KOMPAS, Minggu, 19 September 1999
SANGAT WAJAR, PEMUTUSAN HUBUNGAN DENGAN AUSTRALIA
Semmy:
Ini sambungan berita versi saya:
SANGAT BODOH, PEMUTUSAN HUBUNGAN DENGAN AUSTRALIA
K:
> MENJADI BERANTAKAN
>
Rasa yakin ASEAN itu ditunjukkan oleh semakin
beraninya kelompok regional ini menolak hegemoni Barat.
Para menlu ASEAN berani memboikot pertemuan dengan menlu
Uni Eropa (UE) di Berlin karena UE menolak kehadiran
delegasi Myanmar. NATO dan AS juga dikritik dan
diwanti-wanti menlu ASEAN agar jangan sekali-kali
melakukan pemboman di kawasan Asia-Pasifik, seperti
yang mereka lakukan di Kosovo.
Semmy:
Karena diwanti-wanti itulah, maka Australia dan
negara-negara yang tergabung dalam pasukan INTERFET
tidak membom Dili dengan bom sungguhan, tetapi membom
TNI dengan kata-kata sampai TNI akhirnya menyerah dan
mempersilahkan INTERFET masuk ke Timtim.
K:
Namun entah mengapa, Sekjen PBB Kofi Annan dan Dewan
Keamanan (DK)-PBB meniscayakan realitas politik baru di
Asia-Pasifik ini. Mungkin PBB tak mau repot, sekaligus
menjadikan misi ke Timtim untuk meningkatkan
kredibilitasnya setelah gagal di Irak dan Kosovo.
Semmy:
Dengan hadirnya PBB di Dili juga makin jelas bahwa
realitas politik di Asia-Pasifik sebenarnya tidak
ditentukan oleh Indonesia, tetapi oleh negara-negara
lainnya yang selama ini merupakan tempat Indonesia
mengemis dana pembangunan, seperti Australia, New
Zealand, AS, Uni Eropa, dan negara-negara kaya lainnya.
K:
Buat apa buang-buang waktu dan tenaga, toh Australia
sudah siap masuk ke Timtim?
Semmy:
Oleh sebab itu, sangat bodohlah kalau Indonesia
memutuskan hubungan dengan Australia sebab ternyata
Australia lah yang membantu membersihkan tinja yang
dilumurkan TNI ke wajah bangsa Indonesia.
K:
Provokasi dan penangkalan (deterrence) Australia telah
membangkitkan rasa nasionalisme kelompok-kelompok
tertentu di Indonesia.
Semmy:
Syukurlah bahwa kelompok-kelompok itu bukan mayoritas
bangsa Indonesia, tetapi hanya segelintir orang bayaran
yang hanya berteriak di Jakarta, tapi tidak berani
datang langsung ke Timtim untuk berhadapan langsung
dengan pasukan INTERFET.
K:
Konsep pertahanan benua ini berorientasi ke doktrin
pertahanan AS, yang mengandalkan kepemilikan
pangkalan-pangkalan militer di luar benuanya (forward
base defence).
Semmy:
Oleh sebab itu, TNI tidak mungkin berani menantang
Australia berperang sebab Australia tidak merasa sepadan
untuk berperang dengan TNI berhubung pasukan Kopassus
juga dilatih di Australia. Inilah hubungan hipokrit
antar kedua negara yang seolah-olah mau perang tetapi
sebenarnya hanya permainan diplomasi tinggi saja.
K:
Seperti diberitakan The Age (19/2), pemerintahan Howard
sudah memperkirakan terjadinya kekacauan setelah
penyelenggaraan penentuan pendapat. Timtim menjadi
alasan yang tepat bagi ADF-dan kebetulan dapat
dibenarkan oleh PBB-untuk masuk Timtim.
Semmy:
Perkiraan itu ternyata benar sebab sudah dilaporkan
adanya tindakan biadab dari TNI dan milisi-milisi
bersenjata buatan TNI terhadap anak-anak, perempuan dan
orang-orang tua serta laki-laki tak bersenjata di
Timtim.
K:
Oleh sebab itulah Australia berani \"bermain api\" dengan
mengancam Indonesia tanpa henti-hentinya. Mereka tidak
peduli bahwa Timtim masih menjadi bagian dari wilayah
kedaulatan Indonesia sampai Sidang Umum MPR mendatang.
Semmy:
\"Api\" yang dimaiknkan oleh Australia itu ternyata berupa
kata-kata diplomasi yang berhasil membuat TNI bertekuk
lutut setelah mengakui bahwa benar TNI tidak mampu
menjamin keamanan Timtim seperti yang dituntut dalam
perjanjian New York Mei 1999 lalu. Lagipula 78.5%
rakyat Timtim sudah menyatakan Timtim merdeka, seperti
yang dilakukan oleh bangsa Indonesia pada tahun 1945.
K:
PM Howard telah mengguncang stabilitas dan perdamaian di
kawasan ini. Apa pun perhitungannya, berhasil atau gagal
di Timtim, ia membuat kawasan ini berantakan.
Semmy:
Tentu saja hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan
oleh TNI, yakni menciptakan instabilitas di dalam negeri
sendiri sampai akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia hancur berantakan akibat perang dimana-mana,
mulai dari Aceh sampai Irian Jaya.
K:
Sangatlah wajar jika Indonesia segera memutuskan saja
hubungan diplomatik dengan Australia.
Semmy:
Tetapi berhubung Indonesia masih membutuhkan bantuan IMF
dan World Bank untuk menebus hutang luar negerinya, maka
walaupun nampaknya WAJAR menurut propaganda TNI, tetapi
sebenarnya sangatlah BODOH kalau Indonesia cepat-cepat
memutuskan hubungan diplomatik kedua negara.
(budiarto shambazy)
(semmy littik aza)
--------------------------------------------