--------------A6D04361CBCA70C279F6CCD3
Content-Type: text/plain; charset=us-ascii
Content-Transfer-Encoding: 7bit
raras pratiwi wrote
>Wiryono mengaku telah melayangkan surat protes kepada DepluAustralia
mengenai tindakan kasar >para pengunjuk rasa. Mereka seringkali
mengeluarkan kata-kata kotor, mengejek para staf KBRI >dan memukul dan
menendang mobil milik staf KBRI.
Begitulah resiko pejabat diplomatik, yang berbuat salah orang di negeri
sendiri eeh, diplomat kena getahnya. Di semua negara.
Tapi ini sudah lama sekali berlangsung, mbak. Banyak sekali attitude
pejabat kita yang jelek, baik dilakukan di DN atau LN yang seringkali
membuat pejabat diplomatik malu dan dipermalukan. Entah kenapa, kok pada
akhirnya kita bisa menyimpulkan banyak hal mengenai attitude jelak saudara
kita sendiri, misalnya:
Rendah diri, trus jadi kemlinthi (overacting) semata-mata untuk menutupi
rasa rendah dirinya.
Gampang iri, sakit hati dan pendendam.
Pemalas.
Mau menang sendiri.
Muara semua ini cuman satu : budaya.
(Tapi nggak semuanya begitu lhooooo ....)
wass.
(semar)
University of Attitude
Department of Morale
Wong Cilik 321
>
> Para pengunjuk rasa juga membentangkan spanduk bertuliskan
>
> "Amnesti Internasional" di muka pintu masuk untuk memblokir
> semua kendaraan. Pemblokiran juga dengan menumpuk sepatu
> bekas di muka pintu masuk. Polisi setempat tidak bersedia
> menyingkirkan tumpukan sepatu dan spanduk itu dengan
> alasan bahwa hak demonstrasi dilindungi UU Australia.
>
> Dubes sangat menyesalkan argumen tersebut. Menurut dia,
> pihaknya tidak keberatan ada demonstrasi. Tetapi di negara
> manapun, demonstrasi ada aturannya, tidak seperti
> di Australia.
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
--------------A6D04361CBCA70C279F6CCD3
Content-Type: text/html; charset=us-ascii
Content-Transfer-Encoding: 7bit
<!doctype html public "-//w3c//dtd html 4.0 transitional//en">
<html>
raras pratiwi wrote
<p>>Wiryono mengaku telah melayangkan surat protes kepada DepluAustralia
mengenai tindakan kasar >para pengunjuk rasa. Mereka seringkali mengeluarkan
kata-kata kotor, mengejek para staf KBRI >dan memukul dan menendang mobil
milik staf KBRI.
<p>Begitulah resiko pejabat diplomatik, yang berbuat salah orang di negeri
sendiri eeh, diplomat kena getahnya. Di semua negara.
<br>Tapi ini sudah lama sekali berlangsung, mbak. Banyak sekali <i>attitude
</i>pejabat
kita yang jelek, baik dilakukan di DN atau LN yang seringkali membuat pejabat
diplomatik malu dan dipermalukan. Entah kenapa, kok pada akhirnya kita
bisa menyimpulkan banyak hal mengenai <i>attitude </i>jelak saudara kita
sendiri, misalnya:
<p>Rendah diri, trus jadi <i>kemlinthi</i> (<i>overacting</i>) semata-mata
untuk menutupi rasa rendah dirinya.
<br>Gampang iri, sakit hati dan pendendam.
<br>Pemalas.
<br>Mau menang sendiri.
<p>Muara semua ini cuman satu : budaya.
<p>(Tapi nggak semuanya begitu lhooooo ....)
<p>wass.
<br>(semar)
<br>University of Attitude
<br>Department of Morale
<br>Wong Cilik 321
<br>
<blockquote TYPE=CITE>
<br>Para pengunjuk rasa juga membentangkan spanduk bertuliskan
<p>"Amnesti Internasional" di muka pintu masuk untuk memblokir
<br>semua kendaraan. Pemblokiran juga dengan menumpuk sepatu
<br>bekas di muka pintu masuk. Polisi setempat tidak bersedia
<br>menyingkirkan tumpukan sepatu dan spanduk itu dengan
<br>alasan bahwa hak demonstrasi dilindungi UU Australia.
<p>Dubes sangat menyesalkan argumen tersebut. Menurut dia,
<br>pihaknya tidak keberatan ada demonstrasi. Tetapi di negara
<br>manapun, demonstrasi ada aturannya, tidak seperti
<br>di Australia.
<p>__________________________________________________
<br>Do You Yahoo!?
<br>Bid and sell for free at <a
href="http://auctions.yahoo.com">http://auctions.yahoo.com</a></blockquote>
</html>
--------------A6D04361CBCA70C279F6CCD3--