Saya baru mengirim suatu posting, dimana saya kutip dari buku Rioots of 
violence in Indonesia.  Di paragrap terakhir ada dibahas mengenai ini -- 
judulnya adalah: Maling, Maling! The lynching of petty criminals.
   
  Keroyokan maling, atau penjahat kelas teri, memang sudah membudaya di 
Indonesia.
   
  

Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
              REFLEKSI: Berani dikroyok hanya penjahat sebesar ikan teri, 
tetapi buaya darat koruptor kakap dibiarkan bebas menikmati surga dunia.  Said  
Agil al Munawar [mantan menteri Depag] sikat RP 55 milyar disenyumkan.
   
  http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=30202&ik=4
  

Curi Kotak Amal, Digorok 

Minggu 25 Februari 2007, Jam: 20:18:00 

PANDEGLANG (Pos Kota) - Diduga curi uang kotak amal milik Mesjid Nurul Iman, 
Yanto, 30, warga Kampung Makui Padasuka, Desa Kalanganyar, Kecamatan Labuan, 
Pandeglang, Banten, tewas mengenaskan digorok massa. 

Tubuh korban ditemukan tergeletak di dipinggiran sawah dengan kondisi 
mengenaskan dipenuhi luka bekas bacokan di sekujur tubuh. Peristiwa pengadilan 
jalanan itu, menyeret 9 warga berurusan dengan polisi di Mapolsek Labuan untuk 
dimintai keterangan. Korban dilarikan ke RSUD Pandeglang untuk dilakukan visum. 

Hasil visum ditemukan sejumlah luka terbuka pada leher, kaki dan tangan. Barang 
bukti berupa kotak amal berisi uang Rp. 600 ribu serta senjata tajam dan 
potongan kayu yang diduga dijadikan alat penganiayaan diamankan petugas. 

Diperoleh keterangan, peristiwa di Kampung Pasir Tumbun, Desa Pejamben, 
Kecamatan Carita, Pandeglang, ini terjadi sekitar Pk 10.:00. Ketika itu, 
tersangka pencuri kotak amal yang memiliki 2 anak ini dipergoki warga saat 
sedang membongkar kotak amal di dalam mesjid. 

Menghadapi puluhan warga yang mengepungnya, tersangka tidak mampu melarikan 
diri. Ia berhasil ditangkap. Upaya menghindari kemarahan warga, tersangka 
diamankan di rumah tokoh masyarakat setempat. Warga lainnya melaporkan kejadian 
itu kepada petugas di Mapolsek Labuan. 

Masih dalam pengawalan warga, tersangka yang disekap di dalam kamar, melarikan 
diri dengan cara memecahkan kaca jendela. Sialnya, aksi nekad tersangka 
diketahui masyarakat yang sedang berkumpul di luar rumah menunggu kedatangan 
petugas polisi. Tersangkapun dikejar dan berhasil ditangkap sekitar 100 meter 
dari tempat penyekapan. 

Tanpa ampun lagi, warga yang telanjur marah langsung melampiaskan kekesalannya 
dengan memukuli tersangka hingga mandi darah. Tersangka tewas ditempat kejadian 
dengan kondisi luka yang cukup mengenaskan. Puas melampiaskan kekesalannya, 
warga meninggalkan korban begitu saja. 

Saat petugas gabungan Polres Pandeglang dan Polsek Labuan tiba dilokasi 
kejadian tidak menemukan satupun warga. Petugas hanya menemukan korban 
tergeletak di pinggir sawah dalam keadaan sudah tewas. Oleh petugas, mayat 
korban selanjutnya dilarikan ke RSUD Pandeglang untuk mendapatkan visum. 

Kabid Humas Polda Banten, AKBP. Aminudin didampingi Wakapolres Pandeglang, 
Kompol. Rafli A. Razak, Minggu (25/2), mengatakan pihaknya langsung membentuk 
tim yang dipimpin Kapolsek Labuan, AKP. Nur Bagja untuk mengungkap kasus 
penganiayaan tersebut. 

Dalam pengejaran para pelaku penganiayaan turut dilibatkan juga petugas Tim 
Khusus Anti Bandit (TEKAB) Polres Pandeglang. 
Menurut Wakapolres, hanya selang beberapa jam setelah penganiayaan terjadi, 
petugas berhasil mengamankan 9 warga yang diduga sebagai pelaku pengeroyokan. 
“Status mereka masih sebagai saksi bukan sebagai tersangka,” ujar Rafli A 
Razak. 

  

         

Kirim email ke