> Setuju. Saya sering mengamati (walaupun tidak memiliki sedikitpun
pengetahuan ilmiah seperti Pak Made), menurut pendapat saya banyak sekali
mhs/dosen yang bila dalam sebuah diskusi merasa bahwa
pendapatnya/pemikirannya merepresentasikan dirinya (baca: harga diri).
Sehingga bila ada sanggahan terhadap pendapat/pemikiran yg serupa dgn yg org
itu miliki, org tsb cenderung merasa "tersinggung" atau "terserang".
>
> Menurut saya pendapat2 yg dibahas dlm sebuah diskusi merupakan hal yang
tidak perlu dikaitkan dgn harga diri pencetusnya atau semacamnya. Karena
sebuah diskusi layaknya membahas pendapat2 tsb (konten diskusi), bukan harga
diri dari pencetus pendapat tsb, sehingga tak perlu seorangpun peserta
diskusi tsb merasa AGG (agak gimana gitu :D ).

Betul... saya setuju sekali dengan ini.... karena sering kali diskusi
menjadi bias hanya untuk mempertahankan harga dirinya dengan alasan2 yg
"bombastic"... ;)

> Semoga dgn bertambahnya pengetahuan thdp hal ini, kita2 yg peduli dgn
Gunadarma tidak berhenti utk menjalankan fungsi kontrol thdp kualitas mhs,
dosen, staff, manajemen, operasional, dll-nya Gundar.

Semoga juga... :)

> Yg menarik di sini adalah, dari mana sih asal muasalnya mhs itu cenderung
lebih menyukai dipecut? Apa sekedar budaya, kebiasaan, latar belakang, atau
bagaimana sebenarnya?

Mungkin quote dibawah bisa membantu:

Quote:
>"Menurut saya ya karena memang masyarakat memang belum meletakkan
>mahasiswa sebagai makhluk yg dewasa, yg bisa menentukan dirinya sendiri.
>Masyarakat (termasuk mahasiswa)"

Yang berarti... mahasiswa = tidak dewasa... sehingga timbul usulan
"bagaimana kalau mahasiswa 'dipecut' sehingga bisa menjadi dewasa"... begitu
ceritanya Pak... :)



* Gunadarma Mailing List -----------------------------------------------
* Archives     : http://milis-archives.gunadarma.ac.id
* Langganan    : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Berhenti     : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Administrator: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke