Salam, Betul kata mas Sony, film ini harus jadi cermin bagi orang2 Islam. Tentu saja jika film ini ditujukan untuk orang Islam, bukan ajaran Islam.
Saya hanya menegaskan bahwa film ini ditujukan kepada ajaran Islam. Jika kita menonton filmnya, disana ada al-Quran dan penjelasan versi film FITNA, dan itu salah. Untuk membedakan mana ajaran dan mana individu, butuh berfikir dengan dalam. Saya mengerti tidak semua orang dapat berfikir seperti ini, karena butuh ketertarikan dan mood yg bagus. Mas Sony apakah anda pernah menonton film FITNA atau apakah anda mengetahui dengan jelas ajaran Islam ?. Jika anda tidak tahu, kenapa anda menulis seolah2 tahu ? Kenapa anda berbicara tentang sesuatu yg tidak anda kuasai? Pernahkah kita menyadari, bahwa kebenaran yg kita sangka selama ini adalah kebenaran versi UNTUNG-RUGI, kebenaran versi ENAK-TIDAK ENAK, kebenaran versi NYAMAN-TIDAK NYAMAN. Ketika kita dipukul orang dari belakang, maka kita akan membalas memukul langsung, karena menyangka dengan pasti yg memukul itu salah. Padahal jika kita berfikir dengan dalam, kita memukul bukan karena siapa yg benar dan siapa yang salah, namun kita berfikir, KITA SAKIT MAKA KAMU YANG SALAH. Saya akan beri satu kebenaran yg tidak diajarkan orang tua, sekolah, lingkungan, televisi atau internet. Tahukan anda ? Berbicara tentang sesuatu yg tidak anda kuasai adalah SALAH. Anda bisa tanya itu ke orang islam dengan keyword GHIBAH. Seharusnya kebenaran tidak berasal dari persepsi, analisa pendek, ucapan2, untung atau rugi buat kita, ajaran orang tua, tulisan internet,dll. Kebenaran itu seharusnya berasal langsung dari Pencipta asal kehidupan. Tidakah kita penasaran, Siapakah Pencipta itu ? Apakah Ia menurunkan penjelasan ? Apakah Ia memiliki Utusan ? Dunia adalah lautan persepsi . Berhati2lah dengan pengetahuan2. Carilah asal pengetahuan terlebih dahulu, jangan mengambil pelajaran langsung. ORANG YANG HANYUT, RUMPUTPUN JADI PEGANGAN. Maka dari itu, janganlah jadi orang yang HANYUT. Jika anda memiliki keragu2an dalam hati, itu adalah insting anda untuk mencari -= apa itu KEPASTIAN =-. Semoga Bermanfaat rgrds, Gani K 2008/4/2 Sony <[EMAIL PROTECTED]>: > Mas-mas, > > > > Harusnya film ini justru dijadikan kaca utk bercermin diri, bukan malah > dikutuk. Gak ada gunanya mengutuk karena justru malah menjadikan suatu > keengganan utk bergerak maju, merasa diri sudah paling benar. Orang kalo > udah merasa paling benar kan hanya bisa melihat kelemahan orang lain dan > sulit utk melihat kekurangan pd diri sendiri. > > >