Sebenarnya semua agama, semua suku, dan semua bangsa melakukan
praktek2 Poligamy dimasa lalunya.  Namun dizaman modern ini kita
berusaha menghapuskan Poligamy secara bertahap, cepat atau lambat,
tapi pasti, Poligamy akan terhapus.

Poligamy hanya bisa terjadi bukan hanya karena dorongan agama seperti
yang berlaku dalam agama Islam, tapi juga didorang akan kebutuhan
ekonomi karena posisi wanita secara ekonomi sangat tergantung kepada
laki2 sebagai sumber pencari nafkah.

Demikianlah, dunia modern menghapuskan poligamy bukan dengan kekerasan
ataupun paksaan tetapi dengan approach melalui UU.  Kadang kala UU
sebuah negara seperti UU Syariah tidak banyak membantu memusnahkan
praktek poligami malah mendorongnya.  Namun hal ini juga mudah diatasi
meskipun memerlukan waktu yang cukup.  Dunia modern sekarang membuka
lapangan pekerjaan se-besar2 kepada wanita, dan juga membuka
kesempatan sekolah se-tinggi2nya, kedudukan penting di perusahaan,
kantor2, jabatan pemerintahan, yang kesemuanya itu akan dengan
sendirinya menghapuskan praktek poligamy.

Di Amerika, kalo ada dua pelamar untuk satu posisi, kalau salah
satunya adalah wanita, maka WANITA HARUS DIBERI PRIORITAS UTAMA,
begitulah pada kenyataannya seluruh dunia termasuk Indonesia sudah
terlihat pengaruh dari keharusan melindungi wanita melalui HAM dari
PBB.  Dimasa mendatang, akan makin banyak pengusaha wanita, makin
banyak pegawai wanita, makin banyak buruh wanita, bahkan makin banyak
pejabat2 wanita.  Bahkan dari lembaga HAM juga pemerintah RI sudah
diberi peringatan untuk menyediakan paling sedikit 30% jabatan wakil2
rakyat diberikan kepada wanita, namun hingga saat ini pemerintah RI
masih sulit untuk memenuhinya.  Universitas2 di Amerika juga membuka
prioritas utama kepada wanita katimbang laki2.  Beasiswa untuk wanita
jauh lebih banyak katimbang untuk laki2.

Demikianlah, mau atau tidak mau, setuju atau tidak setuju, perjalanan
waktu akan menghapuskan praktek poligami didunia ini.  Hal ini
seharusnya disadari oleh semua pihak, saatnya akan tiba dimana wanita
semuanya menolak untuk dimadu.

Dengan kondisi yang menguntungkan posisi wanita dizaman sekarang,
laki2 pun harus waspada, bisa jadi korban wanita bukan cuma wanita
yang jadi korban laki2.  Hal ini bisa kita ambil pelajaran dari
anggauta DPR Zaini yang berazinah dengan Maria.  Disini Posisi Maria
tidak bisa dikatakan posisi yang lemah seperti wanita2 dimasa lalu,
namun Maria bersedia dimadu, bahkan menuntut agar dia juga dinikahi
jadi isteri kedua, pasalnya bukan karena mencintai Zaini, juga bukan
karena Maria tergantung ekonominya dari Zaini.  Pasalnya hanyalah
karena Maria adalah pengusaha yang sering mendapat order dari Zaini
yang mempunyai jabatan penting di pemerintahan.  Dengan kata lain,
Maria memanfaatkan Zaini secara gratis hanya bermodal menikahinya. 
Bagi Maria yang penting usahanya maju, Zaini hanya bisa bermimpi,
apabila bisa memilik isteri seperti Maria maka hari tuanya bisa
bergantung kepada Maria.  Lain lagi bayangan Maria, dia berpikir kalo
nantinya Zaini sudah pensiun tidak lagi bisa memberi order, cukup
minta cerai dan cari suami baru yang dia mencintainya dengan sepenuh hati.

Demikianlah, kasus Zaini ini harus menjadi pelajaran, kalo dulu wanita
jadi korban laki2 melalui poligamy, dimasa sekarang dan masa depan,
laki2 juga akan waspada, seorang laki2 yang cerdas tidak akan memadu
isterinya karena akan membahayakan dirinya sendiri, seorang suami yang
cerdas pasti memahami bahwa isterinya akan sakit hati kalo dimadu dan
pada saatnya bisa mengkhianati yang akan menghancurkan karier maupun
masa depannya apabila ada kesempatan, dan kesempatan itu terbuka
setiap detik karena prioritas UU yang berlaku disemua pemerintahan
didunia mengutamakan perlundungan terhadap wanita.

Demikianlah, meskipun UU Poligamy bisa disahkan, namun baik laki2 yang
jadi suami, maupun wanita yang dimadunya, pasti akhirnya akan
menghancurkan sang suami sementara isterinya lebih banyak memiliki
prioritas dan perlindungan hukum apabila terjadi pertengkaran.  Inilah
kejadian yang bisa anda semua saksikan dalam kasus Zaini.  Zaini pada
mulanya memang merencanakan untuk menikahi Maria dan memadu isterinya,
namun Zaini membatalkan rencananya bukan karena dilarang isterinya,
karena meskipun isterinya melarang tak mungkin bisa membatalkan
rencananya kalo memang niatnya sudah bulat.  Zaini ini termasuk laki2
yang cerdas dan tidak bodoh.  Dia mulanya memang membayangkan masa
depan nantinya kalo usaha Maria berhasil, namun dalam waktu hubungan
sebelum menikah ini, Zaini rupanya melihat bagaimana ambisi karier
Maria yang tidak segan2 mengorbankan siapapun juga sebagai pengusaha
tulen.  Hal inilah saya kira membuat Zaini takut, dia takut nantinya
kalo Maria sudah sukset dia ditendang, apalagi Zaini sudah beristeri,
Zaini bisa membayangkan bahwa Maria tidak suka kepada laki2 yang sudah
beristeri, Zaini sadar kalo dirinya cuma diperalat oleh Maria.

Itulah sebabnya, Zaini berani mengorbankan karirnya dipecat dari
posisi yang baik, karena kalo dilanjutkan kehancuran Zaini lebih
parah, begitulah Zaini berani mengambil keputusan, yaitu membatalkan
menikahi Maria sambil berlindung dibawah argument isterinya.  Kasus
ini tentunya membuat isteri Zaini makin menghargai suaminya yang akan
menguntungkan Zaini dimana Zaini bisa mengatasi hiburan isterinya
akibat kehancuran kariernya oleh Maria.

INI PERINGATAN KEPADA SEMUA PIHAK YANG MASIH MENDUKUNG POLIGAMY.  MASA
DEPAN POLIGAMY SUDAH BERAKHIR SEKARANG, JANGAN COBA2 AMBIL RESIKO,
CEPAT ATAU LAMBAT SUAMI YANG MELAKUKAN POLIGAMY PASTI HANCUR, MEREKA
AKAN KALAH OLEH WANITA, BUKAN ISTERINYA YANG HANCUR, MELAINKAN
SUAMINYA, DUNIA SEKARANG BUKAN SEPERTI MASA LALU.  WASPADALAH.

Ny. Muslim binti Muskitawati.










--- In mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> Ibu saya juga dari Batak (Tapanuli), sekarang sudah almarhum,
> namun Ibu saya beruntung dapet suami yang menemani hingga ajalnya.....
> tapi, saya sempat melihat sendiri bagaimana rekan-rekan Ibu yang 
> dari Batak (inang-inang) sesama pedagang di Senen, mereka ulet,
> giat, ngotot dan tangguh dalam mengarungi hidup........segala cara
> berdagang ditempuh untuk membiayai agar anaknya tetap sekolah.......
> siapapun pasti tidak menyangsikan perjuangan inang-inang ini...
> 
> 
> salam,
> 
> 
> 
> 
> 
> Roslina Podico <[EMAIL PROTECTED]> 
> Sent by: mediacare@yahoogroups.com
> 04/18/2007 05:40 PM
> Please respond to
> mediacare@yahoogroups.com
> 
> 
> To
> mediacare@yahoogroups.com
> cc
> 
> Subject
> Bukan utk orang batak Re: [mediacare] Re: Ibu Kartini , maha
modern..lebih 
> baik menjadi istri kesekian daripada menjanda .
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> yach saya tertawa terpingkel-pingkel, dasar si bukumiring pikirannyapun 
> miring, he,he,he, Lutcu kali kamu bah! Jadi perempuan tdk lebih berat 
> daripada jadi laki-laki. Menurut tradisi orang Batak yg 90 % diwarnai 
> kekristenan (poligami), jarang wanita Batak yg sedia jadi istri pemadu 
> tentunya. Ada kalanya karena adat, gadis batak harus menikah dengan 
> seorang duda demi kelanjutan struktur kekeluargaan, TAPI, umumnya janda 
> wanita batak adalah janda yang tangguh. Walaupun mereka masih muda 
> ketika ditinggal suami, mereka akan berusaha mempertahankan hidup dan 
> menghidupi anak-anaknya tanpa menikah kembali.
> manneke wrote:
> >
> >
> > Ini memperlihatkan bahwa Anda tak pernah betul-betul membaca 
> > surat-surat Kartini. Dalam surat-surat buat sahabat-sahabatnya, jelas 
> > sekali sikap Kartini: ia bahkan lebih suka tidak menikah daripada 
> > menjalani poligami.
> >
> > Kesediaannya untuk diperistri oleh seorang duda lebih karena tekanan 
> > ayahnya. Kecintaan Kartini kepada ayahnya yang sakit-sakitanlah yang 
> > memaksa dia untuk akhirnya menuruti kemauan ayahnya. Ini dinyatakan 
> > jelas baik kepada Ny. Rosa Abendanon maupun Stella Zeehandelaar.
> >
> > Namun, keinginan Kartini yang sesungguhnya adalah menempuh pendidikan 
> > lebih tinggi dan membuka sekolah bagi wanita Jawa agar mereka menjadi 
> > terdidik dan terbebas dari belenggu poligami. Coba baca
surat-suratnya 
> > kepada sahabat penanya di Belanda, Stella Zeehandelar. Ini dinyatakan 
> > secara sangat eksplisit.
> >
> > manneke
> >
> > -----Original Message-----
> >
> > > Date: Mon Apr 16 11:42:37 PDT 2007
> > > From: "bukumiring" <[EMAIL PROTECTED] 
> > <mailto:bukumiring%40yahoo.com>>
> > > Subject: [mediacare] Ibu Kartini , maha modern..lebih baik menjadi 
> > istri kesekian daripada menjanda .
> > > To: mediacare@yahoogroups.com <mailto:mediacare%40yahoogroups.com>
> > >
> > > Saya baru sekali ini baca lagi tentang Ibu Kartini,pahlawan
> > > perempuan.Dulu waktu sekolah gak tegas banget bagaimana Ibu
> > > Kartini,..ternyata Ibu Kartini itu maha modern, ia anak dari
bukan Ibu
> > > yang diperistri sebagai istri utama meski istri pertama. ia sendiri
> > > juga istri ketiga ....
> > >
> > > Lebih baik menjadi istri keberapa ... daripada tidak bersuami dan
> > > menjanda sebab Ibu saya pernah bilang kalau yang menjadi istri kedua
> > > itu pastinya lebih cakep,....lebih cakep dari istri pertama,...
> > >
> > > Ibu saya yang ngomong begitu usianya sudah 75 tahun ...
> > >
> > > Logika dia benar mana ada barang nomor dua yang jelek..
> > >
> > > Tapi apa benar jadi istri kesekian lebih baik aripada menjanda? Dari
> > > sii itung-itungan ekonomi sangat benar jika istri kesekian kita
tidak
> > > menjadi miskin dan kelaparan ..mengapa tidak... daripada tidak
> > > bersuami hidup sangat keras dan terlunta-lunta ...
> > >
> > > Tetapi bisa menjadi istri ke sekian juga perlu effort... musti lebih
> > > dari yang pertama; lebih cantik, lebih seksi, lebih pinter, lebih
> > > sgalanya... atau salah satunya ...
> > >
> > > susah juga jadi perempuan ....
> > >
> > >
> > >
> > > salam,pikiran miring!
> > >
> > >
> > >
> >
> >
>


Kirim email ke