parameter-nya bahwa seseorang bermoral itu bagaimana, ya?
apakah orang yg tidak pernah dipidana sudah dapat dinyatakan sebagai orang
yang bermoral? (terbukti tak pernah memiliki permasalahan hukum).
lalu ... bagaimana dengan calon pemimpin yg pernah dipidana? apakah ada
kesempatan untuk menjadi pemimpin lagi?
 
 
 
Regards,
LEO TOBING
 
 
-------------------
NO PEACE WITHOUT JUSTICE!


  _____  

From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of Sunny
Sent: Saturday, March 24, 2007 8:26 PM
To: Undisclosed-Recipient:;
Subject: [mediacare] Indonesia Lebih Butuh Pemimpin Bermoral



http://www.suarapembaruan.com/News/2007/03/24/index.html
 
SUARA PEMBARUAN DAILY 

Soal Capres Sarjana 





Indonesia Lebih Butuh Pemimpin Bermoral

 

[JAKARTA] Indonesia lebih membutuhkan pemimpin yang memiliki moral baik
ketimbang gelar sarjana. Syarat calon presiden minimal sarjana dinilai
sebagai upaya pemerintah saat ini untuk menjegal lawan politik. 


Hal itu disampaikan anggota Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan, AP Batubara kepada wartawan di Jakarta, Jumat (2/3).
Dia menanggapi rencana pemerintah untuk merevisi paket undang-undang politik
yang salah satunya mensyaratkan calon presiden harus memiliki gelar sarjana.



"Gelar sarjana bukan sebuah jaminan kualitas kemampuan seorang pemimpin. Apa
arti gelar sarjana, master, dan doktor jika tidak dipercaya rakyat. Sebab,
kepemimpinan itu menyangkut soal kepercayaan dan moral," kata dia. 


Menurut Batubara, saat ini banyak politisi di Indonesia yang bergelar
sarjana, baik di eksekutif dan legislatif, tetapi memiliki mental dan moral
yang rendah. Dia mencontohkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang
bergelar sarjana tapi terlibat dalam perbuatan tidak bermoral, yaitu
hubungan seksual yang ditayangkan lewat video porno. 


"Contoh lain, banyak koruptor yang memiliki predikat sarjana tapi
kepintarannya itu digunakan untuk mengeruk uang negara alias korupsi," kata
dia. 


Dikatakan, revisi paket UU Politik itu menunjukkan sikap dan mental
Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang tidak demokratis dan penakut.
Oleh karena itu, sebagai partai yang selalu konsisten mengusung misi
demokrasi dan kerakyatan, PDI-P jelas menolak revisi itu. 


Revisi paket UU politik itu, kata Batubara, juga telah menjadi alat
kepentingan Pemerintahan Yudhoyono untuk menjegal Ketua Umum DPP PDIP,
Megawati Soekarnoputri untuk tampil sebagai calon presiden pada Pemilu 2009.
Namun, dia yakin, upaya seperti itu tidak akan mendapatkan dukungan dari
rakyat. 


"Apalagi, berbagai hasil survei yang dilansir sejumlah lembaga, seperti
Lingkaran Survei Indoensia (LSI), menunjukkan kalau PDI-P kembali tampil
menjadi partai utama yang diunggulkan," kata dia. 


Sebagai presiden yang selalu mengumandangkan demokrasi dalam berbagai
kesempatan, Yudhoyono diimbau untuk tidak melakukan cara-cara
inkonstitusional. Apalagi jika cara-cara seperti itu dilakukan hanya untuk
kepentingan kekuasaan. [O-1] 




Last modified: 24/3/07 
 

Kirim email ke