Asalamu'alaikum Wr, wb.

Soal Alasan orang lain untuk menikah itu tidak bisa kita nilai dari
luar bu Sri.
(saya jadi bingung nih, yang diajak diskusi ibu Sri kok yang jawab Ibu
Yatie ??? apa anda 2 Nick Name tapi satu orang yang sama ?)

Ibu Sri boleh bilang bgtu, tapi semua NIAT kembali kepada individu,
karena : Dalamnya LAUT dapat dihitung, dalamnya HATI manusia, Siapa
yang Tahu...???

Secara fikih, saya fikir sudah sesuai kok dengan hadits yang ibu
maksudkan, boleh jadi Bayi tersebut sudah ditanya, tapi karena bayi
itu "diam" , kan berarti sudah "setuju" kan ?

Jadi ga bertentangan dengan hadits yang anda sampaikan. bahwa :

===="Ya Rasululullah bagaimana kami mengetahui bahwa ia memberi izin"
Beliau menjawab" diamnya perempuan menunjukkan persetujuannya" ====

Soal tekhnis bagaimana cara bertanyanya pada seorang bayi, hadits
itupun tidak membahas tekhnis bertanyanya kan?
Disana hanya dibahas bahwa "kode" tanda persetujuannya adalah "DIAM"


Disitulah pentingnya pemahaman dari ilmu yang kita pelajari.
Bahwa : pernikahan itu tidak bertentangan dengan hadits dan syariah.


Terima kasih bila sudah tidak emosi lagi... :)

Wassalam,
Arland-Jkt.






--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandy sulastra
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mohon maaf, sekedar meneruskan...
> 
> --- On Sun, 11/2/08, Yatie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > From: Yatie <[EMAIL PROTECTED]>
> > Subject: Fw: Re:[keluarga-islam] Bls: bukti bukti aisyah tidak
menikah di usia 9 thn
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Date: Sunday, November 2, 2008, 11:25 AM
> > Assalamu'alaikum Pak Wandy, mohon bantuannya utk
> > meneruskan postingan saya ke KI, karena sepertinya postingan
> > saya tidak/belum lulus sensor tim moderator KI. Terimakasih
> > sebelumnya, Wassalam.
> > 
> > --- On Sat, 11/1/08, Yatie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > > Pak Arland, bukan maksud saya membela perempuan. Kita
> > semua
> > > tahu bahwa Pernikahan dalam Islam bertujuan untuk
> > > menciptakan keluarga yang sakinah , mawaddah
> > warrahmah.
> > > 
> > > Saya yang bodoh ini terus berpikir, kalau ada
> > seseorang
> > > menikah karena alasan supaya bisa leluasa tinggal di
> > rumah
> > > orang apa dibenarkan ya?  Lebih bingung lagi ketika
> > > disebutkan perempuannya itu ternyata masih bayi...
> > > 
> > > Ada satu hadits yang saya catat:
> > > 
> > > Sesungguhnya Nabi Muhammad s.a.w berkata : seorang
> > janda
> > > tidak
> > > boleh dikawinkan tanpa diajak dahulu bermusyawarah dan
> > > seorang gadis
> > > tidak boleh dikawinkan tanpa meminta persetujuannya
> > > terlebih dahulu,
> > > orang-orang kemudian bertanya "Ya Rasululullah
> > > bagaimana kami
> > > mengetahui bahwa ia memberi izin" Beliau menjawab
> > > " diamnya
> > > perempuan menunjukkan persetujuannya" (HR
> > Bukhari)
> > > 
> > > Aisyah ketika dinikahi oleh Rasulullah sudah dapat
> > dimintai
> > > persetujuan walaupun belum baligh. Lah, kalau sama
> > bayi gmn?
> > > Dan tujuan Rasulullah menikah pun jelas untuk
> > membentuk
> > > sebuah rumah tangga. Jadi jauh sekali perilaku
> > Rasulullah
> > > yang mulia itu dengan Habib dari Jatim dalam masalah
> > ini.
> > > Apalagi kalau membaca cerita di bawah, kok sepertinya
> > > pernikahan yang pernah terjadi itu seperti tidak ada,
> > bahkan
> > > seperti sesuatu yang dianggap lucu. APakah sebuah
> > pernikahan
> > > itu bisa dianggap main2 seperti itu? 
> > > 
> > > Komentar ini muncul karena saya yang bodoh dan tidak
> > faham
> > > agama, atau karena ada orang yang merasa faham agama,
> > lantas
> > > dengan mudahnya mencari pembenaran atas apa yang
> > > dilakukannya...??
>


Kirim email ke