Assalamualaikum Wr.wb Imam Gozali telah memberikan gambaran kepada kita semua, "Rukunlah kalian seperti halnya kedua tangan kalian, jangan seperti telinga kalian". Tangan Dialoh tangan kanan dan tangan kiri : Tangan kanan berkata kepada tangan kiri: Sayang,....untuk urusan , tanda tangan, terima uang biar saya saja, urusan kamu di belakang, namun aku nanti akan beli jam dan cincin entar kamu yang memakai". Jawab tangan kiri : Alhamdulillah, trimakasih,..... Tidak hanya itu saja, bila tangan kanan merasa gatal maka tangan kiri menggaruknya, begitu juga bila tangan kiri yang gatal tangan kananpun menggaruknya, bila keduanya merasa gatal maka "kukurkukuran".(Garuk-garuan). Telinga 1. Sifat buruk yang ada pada telinga adalah rasa iri, bila kanan memakai anting maka yang kiri "iri" dan harus sama, begitu juga bila kiri memakai anting yang kanan pun iri dan harus sama pula. 2. Meskipun telinga kanan dan kiri dekat namun tidak pernah silaturahmi (Ratau kepethuk) Orang kalau satunya memberi dan satunya menerima dengan keiklasan dan saling pengertian tentunya tidak ada kata kurang, yang perlu di yakini dengan keimanan adalah nilai keberkahan bukan dari nilai nominal banyaknya uang, nilai keberkahan hadir di tengah-tengah jiwa yang tenang. (ORA NGGRINGSANG). Dari laki-laki yang lebih mencintai dirinya sendiri Wassalam
________________________________ From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-is...@yahoogroups.com] On Behalf Of Rara Marulent Sent: Friday, September 25, 2009 2:47 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Bls: [keluarga-islam] Cerita Di atas Cerita --- Pada Jum, 25/9/09, David Sofyan <d4v1d2...@gawab.com> menulis: Dari: David Sofyan <d4v1d2...@gawab.com> Judul: [keluarga-islam] Cerita Di atas Cerita Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 25 September, 2009, 2:22 PM Cerita Di atas Cerita Pak Haris adalah salah satu dari beberapa orang di kota besar ini yang mengijinan istrinya bekerja membantu memperbaiki keuangan keluarga, walau dengan konsekwensi anak mesti dititipkan kepada pembantu rumah tangga. Bukankah sebaiknya kalimat tersebut sebagai berikut: Pak Haris adalah salah satu dari beberapa orang di kota besar ini yang bersyukur istrinya bekerja membantu memperbaiki keuangan keluarga, walau dengan konsekwensi anak mesti dititipkan kepada pembantu rumah tangga. Wajar saja bila sang istri merasa kesal atas kelalaian tersebut. Apakah Pak Haris sudah hati2 dalam membawa uang tersebut? Bila , ya. Memang bukan kesalahan Pak Haris, tapi tetap wajar sang istri kesal. Dan kenapa setelah ada masalah kehilangan uang tersebut Pak Haris baru cari tambahan? Kenapa tidak dari dulu yang tentunya dengan jam kerja yang tidak terlalu berlebihan. Saya menduga Pak Haris merasa harga dirinya terlecehkan, maka dia mencoba menganti uang tersebut dengan kerja tambahannya. Bila menyinggung harga diri, maka seorang laki2 akan segera tanggap menyiasatinya. Tapi tidak mengenai kebutuhan keluarga. KENAPA? (Silahkan jawab para laki2) Dugaan saya: Laki2 jauh lebih mencintai dirinya sendiri dari pada keluarganya. Salam ________________________________ Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! <http://id.mail.yahoo.com>