Seperti ramalan miss ELAINE dulu dimana yang diincar adalah dana INSTITUSI bukan retail.
--- On Sat, 11/8/08, Indra dwipayana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Indra dwipayana <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [obrolan-bandar] KESEMPATAN HANYA DATANG SEKALI To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Date: Saturday, November 8, 2008, 7:00 AM Mas bakrie ini emang terlalu berani utk mengembangkan bisnisnya koq Ditambah salahnya prediksi mas bakrie kalo krisis finansial bakal seburuk ini Sehingga yang terjadi adalah efek buble dalam group tersebut Emg usahanya meningkat cepat, tapi utangnya jg meningkat cepat Utangnya jatuh tempo, harga komoditas jatuh bangun Bubarrrrrr Coba bandingkan dengan salah satu pemilik ADARO engkong Teddy P Rahmat Dia sangat hati-hati dalam mengembangkan kerajaan bisnisnya ( Triputra Group ) Toh dalam waktu kurang dari 10 tahun udah bertengger di 20 besar orang terkaya versi Globe Asia. Saluuut to engkong Teddy From: "riil_investor@ yahoo.com" <riil_investor@ yahoo.com> To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Sent: Saturday, November 8, 2008 6:47:30 AM Subject: Re: [obrolan-bandar] KESEMPATAN HANYA DATANG SEKALI Waduh, pertanyaannya kayaknya ngga perlu dijawab! Mana ada om! Kl ada pastinya bulan ke 2 kabur! Tanya ko ngawur! Dijawab pula lagi? He he just kidding Powered by Telkomsel BlackBerry®From: Vincent Chase <chase.vincent@ yahoo.com> Date: Fri, 7 Nov 2008 09:15:49 -0800 (PST) To: <obrolan-bandar@ yahoogroups. com> Subject: Re: [obrolan-bandar] KESEMPATAN HANYA DATANG SEKALI brp % bunga repo shm 2ndliners?bisa diatas 18%an buat 1bulan? riil_investor@ yahoo.com wrote: Opini saya : 1. Tdk ada satu orangpun yg bisa jamin 100% satu transaksi aman! 2. Bakrie Group adalah yg meramaikan transaksi Repo 3. Kl sy berani bilang seharusnya Repo Bakrie aman kl mrktdk SERAKAH ambil Herald! Ini yg bikin blunder Bakrie 4. Kasus ini jadi pelajaran berharga buat broker semua agar lbg hati2 dlm menjalankan trx apapun! Tdk ada satu brokerpun yg dg sengaja mencelakakan nasabah! Intinya, kita sbg investor juga kudu ati2 atas setiap tawaran dr siapapun (bukan cm broker). Teman saya juga lakukan repo saham 2nd liner juga aman2 saja, krn mrk langsung deal dg emitennya (tetap pakai jasa broker)! Kesimpulannya? Yach masing2 hrs lbh hati2! Perkara mau/tdk kita lah yg putuskan sendiri! Akur? Powered by Telkomsel BlackBerry®From: Vincent Chase <chase.vincent@ yahoo.com> Date: Fri, 7 Nov 2008 07:06:33 -0800 (PST) To: <obrolan-bandar@ yahoogroups. com> Subject: Re: [obrolan-bandar] KESEMPATAN HANYA DATANG SEKALI sy mo tanya,minta pendapat kpd investor repo semua.(kalo ada) gimana tanggapan anda ttg repo/produk lain yg kemudian hari ditawarkan oleh broker anda? apa anda masi percaya ato tidak? soalnya ada kemungkinan sales anda menjelaskan bhw repo hampir mempunyai zero risk, krn jaminannya saham bisa 150-200% dan saham yg dijaminkan liquid ketika mkt global runtuh,akhirnya banyak repo yg masih ngegantung juga. ?? simon bolenang <simon_bolenang@ yahoo.com> wrote: Pemegang Repo Saham BUMI Minta Prioritas Pelunasan Indro Bagus SU - detikFinance RUWETNYA BISNIS GROUP BAKRIE Jakarta - Pemegang repo saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang bukan melalui PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menuntut dana penjualan BUMI diprioritaskan untuk melunasi repo Rp 6,3 triliun yang sudah jatuh tempo. Investor pemegang repo khawatir, penyelesaian transaksi penjualan 35% saham Bumi Resources belum tentu menyelesaikan masalah gadai saham (repo) grup Bakrie. Sebab penjualan BUMI hanya mampu meraup US$ 1,3 miliar, sedangkan utang repo grup Bakrie mencapai Rp 19,075 triliun. "Kami menuntut agar dana penjualan BUMI digunakan untuk melunasi repo kami terlebih dahulu karena sudah jatuh tempo. Kalau repo BNBR pada 10 kreditornya kan jatuh temponya masih banyak yang tahun 2009 dan 2010," ujar sumber detikFinance yang memegang repo BUMI saat dihubungi, Jumat (7/11/2008). Ia menjelaskan, selain sisa repo BNBR yang masih harus dilunasi berikut bunga senilai Rp 12,775 triliun, masih ada saham-saham grup Bakrie yang digadaikan senilai Rp 6,3 triliun. "Repo itu dilakukan oleh 4 perusahaan afiliasi grup Bakrie yang non listed," ungkap sumber tersebut. Empat perusahaan yang dimaksud menggadaikan sejumlah portofolionya di anak-anak usaha BNBR, termasuk BUMI kepada banyak institusi seperti yayasan dana pensiun, asuransi, reksa dana dan investor ritel individu. Sumber detikFnance ini termasuk yang memegang repo yang dilakukan oleh 4 perusahaan tersebut. "Setahu saya total nilai repo yang dilakukan 4 perusahaan ini sekitar Rp 6,3 triliun dan kebanyakan sudah jatuh tempo," jelas sumber tersebut. Menurutnya, jumlah nasabah yang menerima repo Rp 6,3 triliun ini sangat besar jumlahnya dan tersebar di berbagai kota-kota besar di Indonesia. "Jadi jika sampai gagal bayar bakal banyak orang yang merugi dalam jumlah cukup besar," ujarnya. Saat ini, ia menjelaskan, para pemegang repo sedang melakukan negosiasi untuk restrukturisasi dan menjadwalkan kembali pelunasan. Meski banyak yang sedang menegosiasikan ulang, menurut sumber tersebut terdapat kekhawatiran potensi gagal bayar masih sangat besar. Sebab penjualan BUMI hanya mampu meraup US$ 1,3 miliar, sedangkan utang repo grup Bakrie mencapai Rp 19,075 triliun. "Meski pun sebenarnya kami memegang repo yang bukan melalui BNBR. Namun kalau bisa dana penjualan BUMI digunakan untuk membayar repo kami lebih dulu, karena hampir semua sudah jatuh tempo. Kami minta diprioritaskan, " ujarnya. Mengacu pada apa yang dikatakan sumber tersebut, artinya penjualan BUMI belum memberi kepastian grup Bakrie terbebas dari masalah gagal bayar. Meski penjualan BUMI senilai US$ 1,3 miliar dapat membebaskan BNBR dari masalah gagal bayar, namun repo 4 perusahaan afiliasi grup Bakrie sebesar Rp 6,3 triliun masih menunggu mekanisme penyelesaian yang pasti. "Apalagi repo Rp 6,3 triliun ini dipegang oleh dana pensiun, asuransi, reksa dana dan ritel. Jika gagal bayar bakal banyak institusi yang ambruk," ujarnya. Penjualan BUMI pada konsorsium Northstar Pacific-Texas Pacific Group maksimal senilai US$ 1,3 miliar. Harapan pelunasan repo grup Bakrie boleh jadi bisa dilakukan dengan menerima tawaran San Miguel, perusahaan makanan asal Filipina, yang berminat mengakuisisi BUMI sebanyak 51%. Opsi lainnya adalah penjualan 40% saham BNBR dalam PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang saat ini sedang dalam proses negosiasi. Mengacu pada harga penutupan ENRG sebelum suspensi di level Rp 350, nilai penjualan 5.760.325.350 (40%) saham ENRG bisa meraup Rp 2,016 triliun yang cukup membantu pelunasan repo Rp 6,3 triliun. KALAU TENANG, TIDAK LEPAS SAHAM REPO, SEMUA BISA DI ATASI. ADA KEMUNGKINAN ASING SEDANG MENEKAN HARGA SAHAM, DENGAN MEMASANG JUMLAH SAHAM YG SANGAT LUAR BIASA DI BUMI, SEHINGGA INVESTOR RITEL MAKIN PANIK. BELI KETIKA ORANG PANIK JUAL. KESEMPATAN HANYA DATANG SEKALI