Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs Islam, 
mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat utk 
ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala yang 
demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti pak 
Wandy? :)

Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari era 
muslim:

Ass. Wr. wb.

Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita 
yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa yang 
paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon 
bantuannya ustadz.

Wasalam

Iin Erpianto
erpianto

Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah 
kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat 
jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk 
dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan 
dasar masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid.

Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan kepada 
seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada dasar 
masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal.

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang 
kepada Nabi SAW dan bertanya, "Sesungguhnya ibuku nadzar untuk 
hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya 
melakukah haji untuknya?" Rasul menjawab, "Ya, bagaimana pendapatmu 
kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah 
hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar." (HR 
Bukhari)

Dengan adanya dasar masyru'iyahnya, maka boleh buat kita untuk 
melakukannya. Semua teknisnya sama persis dengan haji untuk diri 
sendiri, kecuali niatnya saja yang dikhususkan untuk orang yang 
dibadalkan.

Namun untuk ibadah shalat, kami belum pernah mendengar adanya badal, 
baik untuk orang yang masih hidup atau pun untuk mereke yang sudah 
wafat. Baik hubungannya antara orang tua dan anak, atau pun tidak 
ada hubungannya.

Karena itu kami mohon maaf karena tidak bisa menjawab pertanyaan 
anda. Bahkan kami tidak merekomendasikan anda untuk melakukannya, 
lantaran belum jelas dasar-dasarnya. Padahal masalah yang anda 
tanyakan itu benar-benar masalah ibadah mahdhah, yang rujukannya 
harus pasti dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Salam


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "wandysulastra" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kalau demikian, berarti masalah ini muncul hanya karena 
keterbatasan 
> ilmu dan akal saya serta Ustadz atau ulama dimana saya pernah 
> mengambil ilmu kepada mereka. Mohon maaf kalau begitu...:)
> 
> Wassalam
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland" <hmd098@> wrote:
> >
> > Assalamu'alaikum wr, wb.
> > 
> > Sebagai pengakhiran diskusi, saya sedikit memberikan masukan 
sbb :
> > 
> > Karena sekarang semua sudah tahu haditsnya bahwa, pengiriman 
> pahala 
> > lewat sholat itu memang ada, maka buat masukan antum, lain waktu 
> bila 
> > ada yang mengatakan itu BOLEH, jadi ga heran lagi, memang 
dalilnya 
> > ada kok, cuma kitanya aja yg masih belum tahu atau belum sampai 
> ilmu 
> > kita untuk mempelajari itu.
> > Di kitab Kifayatul Akhyar (versi klasik bahasa arabnya) , juga 
> kalau 
> > ga salah ingat hadits ini dimunculkan, cuma dalam bentuk 
tambihun.
> > 
> > Kemudian mengeni mazhab, saya menggunakan fiqih Syafi'iyyah.
> > Saya kira banyak kok, yang menggunakan dalil ini untuk membayar 
> > hutang2 sholat orangtua mereka yang ketika saat ajal itu datang 
> > (sakratul maut), dalam keadaan koma, orangtuanya meninggalkan 
> > sholatnya beberapa hari.
> > 
> > Ada juga yang menggantinya secara dobel, yaitu dengan sholat 
qodlo 
> > dan beras yang dibagikan kepada fakir miskin.
> > Kejadian ini sudah saya ketahui semenjak saya masih kanak2 
memang 
> > sudah ada (sekitar 35 tahun yl), kalau jaman dulu pengeluaran 
> kafarah 
> > dalam bentuk berasnya itu di HELA, yaitu dengan cara si ahli 
waris 
> > menyerahkan kepada seorang fakir miskin, kemudian sifakir miskin 
> > menghadiahkan lagi beras itu kepada ahli waris, lalu ahli waris 
> > membayar kafaroh lagi dari beras yang sama, begitu seterusnya 
> samapai 
> > 4-5kali.
> > Tapi itu jaman dulu, ketika beras masih langka, dan rakyat masih 
> > miskin juga/belum mampu, Makanya ulama jaman dulu membolehkan 
> hela, 
> > sebagai solusi. 
> > Ketika dijaman kini yang sebagian rakyat sudah makmur, tradisi 
> meng-
> > hela kafaroh itu hampir-hampir ga ada lagi.
> > Sekarang para ahli waris umumnya langsung mengeluarkan kafaroh 
> dalam 
> > bentuk beras misalnya sebanyak 10 karung untuk dibagikan kepada 
> fakir 
> > miskin, Tapi ahli warisnya juga membayar qodlo sholat dari 
> > orangtuanya yg sdh meninggal.
> > 
> > Dalilnya adalah hadits tersebut, saya copy paste lagi :
> > 
> > Dari Usaid, Malik bin Robi'ah As-Sayyidi Ra. berkata :
> > Ketika kami tengah duduk di sisi Rasulullah SAW, telah datang 
> seorang 
> > laki-laki dari Bani Salamah, lalu bertanya "Ya Rasulullah, 
apakah 
> > masih tinggal sesuatu daripada perbuatan kebajikan atasku 
terhadap 
> > kedua orangtuaku setelah keduanya meninggal dunia?" Maka 
> Rasulullah 
> > menjawab "Ya (na'am), Sholatlah atas keduanya (As-Sholatu 
> alaihima), 
> > dan mohon ampunlah bagi keduanya (Wal Istighfaru lahuma), 
> Luluskanlah 
> > janji-janjinya/wasiatnya (Wainqozu ahdihima min ba'dihima), dan 
> > menghubungkan tali silaturrahmi yang sudah terhubung melalui 
> keduanya 
> > (Wasilaturrahmi allti laa tushollu illa bihima) Dan Mulyakanlah 
> > teman2 keduanya (Waiqromu sodiqihima)
> > (Hadits Riwayat Abu Daud)
> > 
> > Anda bisa lihat dalam bahasa arabnya tertulis "Ashholatu 
> Alaihima". 
> > artinya sholatlah atas keduanya.
> > Kalau kata sholat disitu adalah sholat JANAZAH, teksnya akan 
> tertulis 
> > Assholatu janazata alaihima, bukan As-sholatu alaihima.
> > Ihlilaf terjadi justru bukan antara memamahi apakah itu sholat 
> > janazah atau sholat selain sholat janazah.
> > 
> > Dalam kitab2 ikhtilaf fi sunnah dikatakan, bahwa perbedaan 
> penafsiran 
> > terjadi dalam MEMAKNAKAN kata As-sholatu alaihima.
> > Yaitu :
> > 1, Ada ulama yang menafsirkan kata As-Sholat sesuai dengan zahir 
> > hadits, yaitu Sholat, tapi bukan sholat janazah, sholat bisa 
> > berbentuk sholat qodlo, sholat sunnah, sholat unsyi (sholat 
untuk 
> > menyenangkan mayit) dsb.
> > 2. Ada ulama yang menafsirkan kata As-Sholat itu maknanya Do'a.
> > 
> > Namun demikian, kalau kita mau mempelajari tata bahasa arab, 
dari 
> > segi bahasa bahwa MAKNA sholat ya artinya Do'a.
> > Jadi kedua-dua ulama tersebut kedua2nya tidak salah dalam 
> memahami, 
> > karena Sholat itu = do'a.
> > 
> > Karena itu saya katakan sejak awal bahwa "Syaikh Muhammad bin 
> Shalih 
> > Al-Utsaimin" , walaupun beliau ulama yang pengikutnya kebanyakan 
> > wahabi, beliau tidak berani mengatakan bahwa pengiriman pahala 
> lewat 
> > sholat di inkari atau dikatakan bid'ah, karena paling tidak 
beliau 
> > sudah tahu bahwa memang ada haditsnya, hanya saja mungkin beliau 
> > memahaminya dari koridor ulama yang ke 2 diatas.
> > 
> > Demikian sekedar tambahan ilmu pengetahuan untuk kita semua, 
> mudah2an 
> > kita semua mendapatkan hidayah dari Allah Swt. Amien.
> > 
> > wassalam,
> > Arland-Jkt
> > 
> > 
> > 
> > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "wandysulastra" 
> > <wandysulastra@> wrote:
> > >
> > > Ya terserah forum, ada yg merasa tertarik tdk dengan topik 
> transfer
> > > pahala sholat ini?  Jujur, saya baru dengar ada sholat seperti 
> itu
> > > baru kali ini. Jadi saya tidak merasa perlu dan tidak akan 
> mengambil
> > > resiko untuk melakukan hal yang saya tidak memiliki ilmu di 
> > dalamnya,
> > > kalau kata pak Bahtiar Lim takutnya hanya menjadi pekerjaan 
yang 
> > sia2
> > > atau malah seperti melawan ayat Allah... :)
> > > 
> > > Mungkin pak Arland bisa menjelaskan pemahaman pak Arland ini
> > > sebenarnya pemahaman versi madzhab apa, atau ulama siapa? 
> Masalahnya
> > > kalau ini madzhab Syafi'i, semenjak kecil sampai sekarang saya 
> tidak
> > > pernah diajari sholat yg pahalanya bisa ditansfer walaupun 
untuk 
> > orang
> > > tua. Padahal saya besar di keluarga yg jebolan pesantren  
> Cipasung 
> > KH.
> > > Ilyas Rukhyat orang NU tulen, yang notabene bermadzhab Syafi'i.
> > > 
> > > Kalau utk pendapat Syeikh Utsaimin mungkin lebih tepat jika 
Mbak 
> > Yati
> > > yg ditanya, karena katanya beliau lebih mengenal ulama ini. 
Atau 
> > Ummu
> > > Hanif yang memposting artikel tersebut.
> > > 
> > > Wassalam :)
> > > 
> > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland" <hmd098@> 
wrote:
> > > >
> > > > Jadi, diskusi tentang Hadits "pengiriman pahala sholat untuk 
> > orangtua 
> > > > yang sudah meninggal" ini, mau diteruskan apa tidak????
> > > > Tolong di Jawab...
> > > > 
> > > > Kedua : Apakah Pak Wandy, sudah SETUJU atau TIDAK SETUJU 
bahwa 
> > > > pemahaman Sholat yang dimaksud oleh "Syaikh Muhammad bin 
> Shalih 
> > Al-
> > > > Utsaimin" itu BUKAN SHOLAT JANAZAH ?
> > > > 
> > > > Soalnya saya masih penasaran dengan pemahaman anda ini, 
karena 
> > setahu 
> > > > saya dari sejak dulu di dalam kitab2 Ihtilafiah fi Sunnah, 
ga 
> ada 
> > itu 
> > > > ulama2 yang namanya keliru antara sholat janazah dengan 
sholat 
> > selain 
> > > > sholat Janazah.
> > > > 
> > > > Wassalam,
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "wandysulastra" 
> > > > <wandysulastra@> wrote:
> > > > >
> > > > > Syukur pak Arland tidak jadi kirim lewat JAPRI, soalnya 
saya 
> > tidak
> > > > > pernah buka mailbox yg di yahoo. Pusing sudah kebanyakan 
> > Spam... :)
> > > > > 
> > > > > Untuk haditsnya, mohon maaf saya tidak bisa bantu cek 
karena 
> > saya 
> > > > tdk
> > > > > punya sunan Abu daud...
> > > > > 
> > > > > Wasalam
> > > > > 
> > > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland" <hmd098@> 
> wrote:
> > > > > >
> > > > > > Assalamu'alaikum wr. wb.
> > > > > > 
> > > > > > Pak Wandy, saya sebenarnya sudah menyiapkan dalil, 
tadinya 
> > saya 
> > > > mau 
> > > > > > kirim lewat japri, supaya anda dapat cek dulu hadits di 
> bawah 
> > ini 
> > > > di 
> > > > > > kitab-kitab hadits yang anda miliki, khususnya kitab 
sunan 
> > Abu 
> > > > Daud.
> > > > > > 
> > > > > >====
> > > > >
> > > >
> > >
> >
>


Kirim email ke