Untuk menjalankan bursa saham yang dapat berfungsi dengan baik, dibutuhkan 
informasi akurat mengenai nilai suatu perusahaan agar investor bisa membayar 
harga yang tepat pada saham yang akan dimilikinya. Akan tetapi, karena 
perubahan etika moral, para pelaku dunia keuangan, berani, mengaburkan 
persoalan-persoalan inheren perusahaan yang mereka bawa ke pasar atau yang 
mereka bantu penjualan sahamnya demi menambah modal  perusahaan. Dengan 
demikian, mereka telah ikut menurunkan kualitas informasi. Dalam banyak kasus, 
mereka mengetahui kondisi riil perusahaan yang mereka tangani, tetapi publik 
tidak mengetahuinya. Hal itu, menyebabkan keyakinan publik terhadap pasar 
menjadi turun, dan saat informasi yang benar terkuak, harga-harga saham menjadi 
terhempas tajam.
   
  Perubahan prilaku tersebut, menurut Stiglitz (2003), terjadi berkaitan 
insentif yang diperoleh dari penjualan perdana serta transaksi-transaksi 
lainnya begitu besar. Dengan menyajikan informasi yang menyesatkan atas sebuah 
korporasi, mereka akan memperoleh imbalan yang lebih besar daripada menyajikan 
informasi yang akurat. Hal ini terjadi akibat adanya sejumlah perubahan 
peraturan (deregulasi) yang membuka sumber konflik kepentingan baru. Hak opsi 
dan skema-skema kompensasi dirancang untuk medorong penititikberatan pada 
keuntungan saat ini ketimbang hasil jangka panjang. 
   
  Para pelaku dunia keuangan di era ekonomi baru, tidak ubahnya bagai eksekutif 
perusahaan. Mereka belajar cara mendorong kenaikan harga saham mereka sendiri 
sama seperti mereka membantu orang lain berbuat hal yang sama. Kenaikan harga 
saham seharusnya memberikan keuntungan jangka panjang bagi pemegang saham. Akan 
tetapi, yang terjadi seringkali pasar hanya menitikberatkan pada jangka pendek, 
yakni bottom line hari ini. Akibat imbalan imbalan sang eksekutif bergantung 
kepada harga saham hari ini, maka mereka lebih terdorong untuk menitikberatkan 
laba hari ini ketimbang menjaga reputasi perusahaan dalam jangka panjang. 
Demikian pula yang terjadi pada para analis, mereka semua menangguk jumlah uang 
yang besar ketika menggembar-gemborkan informasi yang tidak sesuai tentang 
perusahaan-perusahaan yang dijagokan. Akhirnya, para investor pelanggan mereka 
yang kurang waspada atau memang miskin informasi menjadi korban.
   
  Bersambung .............................................

Merza Gamal ([EMAIL PROTECTED])
   

 
---------------------------------
Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]




Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke