On Sat, 11 Sep 1999, Siswanto Siswo wrote:

> Yvonne
> 
> No, kita tahu bahwa Indonesia yang kuat itu berbahaya dan tidak disukai oleh 
> barat, maka dengan segala caranya Indonesia akan dibikin kecil-kecil dan 
> tidak kuat, di pecah-pecah dengan SARA, jangan sampai ini terjadi, Soviet 
> sudah terpecah belah karena ditarget barat.

Yang bikin lemah kita itu bukan negara2 barat, tapi rejim Soeharto yang
dengan rakusnya menggasak kekayaan rakyat, menindas kelompok2 kritis yang
bisa diandalkan memajukan Indonesia, memanfaatkan perbedaan2 SARA untuk
menyeimbangkan pengaruh politik Soeharto, dan membunuhi rakyat dari Aceh
sampai Irian Jaya cuma untuk melanggengkan terorisme militer.  Soviet itu
salah satu contoh negara militeristik yang memaksakan ideologi tertentu
terhadap rakyatnya yang pandai-pandai.  Akhirnya, rakyat muak sebab selalu
dianggap bodoh oleh militer yang mengendalikan elit2 politik mereka.  Nah,
apakah kita juga mau begitu?    

> Barat itu masuknya halus, yang lebih dekat dengan barat adalah 
> gereje-gereja, maka barat berbaju manis ke gereja-gereja, sehingga jangan 
> sampai umat gereja terbuai oleh bujukan barat. 

Umat Kristen Indonesia tidak sebodoh itu sebab gereja adalah tempat
beribadah bukan untuk kegiatan politik.  Kalau umat Kristen gampang
dibujuk oleh barat, pasti sudah lama mereka minta senjata ke barat untuk
perang lawan militer Indonesia yang suka mengacau dengan dalih SARA dan
memakai umat Muslim untuk membakari gereja2. Tapi nyatanya umat Kristen
Indonesia ikut melawan Belanda dan Portugis serta berkorban nyawa dan
harta untuk kemerdekaan dan demokrasi di Indonesia.  

> Coba lihat gereja-gereja di 
> Australia telah berpihak sangat nyata, padahal orang TimTim itu ada pro 
> kemerdekaan dan pro otonomi. Kalau gereja hanya memihak pro kemerdekaan, 
> maka akan ada pemurtadan orang-orang dari Katolik Roma menjadi Kriten 
> Protestan, atau Islam atau apa yang lain. 

Saya di Australia setiap minggu ke gereja dan tidak melihat ada pemihakan
gereja di sini.  Malah mereka terus berdoa untuk perdamaian dan
rekonsiliasi orang2 Timor timur (yang pro atau anti-independen).  Saya
juga tidak yakin orang2 Katolik bakal pindah agama cuma karena gereja
mereka memihak pada orang2 yang ditembaki, dikejar-kejar dan disepelekan
oleh militer Indonesia.  Tapi kalau memang ada yang mau pindah, saya kira
itu urusan pribadi, nggak ada kaitan dengan politik.  Kecuali ada agama
yang memakai tangan militer untuk memaksa orang pindah agama. 

> Karena Belo sudah memihak, Vatikan 
> sudah memihak, apakah akan ada tempat bagi mantan pro otonomi di gereja 
> Katolik di TimTim.

Memihak pada orang2 yang sipil yang terancam adalah kewajiban pemuka agama
dimanapun berada dan dari agama apa saja.  Lihat saja, guru2 agama Islam 
di Aceh dibantai oleh TNI hanya karena mereka melindungi orang2 sipil di
mesjid2 mereka, Dalai Lama dikejar-kejar tentara Cina cuma karena dia
membela orang2 Tibet yang dijajah Cina, dlsb.  Terang saja dalam masalah
Timtim, pihak pro-kemerdekaan terancam oleh milisi yang dipersenjatai dan
didukung oleh TNI dan ditakuti oleh Polri.  Sehingga gereja harus
melindungi mereka yang terancam, apalagi mereka itu umat Katolik dan
gereja sendiri tidak bersenjata.  Jadi perlindungan di sini harus dilihat
sebagai perlindungan moral, bukan perlindungan militer atau politik.
Koq malah pastor, suster dan gereja diserang? Yang dilindungi gereja itu
bukan cuma yang pro-kemeredekaan, tapi juga yang pro-integrasi.  

> Sehingga, marilah kita sadari bahwa kita ini sedang dalam proses target oleh 
> barat, bahwa Indonesia harus makin lemah, makin terpecah belah dan semakin 
> tergantung.

Wah, terlalu didramatisir nih.  Yang lebih berat itu adalah ancaman
militer Indonesia terhadap masa depan demokrasi yang baru lahir di
Indonesia.  Mereka inilah yang harus diawasi dan dilawan dengan cara-cara
yang demokratis seperti MOGOK NASIONAL, misalnya.


> Marilah wahai kawan, yang islam, yang Katolik, yang Kristen, yang Buddha, 
> yang Hindu, dll. marilah kita tetap sadar mempertahankan negara kesatuan 
> kita tercinta, kita sadar bahwa isu SARA juga datangnya dari luar, dari 
> barat, katanya demi demokrasi, demi HAM, dll. maka marilah kita pertahankan 
> jiwa nasionalis kita guna membina kerukunan dan kesatuan negara Indonesia 
> dengan demokrasi yang kita sepakati dan tidak didikte oleh barat.

Jiwa nasionalis itu jangan sok dipamerkan, mas.  Kalau anda tanya orang2
di Irian, Maluku, Kalimantan, Aceh, Riau dan daerah2 kaya di Indonesia
lainnya, kenapa mereka nggak suka slogan persatuan dan kesatuan?  Jawabnya
sudah jelas karena uang2 mereka diambil oleh pemerintah pusat dan
mereka dibiarkan miskin seperti pengemis.  Uang yang diambil itu katanya
untuk pembangunan nasional (baca: memberi makan orang2 miskin di daerah2
yang padat penduduknya seperti di Jawa), tapi ternyata dikorupsi oleh
birokrat kita dan dipakai perang bodoh-bodohan di Timtim.  Apakah jiwa
nasionalisme kita cuma berharga untuk membela kepentingan koruptor dan
sejumlah jenderal haus darah? 

> Kita kawal kemerdekaan TimTim dengan baik tanpa pendiktean pihak asing, 
> cara-cara asing terhadap kita itu sudah diktator. Jadi mereka justru lebih 
> memaksakan kehendak, lebih militeris.

Berhentilah melihat debu di mata orang lain, sebab ada gajah melekat di
mata kita.  Saya setuju untuk mengawal kemerdekaan Timtim, tapi bukan
dengan cara membunuhi orang2 Timtim dan membakar serta merampok harta
benda mereka, seperti yang sedang dipertontonkan oleh militer kita.
Katanya kita ini masyarakat pasifis (cinta damai), tapi cara pandang,
sikap dan tindakan kita ternyata bersifat fasis (militeristis).  


> .................................
> Sabtu, 11 September 1999
> Gus Dur Ajak Xanana Tinggal di Rumahnya

Emangnya Xanana itu nggak ada kerjaan, jadi ada waktu dolanan ke rumahnya
Gus Dur.  Ajaklah itu tentara Indonesia supaya pulang ke rumah saja sebab
keluarga mereka lebih membutuhkan mereka daripada orang2 Timtim.  Lagipula
nggak ada negara yang berani perang lawan Indonesia, jadi sebaiknya Gus
Dur ajak tentara2 kita kembali saja ke barak2 mereka supaya jangan
berkeliaran mengitimidasi rakyat tak bersenjata. 

Kirim email ke