Pasukan Australia masuk TIMTIM lebih pantas disebut sebagai Bounty Hunter
(kalau sebutan mercenaries terlalu kasar). Masuk dengan gaya
belligerent-nya yang mau mengejar dan menghabisi milisi pro integrasi.
Jelas Falintil menolak menyerahkan senjata tidak bisa dijawab. Ada
positioning soalnya disitu.
Kemarin di Parlemen saat Xanana datang, masalah reward-nya untuk Bounty
hunter sudah mulai disinggung yaitu soal Timor Gap treaty. Kemudian Downer
juga sudah mulai akan mencari dana dana bantuan dari luar untuk membangun
TIMTIM, perusahaan kontraktor konstruksi mulai sorak dan ngitung ngitung
dapet proyek disaat resesi ekonomi begini. Hebat enterpreneurship-nya. 
Ingat tidak waktu perang teluk, perangnya belum selesai di US
kontraktor kontraktor sudah ramai bagi bagi kapling proyek rehabilitasi
(satu contoh yang bagus). 

Padahal sebagai Peace Keeping Force, mereka harusnya datang
untuk mengumpulkan kedua belah pihak dan mengusahakan perdamaian diantara
keduanya, kalau perlu "force them to make peace"....tapi dengan adil yaitu
keduanya harus dilucuti senjatanya.
Kegagalan TNI pasca referendum bisa dipahami karena jelas ada 
keberpihakan, paling tidak keberpihakan secara psikologis karena
mereka teman seperjuangan memerangi Falintil/Fretilin selama 23 tahun. 
Tetapi kalau INTERFET bersikap seperti sekarang ini, patut dong
dipertanyakan kenetralannya. Apakah Cosgrove juga punya masalah psikologis
dengan Falintil/Fretilin ? Jangan jangan iyaa dengan adanya si "Bomb
maker" dari Sydney yang ikut gerilya. 
Tetangga saya bilang :" Ini mah cuman gantian peran doang"
Kita lihat, apakah Australia akan terus memerangi gerilya Aitarak dll
untuk 20 tahun mendatang....seperti TNI kita memerangi Falintil/Fretilin.

wahyu

On Fri, 15 Oct 1999, P.Rahardjo wrote:

> 
> Peter Cosgrove Akhirnya 'Mengalah'
> ..del....
> Pada saat yang sama pasukan Australia dari Batalion ke-3 Alpha
> Company yang berbasis di Sydney dilaporkan telah tiba di kota
> Bobonaro di wilayah tengah Timtim, Rabu kemarin. Di daerah
> yang dikuasai Falintil ini, pasukan Australia meminta bantuan
> Falintil untuk memberikan petunjuk mengenai situasi keamanan di
> Bobonaro.
> ...del.....
> http://www.republika.co.id/9910/15/27689.htm
> 
> Kawan-2 yth.
> 
> Barangkali saya bodoh kalau saya bertanya ini,
> atau saya terlalu 'tekstual' dalam mengartikan sebuah kata 'fairness'
> 
> kalau pasukan Australia bisa bermesraan dengan Falintil
> kenapa TNI tidak boleh bermesraan dengan Kelompok Pejuang Tim Tim (baca:
> milisi).
> 
> siapa pemilik 'dunia' ini ?
> 
> masih teringat kata mas Amin Rais:
> "Jangan lagi ajari kami apa arti demokrasi, sir"
> 
> Wassalam
> pudjo
> 
> 
> 

============================================================================
============================================================================

Kirim email ke