simple man wrote:
Jadi, saya rangkum kemungkinan alasannya:
1. takut ketahuan masih pakai bajakan.
2. belum paham open source, merasa belum secure.
3. malu atau belum pede pakai Linux.
4. gengsi pakai software murah (alasan ini masih diragukan).

menurut pengalaman saya, Linux tidak seperti itu, Linux jelek, Linux gak berguna, Linux membuang-buang waktu, Linux capek belajarnya. Kenapa? karena tidak semua orangnya sesuai
atau cocok dengan Linux. Sebagai asumsi gini, saya suka buah nangka, tapi apakah pak Rus suka nangka?
apakah tetangga saya suka nangka? apakah pak IMW suka nangka? belum tentu, Di tempat saya bekerja sistem sudah ada dengan OS XXXX, lalu apakah saya, yang tahu kekuatan linux dimana, lantas menggantinya dengan OS Linux?, jujur saya ngak mao, capek merubah struktur yang ada, kerjaan saya sudah banyak, ditambah ini lebih bikin saya pusing.
Nah disini menurut saya gak perlu maksa ini linux, itu linux, apa juga linux. apalagi mendeskripsikan kelebihannya hanya untuk "mengnegatifkan" produk lain. (saya bukan pembela OS proprietary, saya juga sebel koq).

Apakah saya salah membuat subject? atau saya salah membuat rangkuman? atau malah saya salah masuk milis...hehehe Kenapa reply simple man jauh dari subject dan rangkuman saya?

Supaya hati simple man lebih jernih,
saya ulang curhat saya, siapa tahu bisa bantu :)
Ada perusahaan yang sudah pakai Linux,
tapi tidak mau diberitakan di majalah...itu point-nya.
Lalu saya buat rangkuman seperti di atas,
dan mohon tanggapan kalau salah...

Siapa yang memaksa pakai Linux?
Mari introspeksi, ini milis umum/terbuka, ada archive-nya,
jadi kalimat yg tidak baik akan terus tersimpan dan terbaca :(

Kalau Anda mengeluh, kerjaan lebih banyak...
dan tambah pusing, mungkin lebih baik istirahat,
atau panggil konsultan....hehehe
Ini milis aktivis-linux, jadi wajar banyak diskusi linux.

Cmiiw,
Rus, berdoa agar tidak kepancing lagi :-)


-- Berhenti langganan: [EMAIL PROTECTED] Arsip dan info: http://linux.or.id/milis.php



Kirim email ke