ada apa dengan syariat Hindu? syariat Budha? syariat Kejawen? Syariat
Permalim? Apakah syariat-syariat tersebut tidak akan membawa umat untuk
mentaati perintahNya?
 
tanya kenapa?
 
antara hukum negara (yang mengatur warga negara) dan syariat yang dijadikan
hukum negara (agar mampu mengatur warga negara menurut hukum tertentu) ...
apakah orang yang tidak pernah dihukum oleh pengadilan yang putusannya
berdasarkan syariat pasti akan masuk surga karena sudah taat kepada
perintahNya? (terbukti karena tak pernah ada permasalahan hukum).
 
dan juga sebaliknya,
orang/warga negara yang pernah dihukum di propinsi yang memberlakukan
syariat di propinsinya pasti akan masuk neraka?
 
belajarlah hingga ke negeri china ...
disana ada "ying" dan "yang" ...
disana ada yang "buruk" dan yang "baik" ... dan pejabatnya menyadari bahwa
si "buruk" tak mungkin dimusnahkan dari bumi ini, dan si "baik" tak mungkin
menguasai 100% dunia ini ... akhirnya mereka menciptakan harmonisasi antara
si "baik" dan si "buruk" ...
 
karena yang terlihat baik, bisa saja adalah buruk adanya ...
yang terlihat buruk, bisa saja adalah baik adanya ...
 
didalam hitam, selalu ada yang putih ...
demikian juga di putih, selalu ada yang hitam ...
membuat semuanya menjadi putih? hehehehehe ... mimpi kali yeee ....
 
sehingga penyelamatan ke surga, bukanlah pekerjaan kolektif ...
mencapai ke surga, adalah urusan pribadi masing-masing ...
bahkan ibu-bapak kitapun tak mampu mengajak kita sampai di surga ...
 
belajarlah sampai ke negeri china ... 
 
Regards,
LEO TOBING
 
-----
STOP! Domestic Violence!!!
 
 


  _____  

From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of Sunny
Sent: Sunday, March 04, 2007 5:01 AM
To: Undisclosed-Recipient:;
Subject: [mediacare] Non-Muslim Jangan Khawatir Syariat Islam



http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=284843
<http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=284843&kat_id=23>
&kat_id=23
 
Non-Muslim Jangan Khawatir Syariat Islam



Banda Aceh -RoL--  Seorang ulama Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Tgk
H Ibrahim Bardan menyatakan, warga non-Muslim tidak perlu khawatir terhadap
pemberlakuan undang undang Syariat Islam di daerah itu.

"Syariat Islam yang diberlakukan secara kaffah (menyeluruh) di Aceh
menjunjung tinggi HAM, dan bukan teroris atau radikalisme," katanya dalam di
pondok Pesantren Lamcot Bayu, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar,
Sabtu. 

Dalam tausyiah saat membuka Musyawarah besar Himpunan ulama dayah
(Pesantren) Shalifiah se Provinsi NAD, ia menegaskan, syariat Islam itu
sendiri memiliki tujuan untuk membentuk jiwa setiap pribadi Muslim taat
kepada perintah Allah SWT. 

Dikatakannya, dalam menjalankan syariat Islam secara kaffah itu juga tidak
lepas dari bagaimana memperkuat sistem pendidikan di Aceh, sehingga lembaga
pendidikan umum tersebut dapat berjalan dan bernuansa Islami. "Seharusnya
Pemerintah instruksikan ke lembaga pendidikan umum di Aceh tentang bagaimana
penerapan Syariat Islam kepada anak-anak seperti yang selama ini dilakukan
di pondok-pondok Pesantren," katanya.

Ibrahim Bardan yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Panton itu menyatakan,
jika lembaga pendidikan umum daerah berjuluk Serambi Mekah tersebut
kekurangan guru agama, maka pondok Pesantren siap membantu staf pengajar
bidang agama Islam. 

Di pihak lain, ia juga menyatakan, para ulama juga siap bekerjasama dengan
seluruh elemen masyarakat untuk mengawal syariat Islam kaffah berjalan di
provinsi ujung paling barat Indonesia itu.  Dia mengajak seluruh organisasi
Islam di Aceh untuk bersama-sama saling mengisi dan membantu dalam upaya
membangun umat sesuai dengan tuntunan syariat Islam di daerah tersebut.

"Mari kita bersama-sama mengawal syariat Islam sebagai upaya memberdayakan
umat tanpa melihat perbedaan terhadap masalah-masalah kecil yang bersifat
sunnah," tambah Tgk H Ibrahim Bardan yang juga Ketua Umum Huda Provinsi
NAD.antara/mim

 

Kirim email ke