From: W P <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Friday, February 18, 2000 07:20
Subject: UNAIR: Perlu Pendidikan Berlandaskan "Basic Science"

Rekan-Rekan Yth :
------------------------
     Izinkan saya mengomentari pernyataan dua menteri Pendidikan, yakni Dr.
Yahya Muhaimin (Indonesia) dan Teo Chee Hean (Singapura)  pada Konferensi
Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara (SEAMEO) ke-35, Rabu (16/2) di Nusa Dua,
Bali.
    Sebagian dari komentarnya masing-masing, saya kutip dari Kompas, 17
Pebruari 2000, yang diforwardkan Mas Windhu Purnomo ke Milis UNAIR.


Salam,

Nasrullah Idris
=========================

Bapak Yahya Muhaimin
---------------------------
     Pendidikan di masa depan memerlukan landasan basic science sebagai
antisipasi menghadapi persaingan di tingkat global.
Nasrullah Idris
------------------
     Betul. Tetapi definisi sains itu sendiri harus dijelaskan secara
matang. Pokoknya bisa mengkristal dalam pemikiran seluruh rakyat Indoenesia.
     Soalnya begini :
     Sebuah kata akan terasa penting bila dimengerti.
     Pengertian yang terkandung dalam sebuah kata akan semakin meresap bila
disertai contohnya.
     Jadi untuk mengapresiasikan/memobilisasi pengertian sebuah kata ke
seluruh lapisan masyarakat diperlukan contoh yang sangat sederhana, yaitu
objek yang sudah merupakan bagian dari kehidupan mereka.
     Yang menjadi pertanyaan, apakah definisi Sains sudah mengkristal pada
mayoritas bangsa Indonesia?

Bapak Yahya Muhaimin
--------------------------
     Selama ini sistem pendidikan melalui penerapan teknologi informasi
telah dilakukan pada banyak negara di dunia.
Nasrullah Idris
------------------
     Soalnya itu akan menciptakan interaksi "pemberian ilmu" dan "penerimaan
ilmu" secara kompetitif. Gilirannya meningkatkan kecerdasan. Khususnya di
kalangan cendekiawan maka selanjutnya memancing timbulnya persaingan untuk
menghasilkan pemikiran original di kalangan mereka. Padatnya lalu-lintas
informasi di bidang sains matematika teknologi membuat mereka harus ekstra
semangat untuk menghasilkan pemikiran "yang lain daripada yang lain".

Bapak  Yahya Muhaimin
---------------------------
     Pendidikan dengan ilmu pengetahuan dasar yang berbasiskan teknologi
tinggi ini guna menyiapkan anak didik memanfaatkan teknologi komputer dan
internet. "Ini diperlukan guna dapat bersaing dengan negara-negara maju,"

Nasrullah Idris
-------------------
     Untuk bersaing dengan negara-negara maju adalah dengan menciptakan pola
berpikir tuntas, detail, dan integratif di kalangan terdidik. Karena dengan
pola ini akan muncul interaksi ilmu dalam pemikirannya di mana gilirannya
memberi peluang semakin besar untuk menghasilkan berbagai kemungkinan
pemikiran baru. Nah dari sana akan muncul upaya menentukan "pemikiran baru"
yang kira-kira menjadi prospek unggulan demi bangsa dan negara.


Bapak  Yahya Muhaimin
--------------------------
      "Mau tidak mau Indonesia harus menerapkan sistem pendidikan jarak
jauh, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia," kata Yahya Muhaimin.


Nasrullah Idris
-------------------
     Saya mengusulkan kepada bapak, supaya pelajar Indonesia di LN setiap
periode dihimbau, disuruh, atau diwajibkan  untuk mengirimkan ilmu yang
bermanfaat, yakni tepat guna atau inspiratif, kepada masyarakat Indonesia.
Misalkan melalui Mailing List.
     Bagaimana bentuk, mekanisme, atau prosedurnya, saya rasa Depdiknas bisa
mengaturnya.


Mr. Teo Chee Hean
--------------------
     Teo Chee Hean mengemukakan, menghadapi persaingan di era global
negara-negara ASEAN harus segera melakukan evaluasi terhadap kurikulum
masing-masing.
Nasrullah Idris
-------------------
     Kurikulum harus membuat otak terdidik seperti "POHON ASLI" (terus
berkembang setiap saat). Bukannya "POHON PLASTIK" (bentuknya statis).
     Kurikum juga harus merangsang terdidik untuk mempunyai pola pikir
"Permutasi, kombinasi, dan kompetisi" dalam memandang berbagai fenomena.
     Yang tidak kalah pentingnya adalah menciptakan pendidikan sebagai
sumber peradaban. Jadi tidak sekedar ritual akademik belaka.

Mr. Teo Chee Hean
--------------------
     Tantangan utama yang dihadapi dunia pendidikan dewasa ini, terutama
dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia berkualitas adalah
globalisasi dan revoluasi informasi. "Oleh karena itu perlu ada perubahan
dalam sistem pendidikan, seperti kurikulum yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman,"
Nasrullah Idris
-------------------
      Ya betul. Kalau ini tidak diantisipasi maka mungkin saja kelak akan
muncul lembaga sertifikasi SDM. Jadi meskipun sejumlah orang gelarnya sama,
almamaternya juga sama,  namun bisa saja SDMnya berbeda.


Mr. Teo Chee Hean
--------------------
     Revolusi informasi, lanjutnya, akan berdampak besar kepada sistem
belajar-mengajar yang ada selama ini. Maka evaluasi terhadap kurikulum itu
diperlukan dalam rangka mengimbangi pesatnya perkembangan informasi di
segala lini. Teknologi informasi sangat mempengaruhi pola pendekatan baru
dalam sistem belajar-mengajar di ASEAN dan Asia Tenggara.
Nasrullah Idris
-------------------
      Pada era  era globalisasi, seorang Mahasiswa (kelompok Sains
Matematika Teknologi) tidak bisa lagi hanya mengandalkan kemampuan melahap
berbagai referensi. Kenapa? Karena ketika sebuah materi diuraikan dalam
sebuah buku, misalkan, maka dalam waktu bersamaan, bisa saja muncul fenomena
yang terkait dengan materi itu, tetapi mempunai nilai kompleksitas,
efisiensi, efektivitas, sampai permasalahan yang jauh lebih baik. Akhirnya,
apa yang dipelajari itu ditinjau dari puncak prestasi secara global, sudah
merupakan materi yang tidak mempunyai kekuatan untuk bersaing di kancah
perdagangan bebas.
    Pada era globalisasi, kita akan tertinggal kalau hanya berpikir : Re
Engineering, Re Kalkulasi, dan Re Analisis. Yang kita perlukan adalah
Kecepatan Engineering, Kecepatan Analisis, dan Kecepatan Kalkulasi.

Mr. Teo Chee Hean
--------------------
     "Sudah saatnya negara-negara ASEAN mengevaluasi kurikulum pendidikan
yang diterapkan selama ini, agar mampu bersaing di tingkat global. Evaluasi
kurikulum tersebut tentunya harus disesuaikan dengan karakteristik budaya
dan pendidikan di tiap negara," kata Menteri Pendidikan Singapura itu.
Nasrullah Idris
-------------------
     Idealnya langsung saja menyelenggarakan KTT ASEAN bidang pendidikan
(tingkat kepala pemerintahan/negara). Ya maksud saya untuk menunjukkan ke
dunia bahwa pendidikan di ASEAN akan dihadapi secara serius dalam
mengantisipasi globalisasi.


Salam,


Nasrullah Idris
-------------------
Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi















Kirim email ke