On Thu, 17 Mar 2005, Wahyu Kelik wrote: > Saya rasa APNIC tidak pernah protes penggunaan nama lain untuk NIR. Bisa > ditunjukkan RFC yang mengatur masalah penggunaan akhiran NIC? Selama > mengikuti millis JPNIC, saya tidak pernah menemukan satupun komentar > mengenai hal itu. KRNIC juga sama.
Kalau APNIC protes pasti seputar uang setoran aja :-), eh tapi kan APNIC non profit yah :-). > Yang pasti, semua lembaga di kedua negara (JP dan KR) tidak pernah > mempersulit pengguna, dan kelihatan dari luar sebagai satu badan. Tidak > perlu pusing-pusing. Tapi di Indonesia? Alamak jaannn...ahik..ahik... ya karena belum ada sistem registrar dan registry maka di Indonesia sulit dilihat satu badan dari luar, kalau di JP dan KR kan sudah banyak yang menjadi reseller yah, tetapi saya lihat yg di Malaysia, kok berat juga mau menjadi resellernya hehehehe, mungkin karena modal saya ndak kuku :-). Eh nulis nulis (saya tulis nulis nulis karena disini memang menulis bukan ngomong, kalau ngomong kan terdengar suaranya :-) apakah sampeyan punya kesimpulan kenapa di JP dan KR tidak ribut ribut, apakah itu karena pengaruh semangat bushido dan taek kwon do ? ah saya kira tiap bangsa memiliki cara belajar sendiri sendiri ya, jadi nggak perlu harus seperti orang Jepang atau harus jadi orang Korea dulu agar bisa tenang menyelesaikan persoalan. Jangan lupa Indonesia masih memiliki semangat gotong royong, memang agak beda dari bushido dan tae kwon do, tetapi muaranya ke arah pembangunan bersama. Salam, -Marno-