lha... itu HAJ kan juga nanya... doi ga ngasih jawaban...
dan... PCNU Jombang dah jelas2 bilang bahwa itu fitnah.. la koq HAJ tetep ngeyel... saya sangat setuju jika kasus ini diusut sampai tuntas tas tas taaaaaaaasss... (kayak iklannya Ukhti Marissa yg sekarang jadi cawagub)
 
fyi... sepertinya dah dari lahir di HAJ nih udah benci ama NU... mungkin sekarang dah nyampe ubun2...
 
jeng yatie... jika ada suatu kabar terbukti fitnah dan itu langsung dikatakan oleh sumbernya... apa yg akan anda lakukan? apa tetap mempercayai fitnah itu? kemudian ikut menyebarluaskannya?
 
tanya... kenapa...

 
On 10/4/06, y4tie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Nah, ini dia jawaban dari pertanyaan saya yang dulu.... :)

Dikutip dari ulasan Hartono AHmad Jaiz:

Sebenarnya, berdakwah atau apalagi berfatwa dan menyampaikannya itu
adalah hak bagi orang yang memang berilmu. Di samping itu,
menyampaikan kebenaran, mesti pula dengan jalan yang benar. Sehingga
fatwa yang difatwakan itu isinya benar (sesuai dengan al-Qur'an dan
As-Sunnah), sedang tata cara menyampaikan juga harus dengan cara
yang benar.

Kalau fatwa itu isinya benar, sesuai dengan ayat dan hadits,
misalnya, sedang caranya dengan cara memalsu misalnya (ini perlu
dibuktikan dulu, palsu atau tidak), maka cara itu cara tidak benar.

Kalau fatwa itu benar (sesuai dengan ayat dan hadits) dan memang
mereka benar-benar ulama NU Jombang, maka berarti justru
menyampaikan ajaran yang benar. Maka siapa yang menentangnya berarti
menentang kebenaran.

Kalau fatwa itu benar (sesuai dengan ayat dan hadits) dan tenyata
palsu, bukan dari ulama NU, maka bagi orang Muslim sebenarya ada
hadits:

"Kalimah hikmah itu adalah harta benda yang hilang milik orang
mukmin, maka di mana dia temukan maka mukmin itu lebih berhak
padanya." (Hadits Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah, sanadnya dhaif
dari Abu Hurairah, marfu').

Kalau fatwa itu benar isinya (sesuai ayat dan hadits) namun dibuat
oleh pembuatnya dalam tujuan memecah belah umat, misalnya, maka
berarti sebagaimana perkataan Ali bin Abi Thalib ra kepada musuhnya;

"Perkataan benar tetapi dimaksudkan untuk tujuan kebatilan."

Kalau fatwa itu benar (sesuai ayat dan hadits) namun karena tidak
sesuai dengan kemauan orang, lalu orang menolaknya padahal benar,
maka terkena hadits:

"Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya ada seberat biji sawi
dari kesombongan. Lalu seseorang berkata (kepada Nabi saw),
sesungguhnya laki-laki itu suka akan bajunya bagus dan sandalnya
bagus. Nabi saw bersabda, sesungguhnya Allah Maha Bagus, mencintai
kebagusan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan
manusia." (HR Muslim dan Tirmidzi dari Abdullah bin Mas'ud ra dari
Nabi saw). Ulama berkata, menolak kebenaran adalah menolak terhadap
pengucapnya, dan meremehkan manusia adalah merendahkannya.

Seandainya benar bahwa fatwa itu palsu, bukan dari ulama NU, sedang
isinya sesuai dengan ayat dan hadits, atau dibuat memang untuk
tujuan kebatilan, maka bisa juga agama ini didukung oleh orang yang
fajir/ tidak baik.

"Sesungguhnya Allah menguatkan agama ini dengan lelaki yang fajir/
tidak baik." (Dari Ibnu Mas'ud, marfu').

Kenapa?

Karena, insya Alloh orang-orang yang menerima kebenaran akan
menerimanya walau datangnya dari manapun, bahkan mungkin mencocokkan
fatwa itu dengan ayat-ayat dan hadist Nabi saw. Sedang orang yang
sombong akan menolak kebenaran dan meremehkan manusia. Tidak mau
menerimanya, walaupun jelas-jelas di antara isinya memang sesuai
dengan Islam; misalnya apa yang ditekankan dalam fatwa itu tentang
memperingati orang mati: "Kebiasaan selama ini yang masih melakukan
hari ke-7, hari ke-40 dan hari ke-100, supaya ditinggalkan. Karena
ini tidak ada contoh dari Nabi Muhammad SAW dan tidak ada
tuntunannya."

Kalimat dalam fatwa itu jelas benar, sesuai dengan Islam. Bahkan
saya pun menguraikan secara khusus dalam buku Tarekat Tasawuf
Tahlilan dan Maulidan (2006) di samping buku lainnya misalnya Bila
Kiyai Dipertuhankan, Membedah Sikap Beragama NU yang saya tulis
bersama Abduh Zulfidar Akaha.

Untuk menyikapi masalah ini ada gunanya ungkapan: Sesuatu yang
keluar dari mulut, kalau itu muntahan, maka jangan diambil.
Sebaliknya, walau sesuatu keluar dari dubur, kalau itu telur (dari
dubur ayam) maka ambil.

Meskipun demikian, bukan berarti tulisan ini mendukung tindak
kepalsuan atau memakai cara yang tidak benar. Semoga hal ini
difahami.

Jakarta, 9 Ramadhan 1427H.


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "y4tie" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Eh, Maaf... kalo kita menfitnah seseorang dengan sesuatu yang
baik,
> itu dilarang ngga sih? Fitnah yang seperti itu termasuk fitnah
yang
> kejam ngga yah...?
>









Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
   http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> Your email settings:
   Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
   http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
   (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
   mailto:[EMAIL PROTECTED]
   mailto: [EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
   [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
   http://docs.yahoo.com/info/terms/





__._,_.___

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.





SPONSORED LINKS
Single family home Family home finance Family home mortgage
Family home business Dan

Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Kirim email ke