Yang saya sedikit heran, kenapa banyak orang memandang kasus SP ini
sekedar kemalangan nasabah SP, sekedar turut prihatin atau simpati.
Padahal mayoritas investor/trader ter-expose bahaya yang sama.
Seandainya saya trading for living dan sebagian besar dana/portofolio
saya sekarang (masih) terpusat di satu broker, weekend ini mungkin
saya ndak bisa tidur mikirin keselamatan dana/portofolio tersebut, dan
senin besok, pagi-pagi, saya akan segera ke kantor broker untuk tarik
dana atau pindahin ke sekuritas plat merah. Sebenarnya di broker
manapun, selama sistemnya masih seperti ini, tidak akan menjamin
keamanan dana/portofolio nasabah. Paling kalau uda dicolong baru
ketauan, dan lebih buruknya, ndak ada jaminan uang/portofolio kembali.
Kayaknya naruh duit di broker nda lebih aman ketimbang naruh duit di
QSAR atau WBG (Wahana Bersama Globalindo), sekedar mengandalkan itikad
baik manajemen/owner.

Mestinya investor bikin petisi ke BAPEPAM / MENKEU agar membuat
regulasi yang setara dengan regulasi di perbankan, karena uang yang
berputar di pasar modal juga tidak kalah gede.

Kalau gini caranya, hanya investor besar, dengan serombongan pasukan
'satpam', yang bisa invest di pasar modal. Investor retail, dengan
modal terbatas dan ndak bisa hire 'satpam' untuk menjaga keamanan
portofolio / dana di broker, siap-siap aja jadi korban...

Rgds



On 1/10/09, Halim Perdana <ir_r...@yahoo.com> wrote:
> Kalo tingkat kepercayaan terhadap bank-bank menurun maka akan terjadi RUSH
> dan
> dana akan dipindahkan ke bank lain yang dinilai aman (Bank Plat Merah).
> Kalo ketidakpercayaan akan sekuritas melanda investor, RUSH mungkin
> juga terjadi dan dana akan mengalir ke sekuritas plat merah. Bisa
> dibayangkan,
> sebelumnya akan terjadi penjualan besar-2an efek (panic selling) yang akan
> membuat
> indeks terperosok dalam lagi.
>
> Mudah2an otoritas bursa dapat segera mengatasi hal ini sehingga tingkat
> kepercayaan
> investor dapat membaik kembali.
>
>
>
>
>
> ________________________________
> From: jsx_consultant <jsx-consult...@centrin.net.id>
> To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
> Sent: Saturday, January 10, 2009 3:26:13 PM
> Subject: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam
> Tentang Investasi
>
>
> --- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, wid...@... wrote:
>>
>> Untuk soal ini, Fuad ( atau Erry ? ) uda bilang ke media, "kita ini
>> regulator, bukan satpam" nah lho....Siapa yang menjaga keamanan
>> portofolio/dana nasabah kalau gitu ? Nasabah sendiri ?
>
> Nah INI adalah salah satu contoh kurangnya PAYUNG HUKUM untuk
> melindungi investor publik:
> - Investor disuruh jaga portfolionya sendiri.
> - Tapi Investor ENGGA bisa ngecheck portfolionya ke KSEI, musti
> lewat sekuritas.
> - Kalo sekuritasnya NAKAL, gimana ?. BUNTU KAN...
>
> Berarti, peraturan yg ada tidak melindungi investor jika sekuritas
> nya NAKAL.
>
> Lalu soal Uang deposit:
> - 6300 nasabah retail Sarijaya disuruh mencheck saldo uangnya
> disekuritas. Gimana caranya ngecheck kalo uang tsb DIPOOL didalam
> satu rekening milik sekuritas ?. Memang pada lembaran duit
> ada nama pemiliknya ?.
>
> Berarti peraturan yg ada BELUM mengatur atau memungkinkan investor
> untuk menjaga uang depositnya, tapi disuruh jaga SENDIRI ?.
>
> Lalu peraturan bila kejadian Sarijaya TERULANG LAGI ?.
>
> Saat ini HR 'sepertinya' memilih mengalah, bersedia menjual
> Sarijaya pada investor baru, jadi investor publik bisa SEDIKIT
> tenang.
>
> Tapi jika dikemudian hari, pemilik Sekuritas MEMILIH jalur
> pengadilan, APA UANG INVESTOR engga bakalan KARATAN nunggu proses
> pengadilan yg berlarut larut selesai.
>
> Sri Mulyani sebenarnya udah bikin PERPU DARURAT menghadapi krisis
> untuk menangani kasus begini tapi dia buat untuk PERBANKAN,
> sehingga BI bisa mengambil alih bank Century SECARA paksa secara
> LEGAL karena ada PAYUNG HUKUMnya yaitu PERPU yg baru tsb.
>
> Sedangkan pengambil alihan perusahaan sekuritas pada keadaan
> darurat belum ada payung hukumnya. Jadi jika perusahaan sekuritas
> memilih jalur pengadilan, kasus ini akan MENJADI KASUS BERLARUT
> LARUT !!! dan yg menjadi korban: INVESTOR PUBLIK !!!
>
>>
>> Tabungan/depostio di bank bisa aja 'dirampok' owner atau manajemen,
>> tapi paling tidak ada penjaminan dari pemerintah. Nah kalau naruh
>> duit/portofolio di sekuritas, siapa yang menjamin ?
>>
>> Kalau begini jadinya, kita cuma bisa mengandalkan itikad baik dari
>> owner atau manajemen.
>>
>> Ingat-ingat. .. kejahatan bukan cuma karena ada niat, tapi juga
> karena
>> ada kesempatan.. . waspadalah.. . waspadalah.. .
>>
>> On 1/10/09, Tommy Jayamudita <jayamudita@ ...> wrote:
>> > Dulu ada kasus sekuritas menjual saham nasabah kemudian kabur,
> maka lahirlah
>> > KSEI yang menyimpan saham nasabah agar aman. Sekarang muncul
> kasus SP,
>> > seharusnya Bapepam mengatur bagaimana agar dana nasabah juga
> tetap aman di
>> > sekuritas. Harus diingat, bahwa investor membayar fee dan pajak
> atas
>> > transaksi terlepas mereka untung atau rugi, keamanan keuangan
> investor musti
>> > dilindungi.
>> >
>> >
>> >   ----- Original Message -----
>> >   From: wid...@...
>> >   To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
>> >   Sent: Saturday, January 10, 2009 2:29 PM
>> >   Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan
> Masyarakat
>> > Awam Tentang Investasi
>> >
>> >
>> >   Kasus seperti sarijaya bisa aja menimpa sekuritas lain, tinggal
>> >   integritas dari manajemen yang menentukan. Jika BAPEPAM tidak
> membuat
>> >   regulasi pengelolaan dana nasabah secara lebih ketat, saya
> khawatir
>> >   owner / manajemen sekuritas yang lain (bisa sekuritas manapun)
>> >   sekarang sedang memikirkan skema rencana 'peminjaman' dana
> nasabah
>> >   yang sama.
>> >
>> >   On 1/10/09, jsx_consultant <jsx-consultant@ ...> wrote:
>> >   > Kejadian Sarijaya MIRIP kejadian perbankan tahun 1998:
>> >   > - Dengan adanya Pakto 98, orang berlomba lomba bikin bank,
> cukup
>> >   > dengan 50 miliar, orang boleh bikin bank.
>> >   > - Dengan punya bank, orang bisa ngumpulin duit dari
> masyarakat,
>> >   > lalu uang tsb dipinjamkan ama perusahaan afiliasi atau
> groupnya
>> >   > sendiri. Ketika krisis ekonomi menerjang, perusahaannya
> bangkrut
>> >   > dan tidak bisa mengembalikan uangnya ke bank.
>> >   > - Saat ini, ITU SUDAH BERLALU, Bank yg meminjamkan uang pada
>> >   > GROUPnya dianggap KRIMINAL dan peraturan PT tentang LIMITED
>> >   > LIABILITY hanya sebatas modal perusahaan ditambah dengan:
>> >   > - Direksi bank bertanggung jawab sampai dengan asset pribadi
>> >   > jika melakukan penyelengan.
>> >   >
>> >   > Balik ke Sarijaya:
>> >   > - Nasabah menyimpan deposit di Sarijaya dengan imbalan bunga.
>> >   > - Artinya Sarijaya harus menginvestasikan uang deposit tsb
> agar
>> >   > bisa menbayar bunga ke nasabah.
>> >   > - Yang aman tentunya deposit tsb disimpan di bank, tapi
> sekuritas
>> >   > bisa saja memutarkan uang tsb pada instrument yg lain.
> Memutarkan
>> >   > uang deposit BUKANLAH penggelapan.
>> >   >
>> >   > Nah sekarang POINTnya apa ?:
>> >   > - Apakah ada peraturan pasar modal yg melarang sekuritas untuk
>> >   > menginvestasikan uang deposit pada instrument lain selain
> bank.
>> >   > Deposito dibankpun bisa hangus kalo banknya bangkrut, deposito
>> >   > hanya dijamin 1 miliar doang. Uang deposit mencapai 240
> miliar.
>> >   > - Apakan ada peraturan yg melarang perusahaan sekuritas
> meminjam
>> >   > kan uang pada GROUPnya sendiri ? seperti pada perbankan.
> Apakah
>> >   > Direksi sekuritas diminta pernyataan oleh BEJ untuk menanggung
>> >   > kerugian publik TERMASUK DARI asset pribadi diluar asset
>> >   > sekuritas ?.
>> >   > - Apakah BAPEPAM/BEJ melakukan AUDIT ROUTINE terhadap
> sekuritas
>> >   > terhadap PRINSIP PRINSIP pengelolaan sekuritas yg BAIK,
> seperti
>> >   > - Uang deposit harus disimpan pada instrumen keuangan yg AMAN.
>> >   > - Jika dipinjamkan, apakah dicheck POINT2:
>> >   > - Apakah dipinjamkan ama afiliasinya ?.
>> >   > - Apakah ada jaminannya ?, jenis jaminannya apa dan berapa
>> >   > persen coveragenya ?.
>> >   > - Apakah BAPEPAM mengharuskan sekuritas diaudit oleh akuntan
>> >   > publik yg hasilnya bisa diakses oleh publik ?.
>> >   >
>> >   >
>> >   > Banyak point point diatas berupa pertanyaan karena embah
>> >   > engga tahu persisnya. Mohon bantuan dari yg tahu jawabannya.
>> >   >
>> >   > Tapi INTINYA:
>> >   > - Apakah PAYUNG HUKUM dan peraturan pasar modal sudah CUKUP
>> >   > untuk MENCEGAH peristiwa Sarijaya terulang lagi DIMASA
>> >   > DEPAN ?.
>> >   > - Jika tidak ada atau TIDAK mencukupi, BAPEPAM harus
>> >   > membuatnya !!!, jangan cuman menyalahkan HR padahal
>> >   > mungkin saja PERATURAN PASAR MODALnya tidak cukup untuk
>> >   > melindungi INVESTOR..
>> >   >
>> >   > Tambahan:
>> >   > - Apakah TIDAK ADA peraturan pasar modal yg MELARANG emiten
>> >   > beli asset atau akuisisi JAUH DIATAS harga wajar pada
>> >   > case BUMI ?.
>> >   > - Jika TIDAK ADA, ini SUDAH GILA, karena sebuah emiten
>> >   > bisa DIISAP HABIS assetnya oleh EMITEN NAKAL.
>> >   >
>> >   > Di Amerika, sangsi peraturan pasar modal sangat berat,
>> >   > SEC (bapepam) lebih ditakuti dibanding IRS (pajak). Udah
>> >   > 2 miliarder pasar modal yg bunuh diri. Kejahatan dipasar
>> >   > modal dibayar dengan NYAWA bukan cuman hanya asset pribadi...
>> >   >
>> >   >
>> >   >
>> >   >
>> >   >
>> >   >
>> >   >
>> >   >
>> >   >
>> >   > --- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, "y_dizz" <y_dizz@>
> wrote:
>> >   >>
>> >   >> Sejak terjadinya musibah Sarijaya, banyak sekali teman &
> kerabat
>> >   > yang
>> >   >> menyampaikan comment-nya lewat Facebook. Banyak yang bertanya
>> >   > mengapa
>> >   >> hal ini bisa sampai terjadi. Mereka yang paham rata2
> menyampaikan
>> >   >> keprihatinannya. Namun ada juga komentar miring dari mereka
> yang
>> >   > bisa
>> >   >> dibilang awam soal investasi, yang kadang bikin saya geleng2
> kepala.
>> >   >>
>> >   >>
>> >   >> Komentar itu antara lain:
>> >   >>
>> >   >> "Kan sudah pernah saya bilang, investasi kaya gitu sudah
> resikonya
>> >   >> duitnya dibawa kabur orang..."
>> >   >>
>> >   >> "Kaya gitu sih nggak ada bedanya dengan ikut MLM..."
>> >   >>
>> >   >> "Saham itu JUDI tapi LEGAL, duit cepat datangnya cepat juga
>> >   >> ludesnya..."
>> >   >>
>> >   >> "Nggak ada orang kaya dari SAHAM. Kalo mau kaya ya kerja &
>> >   > nabung..."
>> >   >>
>> >   >> dll, yang masih banyak lagi.
>> >   >>
>> >   >>
>> >   >> Kita tentunya sudah tidak asing dengar omongan seperti ini
> dari
>> >   >> masyarakat umumnya. Yang bikin saya sedih, apakah sebegitu
> piciknya
>> >   >> pandangan masyarakat Indonesia mengenai investasi. Bukankah
> selama
>> >   >> ini Pak Erry Firmansyah & Bu Sri Mulyani gencar
> mengkampanyekan
>> >   > untuk
>> >   >> berinvestasi di pasar modal, demi mengubah culture saving
> oriented
>> >   >> menjadi investment oriented. Apa begitu banyaknya kasus
> penipuan
>> >   >> seperti reksadana Bank Century, Antaboga, Signature Capital
> & baru2
>> >   >> ini Sarijaya telah membuat masyarakat kita takut untuk
> berivestasi?
>> >   >>
>> >   >> Setahu saya, di Singapore, Hongkong & Jepang, pasar modal &
> futures
>> >   >> bukan hal yang asing bagi sebagian besar warganya. Konon,
> lebih
>> >   > dari
>> >   >> 50% masyarakat disana menanamkan investasinya di saham &
> derivatif,
>> >   >> baik langsung maupun lewat mutual fund (reksadana).
>> >   >>
>> >   >> Saya hanya teringat pada 1998 lalu, krisis ekonomi akhirnya
>> >   >> berkembang menjadi krisis kepercayaan. Tentu kita tidak
> ingin pada
>> >   >> krisis kali ini, para investor kehilangan kepercayaannya
> pada BEI.
>> >   >> Dampaknya tentu sangat buruk.
>> >   >>
>> >   >> Mohon pendapatnya Mbah & warga OB yang lain.
>> >   >>
>> >   >
>> >   >
>> >   >
>> >   > ------------ --------- --------- ------
>> >   >
>> >   > + +
>> >   > + + + + +
>> >   > Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus
>> >   > kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
>> >   > + + + + +
>> >   > + +Yahoo! Groups Links
>> >   >
>> >   >
>> >   >
>> >   >
>> >
>> >
>> >
>>
>
>
>
>
>

Reply via email to