--- In mediacare@yahoogroups.com, "Yoga" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > makanya, sekali lagi dalam tulisan saya sebelumnya... kasus ini menjadi besar dan berat sebelah karena melibatkan aparatur negara yang terlatih untuk membunuh serta secara institusional (tentara) mempunyai track record yang nda bagus di politik negara kita. So, kita udah terdoktrin untuk menyalahkan yang lebih kuat.. > Kalau benar bahwa tentara itu cuma dilatih membunuh, berarti ada kesalahan mendasar disini. Bukankah bisa saja, para tentara itu mengalah dulu. Stop pekerjaan yang diprotes warga. Adakan pertemuan antara tokoh masyarakat, ulama, komandan, dsb... negosiasi.. Gak pernah dilatih negosiasi ya tentara? Gak pernah dilatih berstrategi juga? Gak pernah dikasih tau bahwa senjata itu bukan untuk ditembakkan ke rakyat sendiri? Taunya cuma nembak apapun yang didepannya? Pantesan berantem sama istri dor, sama temen sendiri dor, lama2 kucing yang nyolong ikan di rumah juga di-dor... Soal sudut pandang, bukannya kita seharusnya memberikan perspektif sudut pandang yang netral? Bukan berarti kita pahami: oya mereka memang taunya ngebunuh sih, jadi ya terima aja perlakuan begitu... Kalau kayak gini sih, sama aja kita miara singa. Memangnya mereka ada dan digaji buat apa? Digaji pake uang siapa? salam, fau PS. Herannya kok ada "boss" tentara (yg katanya dilatih membunuh) itu kalo mikir mau mutusin sesuatu luamaaa bener... trus kalo ngomong muter2 dulu, sampe orang mesti nafsir2 sendiri maksudnya apa.