>> Memang pada setiap agama PEMBARUAN dan PEMURNIAN 
>> kalau dipermukaan terlihat berbeda tapi sebenarnya keduanya 
>> merupakan kebutuhan dasar setiap agama.
 
dalil dari mana setiap agama ada pembaruan & pemurnian. belum pernah 
jumpai nash Hadist & Qur'an berbicara begitu. emang ayat al-Maidah:3 itu 
nggak njamin ya koq butuh pemurnian? yg dibaruin/dimurniin agamanya 
atw orgnya? pantesnya ente yg dicuci pikirannya kali?
 
ngingetin saja, isu pembaruan agama itu modus yg diusung paulus thd injil &  
dampaknya sampe skrg, kasihan org nasrani kesesat jauh ttg konsep tauhid. 
sekarang ada pembaruan & pemurnian agama (Islam) pula. lewat ahmyh/JIL? 

evaluasi diri saja ya ente alkhori, pertanyaan gak usah dijawab tapi baca aja.
sebab sdh ada jawaban dgn artinya. 

ente pernah ngimamin sembah-eyangnya org/jama'ah ahmdyh? 

kalo pernah, 
1. itu berarti ente sdh diakui sbg bagian dr mereka! mereka tuh mau masjid 
    tapi menajiskan diri diimami ummat Rasulullah SAW.
2. dan ente gak mau diimami ummat Nabi SAW, berarti ente ahmdyh sejati.3. dan 
ente mau diimami ummat Nabi SAW, berarti ente pengkhianat 
    dua golongan, org ahmdyh & org Muslim.

kalo belum, masih ada kesempatan tobat. 
---


salam,
Fahru

________________________________
From: Alkhori M <m.alkh...@qatar.net.qa>
To: is-lam@milis.isnet.org
Sent: Tuesday, May 5, 2009 10:31:43 AM
Subject: [is-lam] Khataman Nabiyin, La Nabiya Ba'dahu, lanjutan 5


KHATAMAN NABIYIN, LA NABIYA BA'DAHU, lanjutan5.
Sub-titel: Dakwah Berdasarkan KESAMAAN Bukan Dakwah Meruncingkan PERBEDAAN
Pada suatu malam ba’da shalat Isha pada sebuah mesjid yang cukup megah seperti 
biasanya sebelum pulang kami pengurus BDI mesjid tersebut biasalah sebelum 
bubaran ngerumpi alias chatting dulu tapi bukan ber-ghibah. Seorang rekan 
ber-nostalgia dengan cerita sbb. Pada saat itu kami sebuah rombongan kecil 
terdiri 5 orang mengadakan dakwah, tapi apa yang terjadi jangankan orang yang 
hadir nyamukpun tidak mau datang. Sejak itu kami rubah strategi, orang lapar 
bukan ayat & wahyu yang mereka inginkan, tapi sumpalan atau ganjalan perut yang 
mereka dambakan, maka kelaparan/ kemiskinan sangat rawan kekafiran jika iman 
belum mencapai tingkat muttaqin. Sejak itu dakwah berubah yaitu menjadi dakwah 
sembako. Juga pada saat itu methode dakwah selalu yang ditonjolkan adalah 
dakwah KESAMAAN, tidak ada berbicara KHILAFIYAH tidak ada dakwah yang 
mengatakan INI SESAT & ITU BID’AH alias tidak dicari perbedaan perbedaan tapi 
semua itu adalah KESAMAAN. Dengan methode
 KESAMAAN tersebut bersinarlah dakwah tersebut, baru kemudian dimasukan methode 
PEMURNIAN AQIDAH. Orang yang sudah tebal imanya maka tidak lagi terguncang jika 
diberikan PEMURNIAN dan sekali-kali juga disisipkan PEMBARUAN. Memang pada 
setiap agama PEMBARUAN dan PEMURNIAN kalau dipermukaan terlihat berbeda tapi 
sebenarnya keduanya merupakan kebutuhan dasar setiap agama.
 
Tapi apa jadinya sekarang ini, mereka pada lupa bahwa syetan tidak senang kalau 
ummat Islam itu hidup dalam kedamaian, maka selalu ditiupkan 
PERBEDAAN-PERBEDAAN yang ada. Pada setiap kesempatan setiap kelompok atau 
setiap golongan meng-CLAIM merekalah yang benar. Setiap menit dan setiap detik 
ke-EGO-an yang digemakan, kamilah ahlul sunnah wal jama’ah, kalau sekarang 
ditanyakan apa maksud dari sunnah wal jama’ah juga tidak jelas jawabanya, 
paling dijawab yaitu kelompok yang mengikuti al-Qur’an dan al-Hadits, hanya itu 
DOANG alias hanya itu THOK??? Al-qur’an meaning less kalau bukan dibaca sebagai 
orang Muttaqin.
Lagi hanya sebuah contoh kasus:
Contoh kasus (maaf ini hanya contoh bukan ingin mempopulerkan atau ingin 
membela ahmadiyah)
Khataman Nabiyin vs. Ahmadiyah:
        1. Ahmadiyah dikatakan golongan atau kelompok sesat, karena tidak 
mengakui khataman nabiyin.
        2. Sementara orang ahmadiyah mengakunya: Kami mengakui Muhammad SAW 
adalah khataman nabiyin, yaitu tidak ada lagi nabi setelah Muhammad SAW.
Mengapa tidak mau sadar bahwa musuh Islam tidak nyenyak tidurnya alias tidak 
senang kalau Islam itu damai sesamanya padahal:
Islam Sunni (mostly di Asia Tenggara adalah Sunni ber-mazhab Syafe’i) tuhanya 
adalah yang maha esa yaitu Allah, rasulnya Muhammad SAW.
Ahmadiyah juga tuhan yang esa Allah dan rasulnya Muhammad SAW. Tapi cerdiknya 
musuh Islam yang dicari yang dicongkel adalah PERBEDAAN (tapi melupakan 
KESAMAAN). Dimana tujuan Al Huda Lil Muttaqiin dan methode IQRA’ yaitu Dengan 
Nama Tuhan Yang Pengasih Dan Penyayang dimana disembunyikan Rahmatan Lil 
‘Alamiin. Semua pada membusungkan DADA seolah-olah sudah memegang KUNCI SURGA, 
dengan lantang berkata “KALIAN KAFIR CALON PENGHUNI NERAKA” makanya pelajari 
Islam Dengan Methode Yang Benar, Yang Islami Adalah Instropeksi Bukan Agressi.
Insya Allah bersambung, salam kompak selalu.
 
Alkhori M
Alkhor Community
Qatar
=====================================================
KHATAMAN NABIYIN, LA NABIYA BA'DAHU, lanjutan4.
Sub-Titel: Methode IQRA’(tentu bukan methode iqra’ cara cepat belajar membaca 
tulisan arab al-qur’an).
IQRA’ BACALAH, 
Umur Berapakah Muhammad SAW Pada Saat Wahyu Diturunkan? Yaitu Sekitar 40 Tahun.
IQRA’ BACALAH, Bacalah Dengan Nama Tuhan Dst… Dst… Dst…
 
Setiap memulai pekerjaan apapun selalu kita mulai dengan membaca : Dengan Nama 
Tuhan Yang Pengasih Dan Penyayang. Dengan berbuat demikian diharapkan NUANSA 
atau AURA KASIH dan SAYANG selalu mendahului apapun pekerjaan yang bakal kita 
lakukan, makanya Adhienul Islam itu penuh dengan KASIH dan SAYANG sehingga 
terciptalah KEDAMAIAN dimana Islam berada, karena salah satu arti dari Islam 
maknanya adalah DAMAI.
Nah sekarang perlu dipertanyakan, apakah sudah tercapai tujuan Adhienul Islam 
sewaktu Adhienul Islam tersebut di-SEMPURNA-kan ketika rasulullah Muhammad SAW 
sebagai nabi terkhir?
Nah sekarang perlu dipertanyakan, apakah sudah tercapai tujuan Adhienul Islam 
sewaktu Adhienul Islam tersebut di-SEMPURNA-kan ketika rasulullah Muhammad SAW 
sebagai Khataman Nabiyin?
Seandainya ada golongan atau kelompok yang bisa menciptakan KEDAMAIAN bukankah 
MEREKA atau KAMI atau KITA atau KAMU atau KITA-KITA INI SEMUA yang boleh 
menyandang ummat Khataman Nabiyin seperti termakna dari Adhienul Islam yaitu 
Agama yang penuh dengan KEDAMAIAN sesuai dengan cita-cita rasulullah diturunkan 
ke Bumi Allah ini.
 
Contoh kasus (maaf ini hanya contoh bukan ingin mempopulerkan atau ingin 
membela ahmadiyah)
Khataman Nabiyin vs. Ahmadiyah:
        1. Ahmadiyah dikatakan golongan atau kelompok sesat, karena tidak 
mengakui khataman nabiyin.
        2. Sementara orang ahmadiyah mengakunya: Kami mengakui Muhammad SAW 
adalah khataman nabiyin, yaitu tidak ada lagi nabi setelah Muhammad SAW.
Kedua bullet diatas jadi kontradiksi tidak matching terdapat discrepancy, kalau 
demikian mana yang benar? Dimanakah kalimat Dengan Nama Tuhan Yang Pengasih Dan 
Penyayang kalau sesama mengaku bertuhan esa yaitu Allah dan rasulullah Muhammad 
SAW adalah khataman nabiyin, tapi tidak bisa berdamai padahal Adhienul Islam 
diturunkan untuk terciptanya kedamaian di bumi Allah ini, kalau begitu dimana 
root causenya, apakah perlu diadakan RCFA* atau RA* ?
Adapula yang nyelutuk, tunggu dulu, itu Mirza Ghulam Ahmad (MGA) adalah nabinya 
orang Ahmadiyah, kalau ahmadiyah mengakui khataman nabiyin mengapa mereka 
mengaku MGA sebagai nabinya ahmadiyah. Nah kalau begini masalah menjadi 
bertambah RUMIT. Makanya judul diatas adalah IQRA’ dan IQRA’ Baca dan bacalah. 
Subhanallah, marilah dibaca QS. Maryam disana insya Allah akan tersedia 
jawabanya, jika al-Qur’an itu digunakan sebagai petunjuk bagi orang Muttaqin. 
Agar bisa al-qur’an menjelma sebagai HIDAYAH, tidak cukup hanya ber-modal-kan 
Islam saja, tapi harus Al Huda Lil Muttaqin.
 
Insya Allah bersambung, salam kompak selalu.
Legend *RCFA=Root Cause Failure Analysis dan RA=Risk Assessment.
 
Alkhori M
Alkhor Community
Qatar


      
_______________________________________________
Is-lam mailing list
Is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Reply via email to