BERSIH-BERSIH YUK!
(Walentina Rahardjo-Belanda)

Kali ini saya ingin sedikit bercerita tentang kegiatan rutin, yang kadang
bosenin, tapi harus dilakukan yaitu bersih-bersih rumah. 

Problem bagi kita yang hidup di LN, yaitu segalanya harus dikerjakan
sendiri. Di Indonesia, kita tidak perlu jadi orang kaya, tapi sudah umum di
banyak rumah tangga biasanya ada pembantu yang bantu masak, cuci, bersih2
dsb. Kebiasaan ini membuat saya ketika pertama kali datang ke Belanda, baru
menyadari manjanya hidup di Indonesia. Masih untung suami2 yang hidup di
Eropa umumnya turun tangan berbagi pekerjaan rumah tangga dengan istri.
Bermalas-malasan sehari saja tanpa membenahi rumah sudah kelihatan deh
berantakannya rumah kita.
 
Dulu sebelum ke Belanda, image saya tentang Belanda itu bersih dan rapi.
Kalau dilihat dari luar, memang betul. Jalan2 serba apik, nyaris tidak ada
sampah berserakan , toilet umum juga umumnya bersih. Tapi bagaimana dengan
keadaan di tiap rumah tangga? Ternyata tidak seperti yang saya bayangkan,
yang namanya orang jorok, ternyata di mana-mana ada saja, termasuk di
Belanda. Paling tidak ini mengubah image saya bahwa setiap orang Belanda itu
menghargai kebersihan. 

Di Belanda ada program TV "Hoe schoon is jouw huis?" (Bagaimana/seberapa
bersihkah rumahmu?). Ini program yang menayangkan rumah-rumah yang
kotor...tor..tor....seolah-olah bertahun-tahun tidak pernah dibersihkan.
Kemudian pembawa acaranya yaitu  2 orang wanita (ibu dan anak), dibantu team
kebersihan, mendatangi rumah itu. Lalu mengadakan pembersihan besar-besaran
untuk menormalkan rumah itu kembali. Si pemilik rumah juga diberikan tips
bagaimana membersihkan beberapa perabotan. Juga dinasihati jangan
malas...bla...bla...bla.... 

Saya sendiri tidak begitu rapi2 amat. Tapi melihat keadaan rumah di program
itu, memang membuat shock. Pembawa acara dengan wajah biasa2 saja, kelihatan
"tega" tanpa rasa jijik membersihkan toilet  yang warna aslinya sudah hampir
tak terlihat, karena sudah didominasi oleh warna kotoran .... maaf! Pakaian
dalam kotor, dan pakaian kotor,  bertumpuk dan bertebaran di-mana2, di
kamar, di bawah sofa, di tempat tidur, bahkan juga di living room. Piring
dan gelas kotor menggunung. Panci2 kotor yang juga menggunung kelihatan
sudah sangat berkerak kaku oleh bekas makanan yang kayaknya sudah sangat
sulit dibersihkan. Air kotor kental tergenang di bak cuci piring. Ketika
pemilik rumah ditanya bagaimana caranya makan dengan keadaan seperti ini.
Jawabannya santai aja,  tinggal meraih gelas atau piring yang dia butuhkan
dari gunungan kotor tadi, disepul seperlunya, kemudian makan. Selesai makan
perabotan kotor itu digeletakkan begitu lagi, dan begitu seterusnya.
Hiiih....Kulkas dibuka, jangan ditanya deh......tapi di bawah kulkas ada
ditemukan sarang tikus .... dan juga tikus mati....buset! Nggak pernah
kebayang deh hal seperti ini bisa terjadi di negara yang kesadaran
hygienis-nya tinggi seperti Belanda. 
 
Dalam kehidupan sehari-hari, di Belanda sini memang saya belum pernah
bertemu orang yang joroknya betul2 ekstrim seperti di acara TV tadi. Pada
umunya memang orang Belanda yang saya kenal, rumahnya apik, bersih dan
wangi. Tapi saya juga pernah berkunjung ke orang Belanda, yang menurut saya
"cukup jorok" untuk ukuran orang Belanda sendiri. Waktu ke toilet di
bath-room, pakaian kotor lembab dan bau yang bertumpuk, digeletakkan begitu
saja di lantai. Lalu ketika menyuguhkan minuman di atas meja kaca, kelihatan
banget debu tebal melekat di meja itu. Tuan rumah sendiri mengenakan T-shirt
yang sangat kusut, seakan-akan baru diambil begitu saja dari mesin pengering
pakaian tanpa diseterika. Paling tidak kalau mereka mengundang orang,
seharusnya kalau tahu bakalan ada tamu, biasanya kan bersih2 dulu? Saya juga
pernah berkunjung ke orang Belanda yang di rumahnya di mana-mana kucing,
anjing, burung yang jumlahnya hampir kayak di kebun binatang. Percakapan
jadi tidak nyaman, karena sedikit2 tuan rumah harus teriak2 pada binatang2
piaraan itu, ditambah berisik dan bau yang khas...... Ketika pulang ke
rumah, bulu2 binatang itu ikut melekat di pakaian saya.
 
Dan bagaimana dengan saya sendiri? Ya, namanya juga manusia. Kadang juga
dihinggapi rasa malas, dan kadang ada berantakannya juga. Tapi ada hal2 yang
malas atau tidak malas harus tetap memaksa diri untuk dikerjakan. Walaupun
ada mesin cuci piring, tetapi beberapa perabotan masak yang harus
dibersihkan dengan tangan, harus segera dicuci begitu selesai masak. Begitu
juga kebersihan dapur, tempat tidur, tak lupa toilet tentunya. Karena sehari
saja kita menunda pekerjaan, semua yang berantakan itu akan semakin
bertumpuk, yang malah membuat kita semakin malas untuk membereskannya. Jadi
cara saya memaksa diri, adalah selalu ingat, bereskan sekarang juga mumpung
pekerjaan itu masih sedikit. 

Dan untuk semakin menambah gairah yang membuat pekerjaan bersih-bersih tidak
membosankan, kadang saya bikin selingan. Misalnya menata interior tidak
selalu sama. Memanfaatkan kreativitas karya sendiri (misalnya lukisan) untuk
menghias rumah, juga kadang bisa membuang kemalasan untuk menjaga kebersihan
rumah. Soalnya kita cenderung ingin agar kreativitas karya sendiri itu bisa
dinikmati dalam keadaan rumah kita bersih dan rapi kan? Variasi bunga2 segar
di ruangan yang diselang-seling, ditambah musik kesayangan, untuk
menciptakan suasana. Juga membuat tema warna di dalam rumah. Misalnya
bantal-bantal kursi merah, karpet merah. Ditambah lukisan-lukisan karyaku di
dinding yang yang juga bernada merah, dengan tandatanganku, Walentina
2006....jadi tambah semangat deh. Ah sudah dulu......saya mau bersih-bersih
dulu, ya! Salam dari Belanda.

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke