Sesungguhnya Ruh itu satu adanya...tidak ada ruh mang
ucup, tidak ada ruh SBY, tidak ada ruh dengan
identitas individu... Ruh tetap satu, namum kesadaran
bisa berbagai bentuk, berbagai level. Manusia termasuk
Yesus sekalipun adalah manusia biasa , bedanya dia
telah mencapai kesadarara dalam level tuhan Allah,
melalui berbagai pencerahannya , jadi siapapun di
dunia ini bisa mencapai kesadaran tertinggi tersebut
in any way.
Mogamoga pendapat saya tidak membuat konflik.

The Higher Consciousness Contemplation of Life I *

I am one with ALL THAT IS.
I surrender to my higher self,
God-soul that is me.
In the eternity of now,
I rise above time and space
Into infinite spirit.

In this creative center
Of pure consciousness,
Where all things exist,
I accept into my life
That which I choose
For my wellbeing and spiritual unfoldment.

I think neither good nor bad
Of events in my life,
For they are without form.
Neither good nor bad,
Either good or bad,
My choice
Makes it my own.

Outcomes flow from
What I think, and
What I deem is true.
For how I act,
And what I accept,
Steers the course
That will ensue.

I focus on my higher self,
God-soul that is free.
A spark of GOD, part of the whole
That watches over me.
It meets my needs,
And steers my course,
On my journey home, to THEE.

I center
On my love for GOD,
And GOD’s boundless love for me,
A love that provides, protects
And guides my way,
To know the ONE
In me.

ALL THAT IS, is
All there is.
And I as part of THEE,
Claim freedom
Joy, success
As mine,
GOD’s endless gift to me.
 

 
                  
*       From       Confessions of a God Seeker: A Journey
to Higher Consciousness by Ford Johnson

-dodi suwardi-

--- MANGUCUP <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Berdasarkan tulisan saya yang terakhir ini banyak
> yang menilai, bahwa saya
> telah menyesatkan dan menggembos iman sesama umat.
> Hanya perlu anda ketahui
> bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya
> pernah timbul juga pada diri
> saya sendiri; dimana saya sendiri berusaha untuk
> mencari jawabannya.
> 
> Perlu anda ketahui bahwa dari awal mula Allah Bapa
> mengasihi Putera-Nya,
> bahkan Ia sendiri bersabda: “Inilah Anak-Ku yang
> Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
> berkenan." (Matius 3:17). Jadi dalam hal ini sudah
> tidak perlu diragukan
> lagi.
> 
> Tuhan Yesus adalah Allah yang menjelma menjadi
> manusia. Komplit dengan
> segala perasaan yang dapat dirasakan oleh setiap
> manusia di kolong langit
> ini, seperti perasaan sedih, takut, marah, sakit
> maupun kecewa. Ini bisa
> dibuktikan pada saat penderitaan-Nya dikayu salib.
> Ia menderita sakit,
> berdarah, luka, bahkan sampai mati sebagai manusia.
> 
> Kalau Ia manusia bagaimana mungkin Ia adalah Allah
> ?! Saya mencoba mencari
> persamaan seperti juga mobil angkot, walaupun diberi
> mesin pesawat terbang
> Jumbo 747 sekalipun, ia tetap saja angkot, sehingga
> tidak mungkin bisa
> terbang, wong namanya juga body mobil bukannya
> pesawat. 
> 
> Di dalam pengertian saya sebagai wong goblok bin
> dungu, Tuhan Yesus itu
> adalah manusia tetapi Roh-Nya adalah Allah, oleh
> sebab itulah Ia harus
> menerima nasib dan kenyataan seperti layaknya
> manusia-manusia lainnya.  Body
> Nya adalah body manusia. Dimana Ia juga harus
> merasakan nyerinya penderitaan
> seperti yang dirasakan oleh setiap manusia di dunia
> ini.
> 
> Tuhan Yesus mengemban tugas untuk menebus baca
> mengambil alih seluruh dosa
> umat manusia. Hukuman dari dosa adalah maut, oleh
> sebab itulah juga; Ia
> harus mati dikayu salib. Ia mati sebagai penanggung
> dosa umat manusia, hal
> inilah yang menyebabkan pada saat Ia berada di kayu
> salib, Allah Bapa
> perpaling muka dari Dia, sebab Allah itu kudus
> adanya.
> 
> Mang Ucup termasuk anak bandel, sehingga seringkali
> digebukin oleh Abah Awat
> (ayah), tetapi hukuman itu tidak begitu menyakitkan
> seperti kalau di cuekin
> atau diacuhkan beberapa hari lamanya oleh Abah. Hal
> ini jauh lebih
> menyakitkan daripada digaplok ! Saya tahu ayah saya
> tidak pernah akan
> meninggalkan saya, walaupun demikian sering timbul
> dipikiran saya: “Kenapa
> Abah meninggalkan saya ?”. Pertanyaan ini timbul,
> karena merasa sedih
> dijauhi oleh ayah. Mungkin hal yang serupa dirasakan
> oleh Tuhan Yesus pada
> saat Ia berada di kayu salib.
> 
> Memang Tuhan Yesus itu adalah Allah Putera merupakan
> sebagian dari Trinitas,
> tetapi pada saat Ia hidup sebagai manusia, tubuh-Nya
> adalah manusia. Hal ini
> bisa dibuktikan dimana Ia butuh waktu untuk berdoa
> terhadap Allah Bapa.
> Bahkan pada saat Ia berdoa; Ia bersabda: “Bapa, Aku
> mengucap syukur
> kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan
> Aku…(Yohanes 11-43) jadi
> wajarlah apabila pada saat Ia disalib Ia juga
> mengucapkan: “„Eloi, Eloi Lama
> Sabakhtani“
> 
> Mudah-mudahan melalui tulisan ini saya dapat
> merevisi tulisan saya yang
> sebelumnya.
> 
> Maranatha
> Mang Ucup – The Drunken Priest
> Email: [EMAIL PROTECTED]
> Homepage: www.mangucup.org
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> -- 
> Internal Virus Database is out-of-date.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.5.432 / Virus Database: 268.15.24/592 -
> Release Date: 18-12-2006
> 13:45
>  
> 
> 
> 
> 
> Mayapada Prana Quotes: 
> "Think Good, Feel Good, Do Good. This is the way to
> God"
> - Sathya Sai Baba
> 
> Mayapada Prana Links:
> 
http://health.groups.yahoo.com/group/FOOD_COMBINING_INDONESIA/
>  
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/join
>     (Yahoo! ID required)
> 
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 


Best Regards :
-Dodi-

Kirim email ke