Sepuluh Unsur Kepribadian Billionaire

 

Minggu lalu saya berada di New York City, tepatnya Manhattan, yang jaraknya
kurang lebih 2500 mil dari kediaman saya di San Francisco Bay Area.
Seorang"mogul" alias pengusaha kelas kakap yang berteman dekat dengan Donald
Trump memanggil saya untuk membantunya dalam mendirikan divisi baru
institusi pendidikannya yang sudah mendunia. Sebutlah namanya Mr. JC.

 

Sebagai seorang konsultan yang sering mendengar nama Mr. JC ini
disebut-sebut, tentu saja saya sangat girang ketika dikontak oleh asistennya
untuk mengunjungi Si Mogul ini untuk business meeting. Dengan harap-harap
cemas saya mempersiapkan segala sesuatunya agar presentasi saya nanti tidak
memalukan. Namanya saja berbisnis dengan seorang pengusaha kelas kakap.
Siapalah saya ini di matanya. Ternyata, di luar dugaa n saya, Mr. JC sangat
ramah dan informal. Kecerdasannya tampak jelas dari "being comfortable in
his own skin." Ia sangat nyaman dengan dirinya sendiri, tidak ada unsur
intimidasi 
maupun berusaha tampak lebih cerdik daripada lawan bicaranya. Sungguh saya
sangat terkesan.

 

Selama kurang lebih 6 jam perjalanan pulang di pesawat, saya banyak
merenungkan pertemuan ini, terutama mengenai kepribadian Mr. JC yang sangat
menawan. Otak saya yang gemar melakukan studi komparasi kembali bekerja.Satu
per satu wajah orang-orang sukses muncul di benak saya. Wah, ternyata banyak
sekali kemiripan sifat dan perilaku mereka dengan Mr. JC, yang tampaknya
sangat bertolak belakang dengan sifat-sifat dan perilaku mereka yang kurang
berhasil.

 

Sepuluh unsur kepribadian seorang billionaire yang saya sarikan berdasarkan
komunikasi dan pergaulan pribadi dengan para billionaies dan beberapa
pengusaha sukses adalah sebagai berikut :

 

Satu, keberanian untuk berinisiatif

Di sinilah letak keunikan utama pengusaha kelas kakap dunia. Mereka selalu
punya ide-ide jenial. Sebagai contoh, lihat saja si Raja Real Estate,
kebangkitannya dari bangkrut beberapa tahun yang lalu sekarang sudah
membuahkan lebih dari sekedar kerajaan properti belaka. Ada boneka Donald,
ada seri TV The Apprentice, ada online university Trump University. com
,bahkan ada t-shirt "You're Fired" dan buku-buku best-sellernya. Semua
berangkat dari inisiatif belaka, yang bisa kita pelajari dan tiru.

 

Dua, tepat waktu

Selalu menepati janji dan tepat waktu karena ini adalah bukti kemampuan
memanage sesuatu yang paling terbatas di dalam hidup kita, yaitu waktu.
Kemampuan untuk hadir sesuai janji adalah kunci dari semua keberhasilan,
terutama keberhasilan berbisnis. Respek terhadap waktu merupakan pencerminan
dari respek terhadap diri send iri dan partner bisnis.

 

Tiga, senang melayani dan memberi

Seorang billionaire pasti mempunyai kepribadian sebagai pemimpin dan seorang
pemimpin adalah pelayan dan pemberi. The more you give to others, the more
respect you get in return. Syukur-syukur kalau ada karma baik sehingga
mendapat kebaikan juga dari orang lain. Paling tidak dengan memberi dan
melayani, kita sudah menunjukkan kepada dunia betapa berlimpahnya kita. Alam
bawah sadar kita akan terus membentuk blue print sukses berdasarkan
kemampuan memberi ini.

 

Empat, membuka diri terlebih dahulu

Pernah Anda bertemu orang yang selalu mau bertanya soal hal-hal pribadi
tentang orang lain namun tidak pernah mau membuka diri? Mereka biasanya
hidup dalam ketakutan dan kecurigaan, yang pasti mereka akan sangat sulit
untuk mencapai kesuksesan karena dua hal ini adalah lawan dari unsur-unsur
yang membangun sukses. Rasa percaya dan kebesaran hati untuk membuka diri
terhadap lawan bicara merupakan cermin bahwa kita nyaman dengan diri
sendiri, lantas tidak ada yang perlu ditutupi, sesuatu yang dicari oleh para
partner bisnis sejati. (Siapa yang mau bekerja sama dengan orang yang
misterius ?)

 

Lima, senang bekerja sama dan membina hubungan baik dengan para partner
bisnis

Teamwork jelas adalah salah satu kunci keberhasilan utama. Donald Trump dan
Martha Stewart pun mempunyai tim-tim mereka yang sangat loyal sehingga
mereka bisa mencapai sukses luar biasa. "No man is an island," kita semua
perlu membangun network kerja yang baik, sehingga jalan menuju sukses
semakin terbuka lebar.

 

Enam, senang mempelajari hal-hal baru

Kembali kita mengambil contoh Pak Trump yang baru saja membuka online
university. Apakah beliau adalah ahli pendidikan? Seorang profesor? Jelas
tidak, namun dengan kegemarannya mencari hal-hal baru serta langsung
mengaplikasikannya, maka dunia bisnis semakin terbuka luas baginya.Dunia
bisnis baginya adalah tempat bermain yang luas dan tidak terbatas. Kuncinya
hanya satu: senang belajar dan mencari hal-hal baru.

 

Tujuh, jarang mengeluh, profesionalisme adalah yang paling utama

Lance Armstrong pernah berkata, "There are two kinds of days: good days and
great days." Hanya ada dua macam hari: hari yang baik dan hari yang sangat
baik.Jangan sekali-kali mengeluh di dalam bisnis, walaupun suatu hari
mungkin Anda akan jatuh dan gagal. Mengapa? Karena setiap kali gagal adalah
kesempatan untuk belajar mengatasi kegagalan itu sendiri sehingga tidak
terulang lagi di kemudian hari. Hari di mana Anda gagal tetap adalah agood
day (hari yang baik).

 

Delapan, berani menanggung resiko

Jelas, tanpa ini tidak ada kesemp atan sama sekali untuk menuju
sukses.Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun tidak
disadari penuh. Resiko hanyalah akan berakibat dua macam: be a good or a
great day (lihat di atas). So, untuk apa takut? Kegagalan pun hanyalah
kesempatan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama di kemudian hari
kan?

 

Sembilan, tidak menunjukkan kekhawatiran (berpikir positif setiap saat)

Berpikir positif adalah environment atau default state di mana keseluruhan
eksistensi kita berada. Jika kita gunakan pikiran negatif sebagai default
state, maka semua perbuatan kita akan berdasarkan ini (kekhawatiran atau
cemas). Dengan pikiran positif, maka perbuatan kita akan didasarkan oleh
getaran positif, sehingga hal positif akan semakin besar kemungkinannya.

 

Sepuluh, "comfortable in their own skin" alias nyaman dengan diri sendiri
tanpa perlu berusaha menutup-nutupi sesuatu maupun supaya tampak "lebih"
dari lawan bicaranya

Pernah bertemu dengan billionaire yang rendah diri alias tidak nyaman dengan
diri mereka sendiri? Saya yakin tidak ada. Kenyamanan menjadi diri sendiri
tidak perlu ditutup-tutupi supaya lawan bicara tidak tersinggung karena
setiap orang mempunyai tempat tersendiri di dunia yang tidak bisa digantikan
oleh orang lain.

 

Saya adalah saya, mereka adalah mereka. Dengan menjadi diri saya sendiri,
saya tidak akan mengusik keberadaan mereka. Jika mereka merasa tidak nyaman,
itu bukan karena kepribadian saya, namun karena 
mindset yang berbeda dan kekurangmampuan mereka dalam mencapai kenyamanan
dengan diri sendiri.

 

Salam sukses, sampai bertemu di puncak gunung kesuksesan





[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke