Waduh, pertanyaannya kayaknya ngga perlu dijawab! Mana ada om! Kl ada pastinya 
bulan ke 2 kabur! Tanya ko ngawur! Dijawab pula lagi? He he just kidding

Powered by Telkomsel BlackBerry�

-----Original Message-----
From: Vincent Chase <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Fri, 7 Nov 2008 09:15:49 
To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
Subject: Re: [obrolan-bandar] KESEMPATAN HANYA DATANG SEKALI


brp % bunga repo shm 2ndliners?bisa diatas 18%an  buat 1bulan?

[EMAIL PROTECTED] wrote:                                 Opini saya :
1. Tdk ada satu orangpun yg bisa jamin 100% satu transaksi aman!
2. Bakrie Group adalah yg meramaikan transaksi Repo
3. Kl sy berani bilang seharusnya Repo Bakrie aman kl mrktdk SERAKAH ambil 
Herald! Ini yg bikin blunder Bakrie
4. Kasus ini jadi pelajaran berharga buat broker semua agar lbg hati2 dlm 
menjalankan trx apapun! Tdk ada satu brokerpun yg dg sengaja mencelakakan 
nasabah! 

Intinya, kita sbg investor juga kudu ati2 atas setiap tawaran dr siapapun 
(bukan cm broker). Teman saya juga lakukan repo saham 2nd liner juga aman2 
saja, krn mrk langsung deal dg emitennya (tetap pakai jasa broker)! 
Kesimpulannya? Yach masing2 hrs lbh hati2! Perkara mau/tdk kita lah yg putuskan 
sendiri! Akur? 
Powered by Telkomsel BlackBerry�


---------------------------------
From:  Vincent Chase <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Fri, 7 Nov 2008 07:06:33 -0800 (PST)
To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
Subject: Re: [obrolan-bandar] KESEMPATAN HANYA DATANG SEKALI

                    sy mo tanya,minta pendapat kpd investor repo semua.(kalo 
ada)


gimana tanggapan anda ttg repo/produk lain yg kemudian hari ditawarkan oleh 
broker anda? apa anda masi percaya ato tidak?

soalnya  ada kemungkinan sales anda menjelaskan bhw repo hampir mempunyai zero 
risk, krn jaminannya saham bisa 150-200% dan saham  yg dijaminkan liquid

ketika mkt global runtuh,akhirnya banyak repo yg masih ngegantung juga. ?? 

simon bolenang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
                          Pemegang Repo Saham BUMI Minta Prioritas Pelunasan 
     Indro Bagus SU - detikFinance
  
RUWETNYA BISNIS GROUP BAKRIE
      
         
             Jakarta - Pemegang repo saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang 
bukan melalui PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menuntut dana penjualan BUMI 
diprioritaskan untuk melunasi repo Rp 6,3 triliun yang sudah jatuh tempo.

Investor pemegang repo khawatir, penyelesaian transaksi penjualan 35% saham 
Bumi Resources belum tentu menyelesaikan masalah gadai saham (repo) grup 
Bakrie. Sebab penjualan BUMI hanya mampu meraup US$ 1,3  miliar, sedangkan 
utang repo grup Bakrie mencapai Rp 19,075 triliun. 

"Kami menuntut agar dana penjualan BUMI digunakan untuk melunasi repo kami 
terlebih dahulu karena sudah jatuh tempo. Kalau repo BNBR pada 10 kreditornya 
kan jatuh temponya masih banyak yang tahun 2009 dan 2010," ujar sumber 
detikFinance yang memegang repo BUMI saat dihubungi, Jumat (7/11/2008).

Ia menjelaskan, selain sisa repo BNBR yang masih harus dilunasi berikut bunga 
senilai Rp 12,775 triliun, masih ada saham-saham grup Bakrie yang digadaikan 
senilai Rp 6,3 triliun.

"Repo itu dilakukan oleh 4 perusahaan afiliasi grup Bakrie yang non listed," 
ungkap sumber tersebut.

Empat perusahaan yang dimaksud menggadaikan sejumlah portofolionya di anak-anak 
usaha BNBR, termasuk BUMI kepada banyak institusi seperti yayasan dana pensiun, 
asuransi, reksa dana dan investor ritel individu. Sumber detikFnance ini 
termasuk yang memegang repo yang dilakukan oleh 4 perusahaan  tersebut.

"Setahu saya total nilai repo yang dilakukan 4 perusahaan ini sekitar Rp 6,3 
triliun dan kebanyakan sudah jatuh tempo," jelas sumber tersebut.

Menurutnya, jumlah nasabah yang menerima repo Rp 6,3 triliun ini sangat besar 
jumlahnya dan tersebar di berbagai kota-kota besar di Indonesia. "Jadi jika 
sampai gagal bayar bakal banyak orang yang merugi dalam jumlah cukup besar," 
ujarnya.

Saat ini, ia menjelaskan, para pemegang repo sedang melakukan negosiasi untuk 
restrukturisasi dan menjadwalkan kembali pelunasan. Meski banyak yang sedang 
menegosiasikan ulang, menurut sumber tersebut terdapat kekhawatiran potensi 
gagal bayar masih sangat besar. Sebab penjualan BUMI hanya mampu meraup US$ 1,3 
miliar, sedangkan utang repo grup Bakrie mencapai Rp 19,075 triliun.

"Meski pun sebenarnya kami memegang repo yang bukan melalui BNBR. Namun kalau 
bisa dana penjualan BUMI digunakan untuk membayar repo kami lebih dulu, karena 
hampir semua sudah jatuh  tempo. Kami minta diprioritaskan," ujarnya.

Mengacu pada apa yang dikatakan sumber tersebut, artinya penjualan BUMI belum 
memberi kepastian grup Bakrie terbebas dari masalah gagal bayar. 

Meski penjualan BUMI senilai US$ 1,3 miliar dapat membebaskan BNBR dari masalah 
gagal bayar,
namun repo 4 perusahaan afiliasi grup Bakrie sebesar Rp 6,3 triliun masih 
menunggu mekanisme penyelesaian yang pasti.

"Apalagi repo Rp 6,3 triliun ini dipegang oleh dana pensiun, asuransi, reksa 
dana dan ritel. Jika gagal bayar bakal banyak institusi yang ambruk," ujarnya.

Penjualan BUMI pada konsorsium Northstar Pacific-Texas Pacific Group maksimal 
senilai US$ 1,3 miliar. Harapan pelunasan repo grup Bakrie boleh jadi bisa 
dilakukan dengan menerima tawaran San Miguel, perusahaan makanan asal Filipina, 
yang berminat mengakuisisi BUMI sebanyak 51%.

Opsi lainnya adalah penjualan 40% saham BNBR dalam PT Energi Mega Persada Tbk 
(ENRG) yang saat ini sedang  dalam proses negosiasi. Mengacu pada harga 
penutupan ENRG sebelum suspensi di level Rp 350, nilai penjualan 5.760.325.350 
(40%) saham ENRG bisa meraup Rp 2,016 triliun yang cukup membantu pelunasan 
repo Rp 6,3 triliun.

KALAU TENANG, TIDAK LEPAS SAHAM REPO, SEMUA BISA DI ATASI.
ADA KEMUNGKINAN ASING SEDANG MENEKAN HARGA SAHAM,
DENGAN MEMASANG JUMLAH SAHAM YG SANGAT LUAR BIASA
DI BUMI, SEHINGGA INVESTOR RITEL MAKIN PANIK.
BELI KETIKA ORANG PANIK JUAL.
KESEMPATAN HANYA DATANG SEKALI

          
     
              
           
     
                 
     
                                       

       

Reply via email to