Masjid Untuk Meluruskan Aqidah
Kehadiran masjid di tengah masyarakat sangat strategis, termasuk masyarakat Muhammadiyah atau masyarakat yang mayoritas warganya adalah angggota dan simpatisan Muhammadiyah. Dalam kaitan ini masjid, termasuk masjid yang didirikan Muhammadiyah hendaknya dipahami sebagai bagian dari masyarakat sekitarnya. Lantas apa fungsi terpenting masjid Muhammadiyah ini? Bisakah dijadikan tempat untuk meluruskan akidah dan ibadah? "Masjid dan jamaah masjid itu hadir sebagai bentuk pertahanan ideologi Muhammadiyah," kata Drs Muhammad Muqoddas, Lc, Ketua PP Muhammadiyah dalam Pengajian Ramadlan lalu di kampus UMY. Untuk ini kita memerlukan penerapan strategi penangkalan terhadap faham dan ideologi non Muhammadiyah lewat masjid dan jamaah-jamaah. Hal ini sah-sah saja dilakukan oleh Muhammadiyah karena sejak awal masjid itu didirikan sebagai basis gerakan dakwahnya. Ustad Fatah Zakaria Ketua Takmir Masjid Ad-Dakwah Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah, Paciran, Lamongan, Jawa Timur yang dihubungi SM menyebutkan bahwa masjid yang terletak di tengah Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah paciran ini sudah berfungsi sebagai pusat kegiatan dakwah para santri, dan masyarakat sekitar pondok. Masjid ini dimanfaatkan untuk shalat jamaah lima waktu Subuh, Luhur Ashar, Maghrib dan Isya oleh tidak hanya santri tetapi juga dari warga sekitar masjid. Masjid Ad Dakwah Paciran juga berfungsi sebagai pusat kajian Islam dan Kemuhammadiyahan, untuk menerima tamu-tamu penting. Jadi setiap ada tamu penting diarahkan ke masjid untuk mengkuti shalat jamaah kemudian mengisi kuliah tujuh menit (Kultum). Kajian Islam dan Kemuhammadiyahan disampaikan dari PDM Lamongan, PWM Jatim dan PP Muhammadiyah. Antara lain Prof.DR. Syafiq Mugni, Drs. H. Muhammad Nadjib, A Syafii Maarif, Din Syamsuddin, dan lain-lain. Masjid Ad Dakwah juga menyelenggarakan pengajian akbar setiap 2 minggu sekali dengan pengisi Bapak KH. A. Karim Zen Pengasuh Pondok Pesantren Modern Paciran. Temanya macam-macam. Ada tema keagamaan, tema sosial dan tema kebudayaan. Masjid Ad Dakwah juga dipakai untuk kegiatan Darul Arqom dari berbagai sekolah Muhammadiyah di Lamongan dan Surabaya. Ketika Wartawan SM berkunjung ke Pondok Pesantren Paciran di Masjid ini tengah berlangsung Darul Aeqom dari SMA Muhammadiyah 2 Kapasan Surabaya, MTs dan Madrasah Aliyah Muhammadiyah Surabaya, materi yang diberikan Fiqiyah dan ibadah. Pengajian yang diselenggarakan tiap malam Sabtu untuk umum, diperuntukkan bagi seluruh warga di Paciran Lamongan dan sekitarnya. Untuk anak-anak dan remaja sering dilatih berpidato dengan tiga bahasa Arab, Inggris dan Indonesia disini. Kader-kader mubaligh untuk pondok ini cukup lumayan dan berdakwah di luar pondok seperti dalam rangka pengiriman mubaligh hijrah di bulan Ramadhan mereka dihijrahkan ke berbagai temapt seperti di Lamongan sendiri, Bojonegoro, Gresik dan Surabaya sebelum diterjunkan ke tengah masyarakat dibekali dulu berupa pemantapan oleh KH. Munir Mudir Pondok Pesantren. Masjid Ad Dakwah ini selalu dikunjungi oleh PP Muhammadiyah mulai dari KH. Badawi, AR Fakhruddin, Ahmad Azhar Basyir, Amien Rais, Ahmad Syafii Maarif, dan Din Syamsuddin. Mereka ini memberikan pengajian Akbar dan ceramah umu dihadapan para santri dan warga masyarakat sekitar Masjid. Kajian Islam dan Kemuhammadiyahan diikuti oleh PTM, STIE Muhammadiyah, STITM Lamongan. Bahkan Masjid ini juga mampu menarik minat bagi warga sekitar masjid hal ini warga sekitar masjid sangat mendukung semua aktivitas yang dijalankan oleh Masjid. Menjelang Hari raya Idul Fitri tempat ini mejadi pusat pembagian Zakat Fitrah, beras pun mengalir sampai ke desa-desa di sekitar Paciran. Ketika Hari Raya Idul Adha, halaman masjid mernjadi tempat menyembelih hewan kurban dan membagian daging kurban kepada semua warga masyarakat yang dianggap tidak mampu di sekitar masjid. "Masjid ini secara sosial juga membantu orang-orang yang lemah secara ekonomi, ketika mereka jatuh sakit kita membantu pembiayaannya, juga ikut membantu membangun rumah-rumah penduduk dari kaum duafa dan kaum miskin yang berada di sekitar masjid Pondok Pesantren. Dalam membangun rumah ini tidak terbatas bagi warga Muhammadiyah. Rumah warga NU di daerah sekitar Paciran juga kami bangun," katanya.. Kepengurusan masjid ini periodesasinya lima tahun. Jadi pergantian pengurus takmir masjid biasanya berbarengan dengan penggantian pengurus pondok. Yang perlu diketahui juga bahwa masjid ini juga dipakai sebagai pusat untuk membina orang-orang mualaf yang berasal dari keturunan Cina. Para mualaf ini kemudian ada yang menikah dengan sesama mualaf di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah disaksikan keluarga besar pondok. "Setelah menikah, bagi yang belum bisa mengaji akan dibimbing hingga bisa membaca Al-Quran," tambahnya. H. Istamar, Mantan Ketua PCM Porong, Ketua Majelis Dikdasmen Sidoarjo yang juga Ketua Takmir Masjid Nurul Azhar sejak l979 menjelaskan, masjid yang terletak di jalan raya Porong -Sidoarjo yang terendam lumpur Lapindo Brantas, didirikan pada tahun l979. Masjid dipakai sebagai pusat kajian dan Dakwah Islam di Sidoarjo dan Porong, selalu ramai dikunjungi jamaah, bahkan jamaah di luar Porong dan Sidoarjo juga banyak yang mengikuti kajian Islam di masjid ini. "Seoptimal mungkin kami selaku ketua takmir masjid menyelenggarakan kegitan untuk pelurusan aqidah Islam yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadits, sehingga terbentuk manusia yang berpola dan bertata pikir yang benar sesuai dengan ajaran Al-Quran dan Sunah Rasul," ungkap H Istamar. Untuk pemateri, didatangkan kiai dan ahli tafsir dari IAIN Surabaya. Setiap malam Rabu sudah rutin kami adakan pengajian tafsir Al-Qur'an. Ketika lumpur Lapindo menggenangi masjid kajian tafsir Al-Qur'an ini terus dilakukan. Setiap habis shalat Subuh diselenggarakan kajian Islam dan kemuhammmadiyahan oleh KH. Abdurrahim Noor. Kamis pagi diadakan pelajaran tafsir hadis, Sabtu sore bakda Ashar kajian untuk ibu-ibu dan kajian untuk bapak-bapak. "Di samping itu untuk meluruskan aqidah para jamah kami selenggarakan kegiatan qiyamul lail hingg apukul 2 dini hari kemudian dilanjutkan iktikaf hinggadatang shalat subuh. Dan tiap bulan diselenggarakan kajian " Fajar Sodiq" guna memberikan informasi tentang masalah-masalah situasi keagamaan, bermasyarakat dan bernegara dengan ustad antara lain Prof.DR. HM. Amien Rais, MA, Prof. DR. HM. Din Syamsuddin, Prof.DR. H. Ahmad Syafii Maarif, Prof.Dr. HM. Amin Abdullah, Prof.DR. H. Syafiq Mughni, MA dan lain-lain.," tambahnya. Semua itu dilakukan dalam rangka memelihara teguh pola tata pikir umat yang benar. tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi apapun sehingga umat tidak tergoda berfikir secara toghut. Tetapi warga jamaah tetap berfikir berdasar Al-Qur'an dan hadis kemudian bisa merefleksikannya dalam kehidupan masyarakat. Ibadah mahdloh diajarkan berdasar Al-Qur'an dan sunnah Rasul. Kaifiyah atau tata cara Shalat diajarkan sejak dari anak-anak hingga dewasa harus sama. Jadi dalam memproses pendidikan agama itu tidak pandang bulu. Untuk mencari solusi persoalan umat harus dengan musyawarah dan diskusi terbuka dalam kebenaran. Secara teori ada juga perwujudan praktek untuk warga masyarakat yakni ketika Masjid Nurul Azhar menjadi korrdinator penyembelihn hewani kurban bisa mengumpulkan 7 ekor sapi dan dagingnya bisa dibagikan kepada masyarakat sekitar masjid. Ini merupakan wujud kegiatan sosial masjid. "Bahkan sekarang ini masjid Nurul Azhar dipakai sebagai tempat pengungsi sementara bagi warga dan tokoh Muhammadiyah di Porong yang terkena musibah lumpur panas," tuturnya. Masjid At Taqwa didirikan oleh warga Muhammadiyah di Jatirejo, Porong Jawa Timur. Sebelum tergenang lumpur Lapindo Brantas masjid ini dipakai sebagai pusat aktivitas warga Muhammadiyah dan umat Islam. Masjid ini juga dipakai sebagai kantor sekretariat PRM Jatirejo. "Seluruh aktivitas Muhammadiyah Ranting Jati rejo dipusatkan di masjid At Taqwa ini," kata drs Sutrisno, ketua takmir yang juga Komandan KOKAM Jawa Timur. Warga Muhammadiyah yang berada di sekitar masjid ini sekitar 450 orang. Hampir semua aktif di Persyarikatan Muhammadiyah. Kegiatan ibadah mahdloh dan pelurusan akidah sudah menjadi agenda rutin dalam kajian tiap malam Jum'at. Kajian itu meliputi tafsir Al-Qur'an, dan kajian ilmu pengetahuan secara tematik. "Alhamdulillah lingkungan masjid sangat mendukung seluruh aktivitas masjid karena memang mayoritas umat Islam ada di sekitar masjid ini khususnya warga Muhammadiyah, " tambah Sutrisno. Dia juga menjelaskan, setelah masjid ini tenggelam dalam lumpur Lapindo sejak 10 Agustus kegiatan dialihkan dan jamaahnya bergabung di Masjid Nurul Azhar.. Muhammad Ridwan, Sekretaris Takmir Masjid Al- Muhajirin Karangrejek Selatan, Wonosari menjelaskan bahwa masjid ini sejak diresmikan pada 10 Agustus 2003 oleh Ketua MPR RI Prof.DR.HM .Amien Rais, MA, kegiatannya terus meningkat. Mulai dari pengajian anak-anak dan TPA sore hari, setiap malam Rabu pengajian orangtua dan setiap malam Jum'at kajian tafsir serta kajian Islam dan ibadah mahdloh. . Kajian-kajian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dengan guru dari Yogyakarta antara lain HM. Daliso Rudianto, Drs. H. Thoyib Hidayat dari Kantor Depag Kabupaten Bantul, Drs. Wakijo dan HM. Muchlas Abror juga diadakan di masjid. Sedang Remaja Masjid Muhajirin (RMMU) menyelenggarakan pendidikan jurnalistik, membuat Majalah dinding, kajian-kajian tafsir bersama ustadz dari Mubaligh Hijrah PUTM (Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah). Kajian ibadah mahdloh di lakukan guna meluruskan aqidah para jaamh yang sebagain besar memang masih transisi dari Islam abangan ke Islam yang benar menurut ajaran Al-Qur'an dan sunnah Rasul. Masjid ini telah berfungsi sebagai media dakwah efektif khususnya untuk warga lingkungan yang dulu sebagai basis m limo , sekarang sudah berubah drastis ini berkat ketekunan paraa pengurus takmir dan dibantu para anggota Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat Penasehat Takmir masjid At-Taqwa Suronatan Yogyakarta, Arif Yulianto menjelaskan bahwa lingkungan masyarakat Suronatan yang jelas masih perlu ditingkatkan. "Masalah yang ada bisa kita jembatani melalui aksi sosial kemasyarakatan. Aktivitas Rukun Warga kami layani di halaman masjid. Misalnya kegiatan saat Idul Qurban, menjelang Idul Fitri, pembagian zakat, penimbangan balita, penitipan anak usia dini. Nah semua ini diadakan di kompleks masjid," kata Arif. Di masjid ini juga ada kursus perawatan jenazah dan kursus muadzin. Masjid di bawah koordinasi PRM Suronatan ini juga memiliki fasilitas pendidikan seperti pondokan mahasiswa At-Taqwa. Pondokan dan kegiatan pendidikan untuk mahasiswa ini dilakukan dengan harapan agara mereka yang datang nantinya dapat mendukung kegiatan Muhammadiyah (Bahan: wen, den, ton, tof. Penulis:tof)