Setiap orang bisa saja memandang pro-kontra tulisan berseri Dahlan Iskan seputar pengalamannya melakukan transpalasi liver di Tiongkok. Dan menurut saya, spiritnya mampu menginspirasi siapa saja. Yang jelas, saya balum lama ini juga mendapat 'catatan' yang sama atas tulian berseri tersebut dari seorang wartawan senior asal Surabaya tentang keotentikan kisah tersebut. Sebab wartawan senior itu pernah secara khusus didanai untuk menulis 'semacam biografi' Dahlan Iskan, namun sayang tidak pernah diterbitkan karena alasan tertentu. Jadi, siapa tahu setelah dimuatnya tulisan berseri tersebut di JP, biografi plus pengalaman-pengalaman berharga Dahlan Iskan dalam memajukan pemikiran orang Indonesia benar-benar akan direalisasikan menjadi buku... Kita tunggu saja...
--- mediacare <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mas Pandu, > > Untuk memberi penghargaan kenapa harus lewat > Pemerintah? Sepertinya sudah bukan zamannya lagi > serba pemerintah. Pulitzer sendiri kan bukan punya > pemerintah? > > Kan Anda dan teman-teman bisa saja bikin, misalnya > "Winnetou Award"? > > Howgh! > > > > ----- Original Message ----- > From: pandu ganesa > To: mediacare@yahoogroups.com > Cc: [EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, September 20, 2007 2:24 PM > Subject: [mediacare] Re: "Novel" Pengalaman > Trasplantasi Liver Dahlan Iskan > > > > Dari edisi yang pagi ini (saya membaca edisi > on-line-nya), ada keterangan bahwa tulisan itu > memang akan dibukukan, dan saya akan menjadi orang > pertama yang membeli. Kalau saya jadi penguasa, > tulisan itu akan saya kasih sejenis hadiah Pulitzer. > > Penjelasan dia tentang penyakitnya, jauh lebih > gamblang cara menjelaskannya daripada cara para > dokter spesialis yang pernah saya temui (saya juga > mantan pengidap Hepatitis B tapi sudah lolos > sirosis, karena sempat berkelit tepat pada > waktunya). Hepatitis B dan C itu berbahaya justru > karena tidak ada tanda-tanda apa-apa. > > Penjelasan dia tentang wajah yang hitam (dan > membuat Cak Nurcholis Majid dianggap menghujat > Tuhan) juga di-kick balik dengan indahnya, dan > membuat para kiai kampung yang suka memaki-maki > menjadi mengkeret wajahnya. Pengalaman managementnya > sebagai CEO Perusda Kaltim (kebetulan saya pernah > 10 tahun di Kaltim), juga jauh lebih bermanfaat > daripada case studynya MBA Harvard (saya juga pernah > mblenger membahas yang begituan), karena ada unsur > pelajaran menghadapi orang pemerintah yang > memuakkan. Ilmu logika agamanya, jauh lebih bernas > daripada para pengkotbah di TV (jangan berdoa > melulu, pakailah otakmu) straight to the point, dst > dst. > > Kalau saja para wartawan Indonesia se-thorough > itu dalam membahas sesuatu, maka alangkah pandainya > orang Indonesia karena akan selalu mendapatkan info > masukan yang seksama sekaligus gamblang, tentang apa > saja. > > Dan saya tidak kenal pak Dahlan! > > gono > Re: "Novel" Pengalaman Trasplantasi Liver Dahlan > Iskan > Posted by: "mediacare" [EMAIL PROTECTED] > Wed Sep 19, 2007 8:24 pm (PST) > Pak Daniel di Surabaya, > > Yang saya dengar dari para pembaca Jawa Pos dan > IndoPos (Jakarta) malah sebaiknya. Kebanyakan mereka > memuji tulisan Pak Dahlan Iskan tersebut. > Katanya, memberikan semangat dan inspirasi > baru.... > > Memang, saya dengar banyak juga pembaca yang > mengusulkan agar tulisan tersebut dibukukan. > > ----- Original Message ----- > From: Daniel H.T. > To: mediacare@yahoogroups.com > Cc: [EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, September 20, 2007 9:24 AM > Subject: [mediacare] "Novel" Pengalaman > Trasplantasi Liver Dahlan Iskan > > Saya awam dalam hal-hal yang berkaitan dgn > jurnalisme. > > Namun sebagai konsumen pembaca, saya sangat heran > dgn apa yg dilakukan Jawa Pos. > > Apa sih begitu terlalu istimewanya operasi > transplantasi liver seorang Dahlan Iskan, Boss-nya > Jawa Pos, sampai-sampai tulisan tentang pengalaman > menjalani operasi transplantasi livernya itu dimuat > di Jawa Pos secara bersambung sampai sedemikian > panjangnya? Bayangkan saja, sampai hari ini, Kamis, > 20 September 2007, tulisan pengalaman transplantasi > liver Dahlan Iskan sudah memasuki episode yang ke-26 > ! Dan belum menunjukkan tanda-tanda "The End." > Rasanya sudah setara dgn tebal sebuah novel. > > Apa tidak sekalian dibikin novelnya saja, Bapak2 / > Ibu2 Redaktur di Jawa Pos? > > Atau barangkali mau dibuat sinetronnya sekalian di > JTV? > > Masih belum cukup dgn cerita bersambung itu, Jawa > Pos juga sempat memuat satu halaman khusus berisi > komentar2 pembaca ttg tulisan tsb. > > Apakah koran ini terlalu mendewa-dewakan Sang Boss > yg bernama Dahlan Iskan? Kalau ya, jangan pembacanya > juga diikut-ikutan, dong... Koran Jawa Pos itu > adalah media publik, bukan koran intern atau > sejenisnya. Atau para Redakturnya takut kepada Sang > Boss, sehingga terpaksa memuat semua tulisannya tsb? > > Jangankan membacanya terus, melihat judulnya saja > rasanya sudah 'nek. > > > > > > > ------------------------------------------------------------------------------ > > > No virus found in this incoming message. > Checked by AVG Free Edition. > Version: 7.5.487 / Virus Database: 269.13.25/1018 > - Release Date: 19/09/2007 15:59 > ____________________________________________________________________________________ Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today! http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7