Mbah HMNA,
Waduh, sorry mbah. ogah ah.. guwe gak mau punya Alloh yg suka perang, apa lagi yg suka marah-marah dan sifat pendendam sampai menyiapkan hukuman terkejam dg api neraka abadinya. weleh.. dan tiap hari minta dipuja-puji . disembah-sembah. waduh mosok gak punya jalan keluar utk ndidik manusia keluar dr kerumitan hidup ya. Guwe mo Allah yg suka damai saja deh. yg bisa kasih ampunan dan jalan keluar bagi manusia dari kerumitan hidupnya. Love. light & peace. Sony H Waluyo * You are what you think about. Beware of your mind. [kesadaran ada di rasa, sulit utk memahaminya dg pikiran. Kita bisa bebas menyimpulkan apa yg kita lihat dan rasakan. Namun tetaplah sulit mendefinisikan rasa garam dengan kata2, tapi dg rasa di lidah semua orang sepakat itulah rasa garam, asin itu pasti asin, pahit itu pasti pahit. Demikian juga saat dirasa di hati, kasih itu pasti kasih. Olah rasa akan dg jelas mendefinikan kesadaran. Olah rasa...olah kesadaran...intuisi yg akan bermain...menyalurkan cahaya... cahaya adalah ilmu pengetahuan dan pengetahuan mjd landasan utk bertindak bijaksana dlm mengolah alam dan kehidupan]. ================== _____ From: mayapadaprana@yahoogroups.com [mailto:mayapadapr...@yahoogroups.com] On Behalf Of H. M. Nur Abdurahman Sent: Wednesday, June 16, 2010 6:05 AM To: mayapadaprana@yahoogroups.com Subject: Re: [Mayapada Prana] Seri 388 <mailto:ason...@gmail.com> Sony H Waluyo wrote: katanya Allah (bukan Aloh-HMNA) Maha Rahim (bukan Rohim-HMNA) kok ya punya hukum aturan damai-perang to Mbah? ***************************** HMNA: Apa artinya Maha Rahim? Antara lain memelihara ummat manusia, sehingga Allah perlu mengajarkan aturan kepada manusia antara lain hukum aturan damai dan perang. Aturan damai untuk mencegah perang, dan aturan perang untuk bisa berdamai kembali, jadi dalam berperangpun harus ada aturannya. Karena bagaimanapun dalam pergolakan hidup manusia perang tidak bisa dihindarkan. Adalah kenyataan bangsa-bangsa yang berperang yang salah satu pihak tidak mengikuti aturan perang tidak akan mungkin terjadi perdamaian. Begitu nyong, jangan pakai kacamata kuda, perluaslah cakrawala memandang hidup ini. Antara lain pula Allah memelihara ummat manusia, simaklah Seri 013 di bawah yang telah dipostingkan ke mayapada beberapa bulan lalu: *********************** BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 013. Air Zat yang Tidak Biasa Secara biasa atau sepintas lalu, pernyataan judul di atas tidak biasa. Semua orang akan berkata bahwa air itu adalah zat yang amat biasa. Marilah kita simak! Seperti pernah dijelaskan dalam seri 009, ilmu pengetahuan harus dibina atas landasan Tawhid. Dengan demikian sumber ilmu pengetahuan itu adalah wahyu, alam dan sejarah. Wahyu berwujud Ayat Qawliyah, alam dan sejarah disebut Ayat Kawniyah. Namun khusus untuk pembahasan mengenai air ini tentu saja sumber informasi yang dipakai adalah wahyu dan alam, karena ruang lingkupnya adalah ilmu eksakta. Kita mulai dahulu dari sumber informasi wahyu. Berfirman Allah dalam S. Al Anbiyaa' ayat 30: -- Wa ja'alnaa minalmaai kulla syay.in hayyin, afalaa yu'minuwn., artinya: -- Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup dari air, apakah mereka tidak beriman? Kebenaran wahyu harus diterima dengan iman. Namun untuk memahami wahyu dengan baik, harus memakai akal. Langkah pertama dalam mempergunakan akal adalah memikirkan makna ayat di atas itu. Kalau air itu diciptakan Allah sebagai sumber kehidupan, maka air itu adalah zat yang tidak biasa, artinya sangat istimewa. Lalu bagaimana istimewanya? Untuk menjawabnya haruslah mempergunakan akal untuk langkah berikutnya. Yaitu dalam hal ini kita pergunakan sumber informasi yang kedua, yakni alam. Dan dalam hal ini masuklah kita ke daerah ilmu / sains. Demikianlah metode pendekatan yang dipakai dalam cakrawala: Wahyu dan Akal - Iman dan Ilmu.