On 17 Sep 99, at 15:03, Semmy Littik wrote:
> Quoting [EMAIL PROTECTED]:
>
> > Tapi saya mengerti MBak Betty adalah typikal wanita,
>
> Inilah komentar typikal dari orang yang suka melecehkan
> wanita. Teman Betty nih berpendapat, nah tanggapi saja
> pendapatnya, jangan dibawa-bawa jenis kelaminnya.
>
Nah Lho, udah salah nangkap bola, masih marah lagi. menuduh
nih yee...
> > yang berfikir
> > dengan hati dan selalu sering iba pada yang \'kalah\'.
>
> Ini typikal orang habibi (habis bingung bicara, habis
> bicara bingung): mana ada orang berfikir dengan hati...
> berfikir itu pekerjaan OTAK.
Nuduh lagi nih yee.. pwuas yah mancing-mancing, padahal nggak
kepancing tuh.
>
> > nah, lebih gamblangnya, Mbak Betty itu kasihan sama
> Australia,
> > atau kasihan sama suami yang dipotong pajak, atau
> lebih
> > ektrimsnya kasihan pada diri sendiri, karena income
> keluarga yang
> > menurun.
>
> Mestinya yang dikasihani itu adalah orang-orang Timtim
> yang tidak bersenjata tetapi dihadapi dengan Kopassus
> yang dilatih untuk menghadapi teroris bersenjata. Juga
> yang perlu dikasihani adalah orang-orang Indonesia yang
> termakan propaganda militer Indonesia, apalagi sampai
> ada yang paranoia.
>
meleset lagi euyy... yang diomongin apa, komentarnya apa.
> > banyak juga orang Indonesia yang sudah dan sedang
> berkorban
> > untuk Tim -Tim.
>
> Banyak itu berapa? Berkorbannya dalam bentuk apa?
Susah deh ngomong dengan orang yang lagi BT. Marah melulu sih,
jadi konteksnya kelewat.
>
> >Sebagian kekayaan Aceh, Kal-Tim dan
> Riau
> > dipakai buat membangun mereka.
>
> Ngelantur. Kayaq nggak tau aja tingkah laku koruptor2
> yang memanfatkan Timtim sebagai tempat curi duit negara.
> Saya ke sana tahun 1997 dan mengunjungi kota Same (130
> km dari Dili) dan lihat dengan mata kepala sendiri
> bagaimana miskin dan bodohnya orang-orang asli Timtim di
> desa-desa yang saya lewati. Jadi propaganda pembangunan
> Timtim itu cuma bisa mempan untuk orang-orang yang cuma
> tahu berita Timtim dari media massa Indonesia saja.
>
Sesama ngelantur jangan saling memplesetkan posting dong.
> >Akan halnya kemudian
> > sebagian
> > jenderal mengambil lebih banyak lagi, itu hal lain
> lagi.
>
> Justru inilah masalahnya, koq malah dikesampingkan.
>
Lha saya lagi nggak suka ngomongin yang Pak Besar omongin
kok maksa sih. Di tabloit tiap hari udah tumpah ruah, bosen.
Ditambah tumpah ruahnya caci maki di mailing list ini, plus ngirim
posting double-double, Boring ah.
> Semmy Littik