Mas Gani,

 

Sejarah orang kristen kan sama saja seperti itu. Gereja Katolik yg bentuk
dan nuansanya seperti yg bisa kita lihat sekarang ini juga melalui proses
kejedot-jedot. Saya berani ngomong karena melihat proses itu. Bila kita
simak buku "Menguak Injil-Injil Rahasia" karya Mo Deshi R. bisa dilihat
sekelumit sejarah Gereja Katolik di masa lalu. Buku itu memang menggambarkan
proses itu dg sangat halus, padahal kisah sebenarnya juga "payah" pake
berdarah-darah. Perpecahan antara Gereja Katolik dg Gereja Protestan juga
melibatkan intrik2 keras.  Itu kalo kita mau terbuka dan jujur. Jadi,
mengapa harus diulangi, wong keledai saja ogah masuk ke lubang yg sama...?

 

Nuwun,

 

SONY H WALUYO

 

* You are what you think about. Beware of your mind. 

-----Original Message-----
From: mayapadaprana@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Gani Kurnia
Sent: Friday, April 04, 2008 5:45 PM
To: mayapadaprana@yahoogroups.com
Subject: Re: [Mayapada Prana] Film "Fitna" dan Dua Corak Fundamentalisme

 

Salam,

Betul kata mas Sony, film ini harus jadi cermin bagi orang2 Islam. Tentu
saja jika film ini ditujukan untuk orang Islam, bukan ajaran Islam. 

Saya hanya menegaskan bahwa film ini ditujukan kepada ajaran Islam. Jika
kita menonton filmnya, disana ada al-Quran dan penjelasan versi film FITNA,
dan itu salah. Untuk membedakan mana ajaran dan mana individu, butuh
berfikir dengan dalam. Saya mengerti tidak semua orang dapat berfikir
seperti ini, karena butuh ketertarikan dan mood yg bagus.

Mas Sony apakah anda pernah menonton film FITNA atau apakah anda mengetahui
dengan jelas ajaran Islam ?. Jika anda tidak tahu, kenapa anda menulis
seolah2 tahu ? Kenapa anda berbicara tentang sesuatu yg tidak anda kuasai?

Pernahkah kita menyadari, bahwa kebenaran yg kita sangka selama ini adalah
kebenaran versi UNTUNG-RUGI, kebenaran versi ENAK-TIDAK ENAK, kebenaran
versi NYAMAN-TIDAK NYAMAN.

Ketika kita dipukul orang dari belakang, maka kita akan membalas memukul
langsung, karena menyangka dengan pasti yg memukul itu salah. Padahal jika
kita berfikir dengan dalam, kita memukul bukan karena siapa yg benar dan
siapa yang salah, namun kita berfikir, KITA SAKIT MAKA KAMU YANG SALAH.

Saya akan beri satu kebenaran yg tidak diajarkan orang tua, sekolah,
lingkungan, televisi atau internet. Tahukan anda ? Berbicara tentang sesuatu
yg tidak  anda kuasai adalah SALAH. Anda bisa tanya itu ke orang islam
dengan keyword GHIBAH.

Seharusnya kebenaran tidak berasal dari persepsi, analisa pendek, ucapan2,
untung atau rugi buat kita, ajaran orang tua, tulisan internet,dll.
Kebenaran itu seharusnya berasal langsung dari Pencipta asal kehidupan.
Tidakah kita penasaran, Siapakah Pencipta itu ? Apakah Ia menurunkan
penjelasan ? Apakah Ia memiliki Utusan ?

Dunia adalah lautan persepsi . Berhati2lah dengan pengetahuan2. Carilah asal
pengetahuan terlebih dahulu, jangan mengambil pelajaran langsung. ORANG YANG
HANYUT, RUMPUTPUN JADI PEGANGAN. Maka dari itu, janganlah jadi orang yang
HANYUT.

Jika anda memiliki keragu2an dalam hati, itu adalah insting anda untuk
mencari -= apa itu KEPASTIAN =-. 


Semoga Bermanfaat


rgrds,


Gani K

2008/4/2 Sony <[EMAIL PROTECTED] <mailto:[EMAIL PROTECTED]> com>:

Mas-mas,

 

Harusnya film ini justru dijadikan kaca utk bercermin diri, bukan malah
dikutuk. Gak ada gunanya mengutuk karena justru malah menjadikan suatu
keengganan utk bergerak maju, merasa diri sudah paling benar. Orang kalo
udah merasa paling benar kan hanya bisa melihat kelemahan orang lain dan
sulit utk melihat kekurangan pd diri sendiri. 

 

 

 

Kirim email ke