Maaf, bila tak berkenan...... BANK Tulisan No. 233 dari 233 judul Rabu, 09 Maret 2005 Pemerintah Singapura Sambut Bank Islam
---------------------------------------------------------------------------- ---- Pemerintah Singapura kembali menegaskan sikap terbukanya terhadap kehadiran bank Islam di negerinya. Sejauh memenuhi persyaratan perbankan, terutama dari aspek prudential, kehadiran bank Islam terutama yang besar akan disambut dengan senang hati. Kendati demikian, menurut Deputi Kepala Monetary Authority Singapura (MAS), Tharman Shanmugaratnam, mereka tak perlu membentuk sebuah dewan syariah nasinoal terlebih dahulu. Struktur dewan syariah cukup di internal bank, sebagaimana dilakukan di Inggris, Eropa, dan Amerika. ’’Transaksi keuangan Islam saat ini tengah menjadi fenomena global dengan pertumbuhan amat cepat. Kami harap tingkat pertumbuhan itu cukup stabil,’’ kata Tharman di hadapan parlemen beberapa waktu lalu. Lantaran itu, MAS akan merevisi lagi kebijakan keuangan yang ada untuk memberi ruang bagi lembaga keuangan syariah. Di parlemen, Ahmad Mohd Magad (Pasir Ris-Punggul) mengusulkan beberapa langkah untuk meningkatkan layanan keuangan syariah di Singapura, termasuk mengundang beberapa bank Islam ternama untuk beroperasi di Singapura. Sebelum ada bank Islam, menurut Ahmad, harus ada desain syariah nasional lebih dulu. Dewan syariah nasional itu akan menetapkan fatwa terkait produk yang dijual. Menurut Tharman, berdasar pengalaman negara lain, lembaga keuangan syariah sudah memiliki dewan pengawas sendiri. Dewan Pengawas Syariah itulah yang akan mengawasi sharia compliance dan bukan bank sentral atau regulator. Langkah serupa dilakukan Pemerintah Inggris yang mengizinkan lembaga keuangan syariah berdampingan dengan bank konvensional tanpa perlu membentuk sebuah dewan syariah nasional dulu. Malah, katanya, peraturan untuk Bank Islam Inggris sama dengan peraturan untuk bank konvensional lain yang lebih mapan. Untuk aspek syariahnya, bank tinggal menunjuk Dewan Pengawas Syariah internal. Peraturan itu, menurut Tharman, tak menghambat transaksi keuangan Islam. Buktinya, sejauh ini beberapa pemain di pasar keuangan di Timur Tengah tetap merasa nyaman bertransaksi di London. Tharman yang juga menteri pendidikan menegaskan bahwa potensi terbesar untuk pengembangan industri keuangan syariah memang berasal dari Timur Tengah. Namun, dia mengaku di Timur Tengah keuangan Islam hanyalah satu komponen dari seluruh sistem yang beroperasi. Pada kenyataanya, jelas Tharman sebagaimana dikutip The Business Times online edisi 3 Maret 2005, dana Timur Tengah pun dikelola juga dengan pola keuangan konvensinoal dan tradisional. Hanya sebagian kecil yang dikelola secara syariah. ’’MAS sedang merevisi beberapa kebijakan agar sesuai dan pas bagi lembaga keuangan syariah,’’ ujarnya. Tharman mengatakan, yang ada sekarang juga tidak menghambat lembaga keuangan syariah. Deposit dana secara islami, pendanaan, dan asuransi sudah diatur oleh pemerintah. ’’Kita tidak perlu membuat sesuatu yang mengakibatkan perubahan fundamental. Yang perlu dilakukan hanya merevisi beberapa hal agar lebih sesuai,’’ tuturnya. Selain mengundang beberapa bank ternama dalam hal layanan keuangan syariah, MAS juga membuka pintu untuk bank-bank yang ada membuka window atau semacam unit usaha syariah. (Republika) _______________________________________________ is-lam mailing list is-lam@milis.isnet.org http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam