Pada hari Minggu, tanggal 15/08/2010 pukul 07:21 +0000, wildan thoyib
menulis:
> Hahahaha...percuma juga posting beribu-ribu thread kalo ujung2nya
> sampah...
> Cape juga kan bacanya,emangnya milist ini TPSA(tempat pembuangan
> sampah akhir)...hahhahaha..
> BSE TIK tanyain tuh ke kang onno yg py patent,secara kemendiknas tidak
> pernah membatasi siapapun utk mencetak BSE sebanyak2nya,jangankan BSE
> modul2 biasa aja dikomersialisasikan di daerah,gmana mau pinter terus
> maju neh negeri,kalo mentalitynya kaya gini...hahaha...
> Dicetaknya pake daun lontar aja bener kata frans...(Emangnya jaman
> padjajaran ma majapahit)
> Utian ayuba;tolong tunjukan dong ketidakparahan anda,di milist ini.
> 

saya rasa tujuan diskusi di sini tidak ejek mengejek seperti ini. ini
saya mengasumsikan beberapa email di atas cenderung saling ejek. (mohon
maaf jika saya salah asumsi)

kalo saya berpendapat, dari pertanyaan cak Anas di awal thread, beliau
berharap terjadi diskusi yang baik bagaimana mengatasi
kesulitan-kesulitan yang terjadi.

saya pernah mengalami kasus yang sama pada sebuah MTs. Negeri di daerah
Aceh Tengah, saya jelaskan ke mereka kalau BSE boleh dicetak sendiri.
Akhirnya mereka mencetak dan mengkopi tanpa perlu beli dari toko/sales.
Selain itu, di labkomputer mereka yang terbatas, siswa juga bisa membaca
versi elektroniknya. namun kondisi di daerah Aceh pada umumnya listrik
tidak begitu stabil. :)

adakah pengalaman lain?


-- 
Berhenti langganan: linux-aktivis-unsubscr...@linux.or.id
Arsip dan info: http://linux.or.id/milis

Kirim email ke