi...akhirnya diperjalanan pulang kita tertawa terpingkal
pingkal karena dalam sejarah makan bubur termahal dimuka bumi hihihi.. belum
lagi yang datang makan rata rata etnis keturunan tionghoa yang bening bening
dan berkulit terang/putih, sementara temen saya bilang ke saya " gw paling
item yah makan disini".

.jadilah malam minggu yang mengesankan sekaligus terbengong bengong...terus
kami sepakat kalo ada temen yg mau nraktir, kami mau iseng ah bawa makan
bubur mahal ini biar dia ngedumel, bubur aja kok mahal hahahah....

 

Mahal seh tapi itulah harga sebuah coba coba dan kemakan iklan hahaha...

Salam makan enak,Imelda S Jakarta

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to