Quoting [EMAIL PROTECTED]:

> Tapi saya mengerti MBak Betty adalah typikal wanita, 

Inilah komentar typikal dari orang yang suka melecehkan 
wanita.  Teman Betty nih berpendapat, nah tanggapi saja 
pendapatnya, jangan dibawa-bawa jenis kelaminnya.

> yang berfikir
> dengan hati dan selalu sering iba pada yang \'kalah\'.

Ini typikal orang habibi (habis bingung bicara, habis 
bicara bingung): mana ada orang berfikir dengan hati... 
berfikir itu pekerjaan OTAK.

> nah, lebih gamblangnya, Mbak Betty itu kasihan sama 
Australia,
> atau kasihan sama suami yang dipotong pajak, atau 
lebih
> ektrimsnya kasihan pada diri sendiri, karena income 
keluarga yang
> menurun.

Mestinya yang dikasihani itu adalah orang-orang Timtim 
yang tidak bersenjata tetapi dihadapi dengan Kopassus 
yang dilatih untuk menghadapi teroris bersenjata.  Juga 
yang perlu dikasihani adalah orang-orang Indonesia yang 
termakan propaganda militer Indonesia, apalagi sampai 
ada yang paranoia.    

> banyak juga orang Indonesia yang sudah dan sedang 
berkorban
> untuk Tim -Tim. 

Banyak itu berapa?  Berkorbannya dalam bentuk apa?  

>Sebagian kekayaan Aceh, Kal-Tim dan 
Riau
> dipakai buat membangun mereka. 

Ngelantur.  Kayaq nggak tau aja tingkah laku koruptor2 
yang memanfatkan Timtim sebagai tempat curi duit negara.  
Saya ke sana tahun 1997 dan mengunjungi kota Same (130 
km dari Dili) dan lihat dengan mata kepala sendiri 
bagaimana miskin dan bodohnya orang-orang asli Timtim di 
desa-desa yang saya lewati.  Jadi propaganda pembangunan 
Timtim itu cuma bisa mempan untuk orang-orang yang cuma 
tahu berita Timtim dari media massa Indonesia saja.

>Akan halnya kemudian 
> sebagian
> jenderal mengambil lebih banyak lagi, itu hal lain 
lagi.

Justru inilah masalahnya, koq malah dikesampingkan.  

Semmy Littik

Kirim email ke