> Andy Krisnandy <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pantas, tidak pantas, toh R.A Kartini sudah dinobatkan sebagai
> pahlawan. Jika meributkan masalah pantas dan ketidakpantasan
> beberapa  tokoh masa lalu Indonesia, apakah pahlawan atau bukan,
> kita mesti satu  suara, apa kriteria jika seseorang mendapatkan
> kehormatan sebagai  seorang pahlawan.
>

Benar, yang mempermasalahkan kepahlawanan Kartini hanyalah kelompok
Islam yang menentang kepahlawanan Kartini karena Kartini
beragama Katolik, ayah ibunya Islam kejawen yang dianggap bukan Islam.

Adalah diharamkan apa bila negara syariah mengangkat pahlawan orang2
kafir yang dimusuhi oleh allah.  Kartini menuntut kebebasan wanita
untuk sekolah dan melepas jilbab mempertontonkan aurat dengan baju
kebayanya yang tipis merangsang, jelas hal ini bertentangan dengan
ajaran islam dan Umat Islam menentang tingkah laku Kartini.

Bagaimana mungkin Kartini sebagai pelopor melepas jilbab malah diakui
sebagai pahlawan ???  Disinilah kontroversi yang terjadi dikalangan
umat Islam terbatas dimana umat lain tidak mempermasalahkannya.


> Yang jelas, maaf Ibu Hafsah Salim/  Ny. Muslim binti Muskitawati,
> jangan mendiskreditkan agama apa pun, apalagi dilabeli biadab.....
>


Saya tidak pernah mendiskreditkan agama manapun juga, apa yang menjadi
realitas tentu tidak bisa saya ubah kata2nya.  Islam sebagai agama
terorist bukanlah label yang dibuat oleh saya melainkan justru label
yang melekat dalam ajaran itu sendiri dan umatnyalah yang memberi
label ini.

Dunia barat mulanya tidak menganggap Islam sebagai agama terorist,
namun semua terorist yang ditangkap ternyata dibela dan dilindungi
oleh umat Islam karena persaudaraan Ukuwah Islamiah, itulah sebabnya
akhirnya dunia barat menyadari bahwa Islam merupakan agama terorist.

Agama apapun yang mengajarkan umatnya untuk membunuh, memusnahkan, dan
melarang ibadah umat agama lainnya, kita namakan agama yang biadab.

Kata "biadab" memang merupakan kosa kata yang disediakan untuk
menggambarkan kejahatan dari pelakunya.  Sebagai seorang pendidik saya
tidak akan menggunakan kata2 kamuflase hanya untuk menyesatkan pembaca
dalam memahami tulisan saya.

Kata "biadab" itu dengan jelas tanpa kamuflase saya tujukan kepada
mereka yang menghalalkan darahnya orang yahudi, kafir, murtad, dan
penyembah berhala.

Ajaran Islam juga mengajarkan umatnya untuk mem-beda2kan manusia atas
dasar kepercayaannya, mem-beda2kan sesama umat Islam sendiri
berdasarkan akidah maupun ibadahnya.  Bahkan sesama umat Islam sendiri
seperti umat Ahmadiah halal dijarah dan halal dibakar mesjidnya dan
untuk menghalalkan kebiadaban ini ditunjang oleh fatwa MUI.

Apakah Islam  seperti ini harus saya sebut sebagai Islam Cinta
Kasih??????  Tentu tak ada yang sependapat dengan anda.  Dunia kita
melalui perserikatan bangsa2 telah mentapkan bahwa Islam adalah agama
terorist dan Indonesia sendiri telah bergabung dengan kubu anti-teror
Islam.

Marilah kalian semua bersama saya sebagai umat Islam bersatu padu
menentang, melarang, dan mengutuk ayat2 Islam yang melakukan
kebiadaban.  Sebagai umat Islam kita harus menyensor ajaran2 AlQuran
itu sendiri dengan menyisihkan yang biadab, dan melestarikan yang
beradab.  Dengan keikhlasan kita inilah agama Islam dapat diselamatkan
keberadaannya.

Beragama Islam tidak mewajibkan anda untuk mendukung atau membenarkan
ajaran2 biadabnya.  Dan hak maupun pertimbangan sehat andalah dalam
menjalankan agama Islam yang justru harus dikedepankan.  Janganlah
beragama hanya berdasarkan dorongan kepercayaan yang merusak
rasionalitas dan logika pikiran anda.  Jangan mengorbankan HAM,
Demokrasi, maupun logika rasional untuk mempertahankan ajaran2 biadab
dalam agama Islam.  Ajaran yang biadab harus kita singkirkan, dan
hanya nilai2 Islam yang beradab sajalah yang boleh kita lestarikan.
Karena pada dasarnya Islam dan Islam tidak sama.  Artinya Islam biadab
dan Islam beradab meskipun keduanya sama2 Islam tapi merupakan dua
kelompok Islam yang berbeda yang tidak mungkin dijadikan satu.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





Reply via email to