Assalamualaikum, wr. wb., Sebenarnya saya tidak begitu tertarik dengan opini "Malu Beragama Islam" karena memang tidak ada yang perlu diperdebatkan jika kita tahu tentang sebenarnya makna perdamaian dan jihad. Hanya saja Akhi Deny Suito dan Ari Hidayat menggelitik saya untuk menyatakan pro, maka saya tulislah catatan berikut. Sebenarnya mengerti definisi itu penting dalam beberapa hal, termasuk kata jihad dan perdamaian. kembalilah kita melihat Al-Qur'an مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ. Ini menjadi penting, agar tidak terlalu gampang memberikan stigma negatif kepada orang lain. lebih dari itu, pengetahuan tentang substansi perilaku seseorang (termasuk perdamaian) juga perlu mendapat perhatian khusus. Saya sangat setuju dengan pengumpamaan Akhi Deny pada penggembala. Demikian dari saya, Min Akhikum Ach. Nurcholis Majid
--- Pada Sen, 18/5/09, Deny Suito <denysu...@yahoo.com> menulis: Dari: Deny Suito <denysu...@yahoo.com> Topik: Re: [IKBAL Al-Amien] Malu Beragama Islam Kepada: ikbal_alamien@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 18 Mei, 2009, 6:55 AM Jihad bukan hanya bermakna perang (perjuangan fisik), tapi juga pikiran (ijtihad), dan melawan hawa nafsu (mujahadah). Secara spesifik al-Quran menggunakan kata "qital" untuk perang. Tapi tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian makna dari jihad adalah perang. Menagasikan hal ini berarti telah mereduksi makna jihad. Apakah perjuangan fisik (dalam hal ini militer) adalah jadul??? saya kira tidak. Mari kita telisik berapa banyak yang dana yang dialokasi untuk anggaran militer. Amerika misalnya, pada tahun 2008 mengalokasikan dana sebesar $ 711 triliun (48,28 % dari total anggaran militer dunia). Di bawah AS, China (121.9 triliun dolar), Russia (70), Inggris (55.4), dan Prancis (54). Jadi, apakah jihad dalam makna membangun kekuatan militer adalah hal yang jadul??? Sebuah negara tidak dikategorikan sebagai negara super power, meskipun mempunyai kekayaan yang berlimpah, jika tidak mempunyai armada perang yang tangguh. Bahkan dalam perpolitikan internasional, negara yang mempunyai kekuatan militer hebat akan diperhitungkan. Misalnya, AS tidak berani "neko-neko" sama Rusia dan China karena kekuatan militer yang dimiliki oleh kedua negara tersebut. contoh kongkretnya ketika Rusia menyerbu Ossetia yang merupakan wilayah negara Georgia. Negara Georgia merupakan negara yang didukung AS. Meskipun demikian, AS tidak berani menurunkan pasukannya ke Georgia. Beda halnya dengan kasus Afghanistan atau Irak.Jihad dengan membangun SDM umat islam merupakan prioritas saat ini. Namun jangan melupakan makna jihad yang lain karena dunia ini tidak dihuni oleh manusia-manusia berhati malaikat, banyak juga buruk.salam From: rifai Ipai <rifai_...@yahoo. com> To: ikbal_alamien@ yahoogroups. com Cc: rifai Ipai <rifai_...@yahoo. com> Sent: Saturday, May 16, 2009 3:07:31 PM Subject: Re: [IKBAL Al-Amien] Malu Beragama Islam Sungguh besar semangat anda untuk berjihad...! tapi sayangnya sekarang jihad pakai fisik sudah nggak jaman lagi alias jadul. lebih dari itu mari kita lihat, realita di abad 21 ini. Islam yang diyakini kaya akan ilmu pengetahuan, sayang perdabannya sungguh sangat memprihatinkan. bahkan islam sering kali diperdaya oleh orang yang diyakininya sebagai musuh, itu bukti kualitas SDM dalam Islam sangatlah minim. sehingga dengan mudahnya di adu domba…! Apakah masih pantas mengatakan jihad Cuma dengan perang…! --- On Fri, 5/15/09, Deny Suito <denysu...@yahoo. com> wrote: From: Deny Suito <denysu...@yahoo. com> Subject: Re: [IKBAL Al-Amien] Malu Beragama Islam To: ikbal_alamien@ yahoogroups. com Date: Friday, May 15, 2009, 1:37 PM Perdamaian seperti apa yang mesti diterapkan antara Israel dan Palestina? Apakah opsi dua negara yang sama-sama berdaulat? Opsi ini sepertinya tidak diinginkan oleh Israel karena Israel ingin melebarkan tapal batas wilayah mereka. Meskipun opsi ini kita setujui, apakah ini bukan merupakan persetujuan kita atas pencaplokan atau penjajahan? Bukankah pembukaan UUD 1945 tmenentang segala bentuk penjajahan! Apakah salah jika bangsa palestina mengobarkan semangat jihad untuk menentang penjajahan tersebut? jika hal ini salah, marilah kita "kutuk" ulama-ulama NU pada era revolusi kemerdekaan yang telah mengeluarkan- -dengan dipimpin oleh KH Hasyim Asy'ari--Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 untuk melawan agresi militer Belanda.Saya teringat sebuah pepatah yang menyatakan bahwa "jika anda ingin perdamaian maka anda harus siap perang" (untuk mempertahankan diri). From: rifai_bkl <rifai_...@yahoo. com> To: ikbal_alamien@ yahoogroups. com Sent: Friday, May 15, 2009 4:23:36 PM Subject: [IKBAL Al-Amien] Malu Beragama Islam Cairo, Hari ini Jum'at 15/5 jam 12 malam. Seperti biasa aku menghidupkan Komputerku yang tak lain untuk OL (online) sambil dengerin musik. Setelah mengaktif YM (Yahoo Messegger), sudah kebiasaanku mencari berita dan info permasalahan yang sedang berkembang, ya itung-itung nambah wawasan juga biar nggak ketinggalan berita dari tanah air tercinta. Kompas Online yang pertama kali aku buka, karena kebiasaanku membaca Koran Kompas semasa di Indonesia. Kemudian dengan tak sabar langsung aku klik KOMPAS ePaper, fiture ini baru di publikasikan beberapa hari lalu (11/5) berisi Kompas cetak berbentuk seperti Pdf, sehingga kabar yang telah diedarkan dengan kompas cetak juga bisa dinikmati dengan mudah secara online. Dan tentunya dengan fitur baru ini, memudahkanku membaca kompas yang sudah dicetak, walaupun tidak berbentuk kertas yang biasa dipegang di tangan. Perkembangan berita hari ini masih dalam ruang lingkup isu-isu perpolitikan, dengan ramainya pemberitaan koalisi partai. Ada satu berita yang membuat hatiku terenyuh membacanya, tepatnya dalam rubrik UMUM, pada halaman 15. Di bawah gambar utama dalam halaman itu, ada sebuah berita berjudul "Paus : Tolak Kebencian". Berita itu menyorot pada perjalanan Paus Benediktus XVI ke Timur Tengah, dengan tujuan membawa pesan perdamaian antara dua Negara yang selama ini selalu bertikai, Israel dan Palestina. Dalam berita itu memceritakan kunjungan Paus di Nazharet pada hari kamis kemaren (14/5). Paus menyapa puluhan ribu umat Kristen dengan pesan rekonsiliasi1) , juga mendorong umat Kristen dan Muslim menolak kebencian dan agar hidup berdamai. Dalam kunjungan itu Paus mengatakan : "Sayang sekali , Nazareth telah mengalami ketegangan pada tahun-tahun belakangan ini yang merusak hubungan antara komunitas Kristen dan Muslim," ujarnya. "Saya menyerukan kepada mereka yang memiliki niat baik di dua komunitas untuk memperbaiki kehancuran yang terjadi dan dalam kesetiaan memegang keyakinan bersama akan satu Tuhan, bekerja membangun jembatan, serta menemukan jalan menuju kerukunan," kata Paus dalam Khotbahnya. "Semoga semua orang menolak kekuatan kebencian dan prasangka yang menghancurkan, yang membunuh jiwa manusia sebelum membunuh tubuhnya," ujar Paus. Sungguh hatiku terenyuh, setelah memikirkan dan mempertimbangkan kembali berita itu, melihat diriku sebagai muslim. Aku berfikir kenapa harus Paus mewakili umat Kristen, yang mengajak kepada kedamaian? Kenapa tidak ada pemimpin Islam yang melakukan hal itu? Apakah terlalu rendah harkat martabat, bila umat Islam mengajak kepada kedamaian? Padahal dalam diri Islam itu sendiri, berlatar belakang sebagai agama rahmatan lil'alamin yang membawa kedamaian bagi seluruh isi alam. Dalam benakku aku merasa malu bila mengaku sebagai muslim saat ini, sebab Islam saat ini selalu di identikkan dengan aksi anarkis, yang selalu membuat keonaran dalam topeng nama Tuhan (Jihad). Seakan-akan Islam sudah tidak lagi mengindahkan kedamaian, walaupun umatnya selalu mengaku bahwa agamanya membawa kedamaian, tapi yang diperbuatnya selalu keonaran. Hal itu membuktikan adanya paradoksal antara tingkah laku umat Islam dengan ajarannya. Seharusnya Umat Islam mengajak kepada kedamaian malah diajak berdamai oleh seorang Paus, seakan-akan mengajari umat Islam. Sungguh perasaanku malu…! Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa mendapatkan semuanya. http://id.mail.yahoo.com