Untuk Genjuro... utk menjadi programmer sebenarnya bukan dilihat dari seberapa hebatnya anda menguasai tekhnik yg yg terlalu tinggi, krn intinya dari semua ini adalaha untuk memecahkan suatu masalah dengan cara yg efektif dan efisien. Jadi seiring dengan pengalaman anda akan semakin baik dalam membuat program saya sangat setuju tetapi utk kearah sananya anda perlu bersabar dan terus lah coding.

Dan sekadar tambahan dalam coding atau dunia programming ada 4 klasifikasi:
1. Menulis program secara kasar, dlm arti program dapat memecahkna suatu masalah dengan baik tetapi secara penulisan masih belum terstruktur. 2. Menulis program secara prosedural, dlm arti dlm tahapan ini si coder sudah mulai memecah2 masalah menjadi unit masalah yg lebih kecil singkatnya dengan fungsi (Function). 3. Menulis program secara Modular, dlm arti tahap ini coder telah memuat banyak fungsi2 dan dari fungsi2 tsb di kumpulkan dalam suatu group yg memliki kesamaan, yg tujuannya adalah mempermudah pembacaan, penulisan dan backtrack di kemudian hari... disini sudah mulai termuat unsur keefektifan dan keefesienan yg lbih mendalam sesuai dengan pengalamannya. 4. Menulis program secara Orientasi Object, dlm arti tahapan ini coder sudah sanggup menulis program dengan memuat fungsi, algoritma, dan modul yg dikombinasi sedemikian rupa sehingga program yg dibangun benar2 efektif dan efisien dan terlebih lagi sifatnya dinamis yg berarti, jika di masa yg akan datang ada perubahan dan penamabahan maka coder hanya akan
   "membongkar" code program dengan minimal...

Sekiranya bahasan diatas bisa membantu Genjuro utk tidak menjadi "terburu-buru" menjadi advanced-programmer dengan memaksakan diri dengan mempelajari tekhnik2 yg jauh dari
pengalaman pengaplikasian nya yg ujung2 nya bisa membuat Genjuro Frustasi..

Sekadar sharing saya sdah coding 8 tahun, tetapi dalam menulis program saya tidak langsung membuatnya dalam format Orientasi Object... ada kalanya saya harus menulis nya dalam bentuk procedural dan mengumpulkannya dlm modul lalu baru di efketif dan efisien khan dengan OOP (Objct Orientation Programming) tadi. Dan dlm perjalananya itu begitu banyak bug2 yg bermunculan
tetapi utk Genjuro ketahui disini JUSTRU letak seninya programming itu.

Akhir kata, Genjuro pantang menyerah dan lalui tahap demi tahap sehingga bekal pengalaman menjadi guru yg terbaik dalam pembuatan prgram yg akan datang.. Semoga ini membantu... Dan untuk semua coderz yg lain, awali lah semua pekerjaan anda dengan doa. Trims

Regards,
Adesanto Asman

Donny Kurnia wrote:
Adhi Hargo wrote:
Ups, maksud saya penggunaan dalam konteks Genjuro:
programmer pemula yang kelihatannya mendalami bidang
ini secara otodidak. Dalam kasus seperti ini sisi
"menyenangkan" dan ekspresivitas bahasa pemrograman
pertama kalau bisa ditekankan.

Tidakkah Anda juga setuju, bahwa pengalaman dengan
bahasa pertama sedikit banyak mempengaruhi kualitas
program yang ditulis dengan bahasa-bahasa selanjutnya?
Seperti Dijkstra yang meng"kriminal"kan perkenalan
pemrograman dengan BASIC (atau COBOL, saya lupa).
Bahasa pertama saya sendiri batch file DOS. Kalau
saja...

Ga juga tuh. Pengetahuan bertambah seiring waktu dan pengalaman. Style pemrograman juga berubah, dah ini saya rasakan sendiri. Yang penting adalah kemauan untuk berubah, jangan terpaku pada cara lama yang memang bisa tetapi belum tentu cara yang terbaik. Makin banyak menulis program akan semakin banyak tahu cara-cara terbaik dalam memprogram.

--- Donny Kurnia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Ya ga juga harus dihindari. C dan C++ cukup asik
untuk dipelajari dan digunakan. Kita semua dulu waktu awal belajar juga
pemula kan :)
Kalau saya dulu tahu pertamanya itu BASIC (masih di
DOS), baru belajar LISP, Pascal, C, C++, dan Java (ini semua sewaktu
kuliah). C++ untuk pemula sudah pasti ada, kalo gak, gimana mau
regenerasi programmernya :D
Adhi Hargo



--
Donny Kurnia
http://hantulab.blogspot.com
http://hantulab.multiply.com



--
Berhenti langganan: [EMAIL PROTECTED]
Arsip dan info: http://linux.or.id/milis

Kirim email ke