Trus batesan bid'ah hasanah itu pegimane dong... Yang dilakukan sama mantan petinju itu juga kan hasanah, katanya biar jama'ah nya pada ngerti apa yang dia baca. Dan dia juga ngga nambahan jumlah rakaat kok.. Yang jelas katanya ngga ada dalil yang melarangnya.... Pegimane tuh bos..?
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > ah.. ngkong aje yg bludrek.. > > kalau yg sudah ada nash nya, ga boleh sembarangan maen tambain doong.. > > masa iya sholat fardhu yg ude 4 rakaat mo ditambah jadi lima?, ah ngkong ade ade aje.. > > kalo sholat itu teriwayatkan dalam hadits dhoif pun cukup bagi kite ngikutin, ini kan ga jelas, tujuannya juga ga jelas, sumbernya juga ga jelas.. ya bid;'ah hasanah juga ngga sembarang maen bikin aje kong.. enak aje.. > > > wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <pemudasuci@> wrote: > > > > semua amal ibadah boleh dihadiahkan kepada yg sudah wafat kok, > sunnah, Nash nya jelas dan shahih, dan para Muhaddisin melakukannya, > kirim amal pd yg wafat. > > > > kalau shalat ini gue baru denger neh, au deh.. ngeri kalo blm tau > sumbernye. > > > > Kata Ngkong: > Loh, kenapa harus ngeri... Katanya kalau bermanfaat dan baik bagi > muslimin kan jadi bid'ah hasanah... Kenapa juga harus mikirin ada nash > yang jelas dan shahih, yang pentingkan hasanah, karena yang namanya > bid'ah (walaupun hasanah) pasti tidak memiliki nash yang jelas dan > shahih. Kalau nashnya jelas dan shahih sih itu namanya bukan > bid'ah... :) > > Anda yang bingung, atau saya yang bingung ya... Disatu sisi anda > menyadari bahwa yang namanya ibadah memerlukan nash yang jelas dan > shahih. Tapi disisi lain anda juga memahami bahwa ada bid'ah hasanah > dalam urusan agama. Seperti pada masalah dzikir setelah sholat yang > dalam hadits disebutkan masing2 berjumlah 33x dapat menghapus dosa. > Anda berkata kita harus menerimanya apa adanya, dan jangan dipikirkan > dengan logika. Padahal kalau kita berprinsip ada bid'ah hasanah, > bukankah kalau dirubah hitungannya menjadi lebih banyak misalnya > 1000x, hal itu termasuk bid'ah yang hasanah...? > > Kalau istilah bid'ah hasanah itu diterapkan bukan pada urusan agama, > nah itu baru pas. Setiap segala penemuan baru yang selaras dengan al- > quran dan sunnah, maka hal itu akan menjadi bid'ah hasanah, jika > sebaliknya hal itu akan menjadi bid'ah sayyiah. Dan untuk urusan non > agama, kita memang tidak memerlukan dalil yang jelas karena asalnya > mubah, yang penting tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah. > > Jadi kalau anda meyakini adanya bid'ah hasanah dalam ibadah, > seharusnya anda tidak memerlukan lagi dalil yang jelas dan shahih. > Karena yang namanya bid'ah tentu tidak akan memiliki dalil yang jelas. > Kalau begitu berarti petunjuk dan contoh Rasulullah dalam beribadah > baik yang wajib maupun yang sunah boleh diikuti, boleh juga tidak. Mau > mengikuti Rasulullah boleh, mau merekayasa dan membuat ibadah model > baru juga boleh, yang penting baik dan bermanfaat. Contohnya seperti > ibadah model baru yang diciptakan oleh seorang mantan petinju beberapa > waktu lalu yaitu sholat dengan dwi bahasa. Dia berkilah walaupun hal > itu adalah hal baru, tapi apa yang dilakukannya adalah baik dan > bermanfaat (bid'ah hasanah) dan TIDAK ADA satu dalil pun yang > melarangnya. Seharusnya para Ulama mendukungnya ya, bukan malah > melarangnya.... > > Terus kalau begitu, kira-kira buat apa ya dahulu Rasulullah mewanti- > wanti kita untuk BERPEGANG TEGUH kepada SUNNAHnya dan Sunnah Khulafaur > Rasyidin kalau pada akhirnya kita boleh BERIBADAH semaunya...? > > > > > > > --------------------------------- > Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta. >