Saya baca semua artikel majalah l.n. mengenai Timtim baik Time,
Asiaweek, Newsweek, semuanya jelas menyatakan TNI dibalik teror bersama
milisi, belum lagi PM Oz dan Bill Clinton jelas-jelas menuduh TNI
sebagai biangnya teror, nggak mungkin mereka semua salah dan kita yang
benar.

Saya sangat terkejut melihat foto yang dimuat di Time ed.Sept 6, memuat
kronologi seorang demonstran hanya pegang batu dan sandal sambil berlari
disepak tentera TNI, kemudian foto ke-3 demontran tsb. sudah terkapar
dengan darah mengucur dijalanan. Gambar itu sekarang bisa disaksikan di
Kompas, dan jadi cover di Newsweek edisi terbaru (shame on you,
Indonesia).
Jadi TNI benar-benar biadad, tadinya saya merasa kehilangan Timtim, tapi
sekarang saya malah berbalik mensyukuri kemerdekaan mereka, daripada
jadi ajang pembantaian tentera biadad kita.

Anda bisa membayangkan bagaimana perasaan masyarakat international
membaca dan menyaksikan rakyat Timtim diteror dan dibunuh, baik lewat
mass media maupun layar tv, tidak heran kalau Oz begitu ngotot ingin
segera masuk ke Timtim (walaupun kita cari excuse itu karena kepentingan
politik), tapi kalau tentera kita sudah bersalah mau apa lagi,
berlindung dibalik 'nasionalis' picisan? coba kalau keluarga anda yang
dibunuh seperti anjing itu.

Saya lebih menganjurkan kepada anda yang katanya tersinggung
'nasionalisme', sampai demo bakar bendera segala, sadarlah kalau orang
kita yang biadab, nggak usah pakai bangga ini itu, toh saya sendiri
tidak bangga ke paha bibi, semakin lama paha bibi di istana, semakin
rusak Indonesia ini.

Kris Benny



Semmy Littik wrote:

> Quoting Siswanto Siswo <[EMAIL PROTECTED]>:
>
> > Yang saya dengar agak aneh, Indonesia meminta Peace
> Keeper, tapi diberi
> > Pasukan MultiNasional dengan mandat bisa menempuh
> segala cara.
>
> Semmy:
> Peace keeper itu penjaga perdamaian, tapi karena tidak
> ada perdamaian di Timtim akibat kebodohan dan kebiadabab
> beberapa jenderal TNI, akhirnya harus dikirim UN Force.
> Jadi yang menyebabkan datangnya UN Force itu adalah
> kebiadaban TNI.
>
> > Kalau Oz, menuduh Indo dibalik militia pro-integrasi,
> otomatis pasukan Oz
> > akan dibalik militia anti-integrasi, Fretilin akan
> membonceng pasukan Oz.
>
> Semmy:
> Saya yakin pasukan PBB tidak sebodoh pasukan TNI.
>
> > Soalnya mana berani mana bisa pasukan Oz masuk ke
> daerah tanpa pemandu
> > orang
> > lokal, data-data lokal yaitu pasti dari militia
> anti-integrasi
>
> Semmy:
> Pasukan PBB itu punya alat canggih untuk pengumpulan
> data.  Lagipula kalau penduduk lokal mau bantu pasukan
> PBB itu wajar-wajar saja sebab 78.5% total penduduk
> Timtim sudah muak terhadap kebiadaban TNI.
>
> > Jadi semua memang sandiwara, Media Oz cerita koar-koar
> TNI dibelakang
> > militia, tapi tentu mereka TIDAK akan cerita kalau
> pasukan Oz dibelakang
> > militia ANTI-intergrasi. Mana berani masuk TimTim
> tanpa bantuan militia
> > Anti
> > - integrasi. Media Oz hanya cerita, bahwa pasukan Oz
> sudah mendapat semua
> > data TimTim, titik, asal dari mana tidak akan disebut.
> so, again Media oz
> > telah berat sebelah.
>
> Semmy:
> Yang jelas media Oz tidak akan tanya sama mas Siswo atau
> komandan pembunuh dari TNI.
>
> > Dan saya akan sedih, kalau anak dan keluarga Pasukan
> Oz hanya akan
> > mendapatkan kalung dan cincin sang ayah yang maju ke
> medan tempur, karena
> > 5000 eks pasukan KOPASUS akan disersi dan menyambut
> Pasukan Oz.
>
> Semmy:
> Ah...TNI kek, Kopassus kek, Kekakus kek, dalam 33 tahun
> terakhir sudah terbukti belum pernah menang lawan orang
> bersenjata (contoh: GAM, OPM dan Fretelin).  Mereka cuma
> menang lawan mahasiswa, perempuan, anak-anak dan
> laki-laki tak bersenjata.
>
> > Betul kata Oom Look, lebih baik, pasukan Oz membantu
> orang Aborigin saja,
> > membangung perumahaan mereka, bla...bla...bla...
> daripada berhadapan dengan
>
> Semmy:
> Lebih baik anda menasehati TNI aja sebab itu khan
> tentara kita.  Daripada ngurusin rumah tangga orang
> lain.
>
> > Benarkah dengan campur tangan negara asing TimTim akan
> lebih baik ?
>
> Semmy:
> Wait and see, man.  Toh sudah 54 tahun Indonesia berdiri
> masih saja darah orang-orang tak berdosa mengalir setiap
> hari karena kebiadaban TNI.  Ngurusin itu aja lah,
> daripada ngomongin orang lain...sirik lu!
>
> > Darah akan terus membanjiri TimTim dengan darah
> tetangga. menyedihkan.
> > Sayang mereka adalah korban politiknya Howard yang
> berambisi jadi Presiden,
> > marahlah rakyat Oz kepada Howard. Judith tells your
> PM.
>
> Semmy:
> Sok menasehati nih...orang2 Aussie itu nggak sebodoh
> yang anda pikirkan.  Mereka bisa menyeret elit-elit
> pemerintah mereka ke pengadilan kalau bersalah,
> sedangkan di Indonesia mana ada begitu.  Jadi, supaya
> jangan malu-maluin, nasehati saja diri sendiri dan
> politisi kita.
>
> Semmy Littik

Kirim email ke