Terimakasih juga atas kata-kata penutupnya, pak Munif. Pak, yang mesti dicamkan oleh kita bahwasanya dalam hal beribadah tidak cukup hanya dengan niat yang ikhlas karena Allah, tapi juga haruslah mengikuti apa yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah. Nah, syarat kedua ini yang kadang diabaikan oleh sebagian saudara kita. Mereka hanya melihat dari sisi niat dan yang tampak baik saja menurut logika mereka.
Mencontoh Rasulullah bukan berarti mencontoh 100% apa2 yang dilakukan oleh Rasulullah pada masa beliau. Disinilah pentingnya kita memahami apa yang dimaksud Sunnah. Insya Allah, jika kita telah memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan sunnah, maka hal-hal yang termasuk ke dalam bid'ah (sebagai antonim dari Sunnah) akan mudah pula kita fahami. Tikar, karpet, toa, mic, radio, internet dsb, semua itu hanyalah sarana dan merupakan akibat dari kemajuan teknologi... Bukan pak, bukan hal yang seperti itu yang dimaksud berlebih-lebihan ataupun bid'ah dalam beribadah... :) Ada satu kaidah yang sangat baik untuk kita renungi dalam masalah ini, "kalau sekiranya perbuatan (ibadah) itu baik, tentu para sahabat sudah mendahului kita melakukannya". Mari sama-sama kita belajar dan terus belajar, sehingga dapat memahami ajaran agama kita dengan baik. Jangan malas membeli dan membaca kitab2 ulama terdahulu yang terpercaya, jangan cukup hanya mendengar dan katanya saja. Jika ada waktu, hadirlah di majlis2 ta'lim yang mengkaji kitab2 ulama salaf tersebut. Dahulukanlah ilmu, sebelum berucap dan beramal... Rasullullah saw bersabda: "Man uftiya bi ghairi 'ilmi kaana itsmuhu 'alaa man aftaahu wa man asyaara 'alaa akhiihi bi amrin ya'lamu anna rusyda fii ghairihi faqad khaanah" (rawahu abu dawud wal hakim) "Barangsiapa berfatwa tidak berdasarkan ilmu, maka dosanya bagi orang yang berftawa. Barangsiapa menunjuki saudaranya kepada sesuatu, padahal dia mengetahui bahwa kebenaran itu ada pada selainnya, maka ia telah mengkhianatinya" Mohon maaf jika ada kata yg kurang berkenan, kalau bukan karena cinta, tentulah tidak akan saya mengingatkan saudara dan rekan-rekan lainnya... :) Wassalam WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Terima kasih kang Wandy sudah bersedia menutup pintu "Anda bertanya.... saya ambilkan jawaban" yang saya bukakan kemarin, tetapi rupanya anda lupa menguncinya. Makanya sekarang saya ambilkan kuncinya biar lebih aman dan terkendali. Buat mas Anto Sulistianto jangan hanya tepuk tangan saja, silahkan buruan masuk sebelum pintunya benar-benar dikunci, nanti kedinginan di luar lhoo. udah.... sekarang saya gembok yach. > > kang .... Silahkan anda berpanjang-panjang argumen untuk sekedar menyimpulkan bahwa kami yang bersholawat dengan diawali "sayyidina" dengan sebutan "berlebihan" "ghuluw" atau yang lainnya ...... biarkanlah kami memahami setiap informasi yang ada dengan bekal akal dan logika yang telah Allah SWT karuniakan kepada kami. > Saya mencoba menelusuri bacaan yang anda kutipkan di bawah yang isinya nggak beda jauh dengan posting yang sudah dikirimkan sebelumnya, dan rekan kita pak Nashir & mas dodindra pun sudah mengirimkan HR maupun ayat Qur'an yang isinya anjuran untuk memuliakan Muhammad sebagai RosuluLLoh dan penghulu para Nabi yang telah Allah karuniakan kepada Beliau SAW. > Ketahuilah saudaraku kami bersolawat dengan didahului kata "sayyidina" tidak ada setitik niatpun dari hati kami untuk mengagungkan Beliau SAW di atas keagungan Allah SWT, Beliau tetaplah makhluq Allah SWT yang paling mulia diantara seluruh makhluq yang telah Allah ciptakan. > > Oh... ya saya jadi teringat dengan reposting anda sebelumnya ..... bahwa setiap amal ibadah haruslah sesuai dengan yang telah dicontohkan RosuluLLoh SAW. Misalkan ada HR begini "Sholluuu kama ro aitumuuni usholliy", terus Beliau SAW sholat di atas pasir dengan diberi tikar seadanya..... kemudian kita melakukan sholat diatas lantai masjid yang bermarmer+sajadah dari kain wool yang mahal dan ada pendingin udara......apakah kita sudah berlebihan ...? atau misalkan kita menjalankan kewajiban mencari 'ilmu dengan mendengarkan ceramah melalui radio / televisi apakah kita sudah berlebihan ...?........ (kan rosuluLLoh SAW belum pernah mencontohkan yang demikian bukan.....?). Ini permisalan saya saja dengan akal dan logika yang telah Allah SWT karuniakan, nggak usah ditanggapi serius yach..... karena memang tidak ada nash yang menjelaskan demikian. > > Mungkin baru seperti itu 'ilmu yang saya dapatkan dari sekian milyar khazanah informasi yang telah Allah SWT tebarkan di muka bumi- Nya, untuk itu kamipun cukup berhati-hati untuk tidak merasa benar dengan apa yang kebetulan telah Allah SWT karuniakan tersebut. Sekali lagi..... silahkan anda amalkan semua 'ilmu yang telah anda yakini, dan biarkanlah kami menjalankan amal ibadah sesuai dengan keyakinan kami. > > Mohon dimaafkan bila ternyata ada kata atau kalimat yang kurang berkenan...... selamat menyongsong bulan mulia yang insya Allah dikaruniakan kepada kita di tahun ini. Marhaban yaa Romadlon..... Allohumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa khusni 'ibaadatika amien....... > > Salam, > _____________ > Achmad Munif > > Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/