At 09:49 17/07/99 +1000, you wrote:
>Rekan-rekan indoz-netters,
>
>Spt yg pernah saya sampaikan beberapa bulan lalu, saya masih memegang dana
>hasil dompet indoz-net tahun 1996. Mas/mbak Pudjo, Bison, Jamil, Noor,
>Anti, Sani, Jusak, dll dst dsb tentunya masih ingat akan fund raising kita
>dulu. Dana ini tidak pernah diutak-atik, dan sekarang berjumlah Aus$
>1,861.42 (sesuai statement dari CBA tgl 5 July 1999). Dana tsb tercatat
>atas nama indoz-net, dng penandatangan: saya dan mas Bambang (Ketua PPIA
>Qld). Mengingat saya, Insya Allah, akan pulang ke Indonesia tiga minggu
>lagi, kembali saya meminta saran dari teman-teman mengenai penggunaan dana
>tsb.
>
>Dari usulan-usulan sebelumnya, ada tiga alternatif penggunaan yang
>tampaknya paling bisa dipertanggungjawabkan.
>
>1. Disumbangkan sebagian untuk sembako, dan/atau
>2. Digunakan sebagian utk operasional indoz-net, dan/atau
>3. Diserahkan sebagian ke PPIA Pusat.

Pudjo:

wah ... mas Dradjad mau pulang nih, selamat pulang :-)
sepertinya dana tersebut tetap di simpan di account Indoz-net@
hanya hak tanda tangan mas Dradjad di limpahkan ke orang lain di Brisbane,
dan pemakaiannya di tujukan untuk keperluan Indoz-net@,
siapa tahu suatu saat diperlukan untuk kelangsungan Indoz-net@

ketika mas Yos pulang, UTAS tanya tanya untuk tetap sebagai host indoz-net,
nyatanya sampai sekarang masih bisa berjalan, ini tentu dengan perjuangan
dan lobby kawan-kawan di UTAS denga tour of duty-nya. Saluut itu
kawan-kawan di UTAS.
Saya juga sudah lama nggak dengar kiprah PPIA ini, kadang ngiri juga lho
sama Permias, yang bisa well organized and informasi keberadaannya bisa
mengalir.

Untuk point 1. jangan disumbangkan ke bentuk sembako, karena akan hilang
dalam sekejap, lebih baik kalau diberikan dalam bantuan yang awet, misal:
memberi beasiswa anak-anak yatim.
Kita termasuk beberapa alumnus Indoz-net@ (klik: http://duriyat.8m.com)
mempunyai anak asuh:
tahun 1998/1999 37 anak asuh yatim di semester I, dan naik menjadi 48 di
semester II,
sedang tahun ajaran 1999/2000 sudah menjadi 57 anak yatim, besar beasiswa
itu Rp. 25 000/bulan, jadi rp. 300 000/tahun. Dan syukurlah sudah 51 + 1/3
yang terbiayai, ini termasuk sumbangan PPIA-Queensland yang 10 anak yatim,
kala itu satu anak equivalent dengan $60, tapi sekarang kali sudah $65-70,
karena dollar turun.
Sumbangan PPIA-QLD $600 kita terima di tanah air Rp. 2 610 000,- (bukan Rp.
3 juta).

Hematnya itu memang uang netters Indoz-net@ periode berselang, bagaimana
kalau untuk nutup kekurangan beasiswa anak yatim yang 5 2/3 itu. MOhon info
kawan yang di tanah air Rp. 300ribu itu berapa Aus$?

Saya masih nostalgia dengan semangat Indoz-net@ yang mampu melakukan fund
raising dengan maslah Bosnia, bencana alam Flores (badai), kalau di terus
kan semangat ini akan menjadi bentuk bersahabatan yang baik, karena di
Indoz-net@ terjadi sharing pendapat, beda pendapat justru ada baiknya,
karena akan makin memahami pemikiran pihak lain. Jangan ber-ending dengan
pertengkaran.

Untuk point ke 3, jangan diserahkan ke PPIA Pusat, justru PPIA Pusat yang
memberi ke kita :-)

Silahkan saran lainnya

Terima kasih
Wassalam
Pudjo Rahardjo


-------------------------------
Department of Civil Engineering
The University of Queensland
St. Lucia, Brisbane, QLD 4072
Australia
-------------------------------

Kirim email ke