Kalo urusannya dengan file, I/O, thread memang try/catch menjadi
keharusan. Alasannya karena kesalahan bisa terjadi di luar kontrol
program kita, makanya namanya exception control, bukan flow control.
Dari segi performance jelas if-then-else cuma butuh waktu 1 processor
cycle untuk pindah dari satu kondisi ke kondisi lain, sementara try
catch harus melalui beberapa stack operation yang tentunya memakan
waktu lebih lama.

Di bahasa D malah exception control ini dimodifikasi sedemikian rupa,
karena konsekuensi dari try/catch bisa lebih kompleks dari yang
dituliskan. Berikut kritik try/catch/finally dari bahasa D.

http://www.digitalmars.com/d/2.0/errors.html
http://www.digitalmars.com/d/2.0/exception-safe.html

Best regards,
Yasri

2009/9/2 jancrot <janc...@yahoo.com>:
>
>
>> --> really ? ini best practice belajar sendiri atau ada yang ngasih
>> tahu seperti itu ?
>
> Belajar sendiri. Kalau anda pernah buat aplikasi skala besar dengan banyak
> sekali masalah seperti...
> - table setting
> - file setting
> - baca file dalam format A sesuai file-setting-nya lalu parsing ke format B
> yang sudah disesuaikan dengan table setting
> - file yang diparse dikirim via FTP atau ditaruh via samba..
> - file yang sudah dikirim ke server dibaca oleh database dan disimpan ke
> table temporary
> - Invoke web service untuk parameter validasi bisnis
> - isi table temporary divalidasi sesuai dengan parameter bisnis
> - lalu kalau data tidak valid harus di-reject dengan alasan yang sesuai
> - dsb....
>
> Maka anda pasti paham apa yang saya maksud ;)
>
> 

Kirim email ke