Ownernya lg pada Roadshow, Harganya turun sampai titik tertentu ???
Sengaja diturunin & ditahan ??

 Ekonomi
13/03/2009 - 15:58
PTBA Sudah Antisipasi Harga Batubara
 Asteria


(*inilah.com/ Bayu Suta*)

*INILAH.COM, Jakarta – Gejolak harga batubara dunia membawa imbas negatif
pada kinerja industri berbasis sumber daya alam. Namun, PT Bukit Asam (PTBA)
telah melakukan berbagai antisipasi. Alhasil, rekomendasi para analis pun
tetap positif. *

Analis Samuel Sekuritas Christine Salim mengungkapkan harga batubara dunia
sejak awal 2009 telah merosot 26% ke level US$ 61,7 per ton. Namun, PTBA
sudah mengamankan 42% target penjualan perseroan di 2009.

Dengan *price earning* (PE) 2009 sebesar 7 kali, perkiraan dividen Rp 370
per saham dan yield 5,3%, investor masih disarankan beli PTBA. “Kami
mempertahankan rekomendasi *buy* dengan target harga Rp 8.400 per saham,”
katanya dalam riset yang dipublikasikan, di Jakarta, Jumat (13/3).

Christine menuturkan, PTBA telah mengamankan harga jual batubara domestik
untuk pasokan 2009. Hal ini terjadi menyusul disetujuinya komitmen pasokan
batubara sebanyak 6,1 juta ton ke PLTU Suralaya di harga Rp 884 ribu per
ton, atau 42% dari target penjualan perseroan tahun ini.

Sementara pasokan sebesar 2 juta ton ke PLTU Bukit Asam dan PLTU Tarahan
masih dalam tahap negosiasi. Manajemen PTBA memperkirakan volume penjualan
tahun ini tumbuh 13% menjadi 14,5 juta ton.

Kenaikan ini ditopang ekspektasi naiknya volume angkutan kereta api dan
volume trading batubara. Sementara total sumberdaya batubara perseroan
mencapai 7,3 miliar ton, dengan total cadangan tertambang mencapai 2 miliar
ton. “Dengan asumsi produksi tahunan 15 juta ton, kami perkirakan cadangan
batubara PTBA cukup untuk 130 tahun produksi,” paparnya.

Saat ini, total sumberdaya batubara perseroan sebanyak 7,5 miliar ton.
Rinciannya, di tambang Tanjung Enim sebanyak 6,1 miliar ton atau 80,9%, di
Ombilin 0,09 miliar ton (1,2%), dan di Cerentu 1,3 miliar ton atau 17,9%.

Dari jumlah sebesar itu, cadangan tertambangnya sebanyak 1,8 miliar ton.
Rinciannya di Tanjung Enim sebanyak 1,2 miliar ton atau 67,9%, di Ombilin
sebanyak 0,02 miliar ton atau 1,3% dan di Cerenti 0,6 miliar ton atau 30,8%.

PTBA, lanjut Christine, juga memiliki fleksibilitas pendanaan dari kas
internal, dengan *net cash* tercatat Rp 1.320 per saham. Neraca yang sehat
ini berasal dari beberapa proyek ekspansi yang diharapkan dapat meningkatkan
kapasitas angkut hingga 50 juta ton di 2013 dari saat ini 10,5 juta ton.

Prospek produsen batubara terbesar kelima di Indonesia ini cukup
menjanjikan, dengan kinerja yang menggembirakan. PTBA sepanjang 2008
berhasil membukukan kenaikan pendapatan dan laba bersih masing-masing 75%
dan 135%.

Hal ini dipicu kenaikan volume penjualan dan harga jual batubara. Pendapatan
domestik naik 77% sementara pendapatan ekspor naik 72%. Volume penjualan
batubara naik 18% mencapai 12,8 juta ton, dengan komposisi penjualan
domestik 65% dan ekspor 35%.

Kenaikan volume penjualan ditunjang volume angkut kereta api yang bertumbuh
28,5% mencapai 10,3 juta ton karena penambahan gerbong dan lokomotif baru.
Harga jual ekspor meningkat 45% menjadi US$ 68,73/ton sementara harga jual
domestik naik signifikan 47% menjadi Rp 507.240 per ton.

Rekomendasi positif juga diungkapkan tim riset CIMB-GK. Hal ini terkait
tingginya animo investor asing terhadap road show yang dilakukan perseroan,
seiring ekspektasi peluang peningkatan produksi yang signifikan PTBA dalam
jangka panjang. “Saham PTBA direkomendasikan beli dengan target harga Rp
9.100,” katanya.

Kinerja PTBA dalam jangka panjang diperkirakan meningkat, terutama dengan
berbagai rencana ekspansinya. Seperti akuisisi dua tambang di Kalimantan
Timur yang akan direalisasikan tahun ini.

Satu perusahaan tambang memiliki kapasitas cadangan batubara di atas 100
juta ton, sedangkan satu tambang lagi depositnya kurang dari 100 juta ton.
Saat ini PTBA beroperasi di dua lokasi penambangan strategis yaitu Tanjung
Enim, Sumatera Selatan dan Ombilin-Sumatera Barat.

Pada perdagangan Jumat (13/3) sore, saham PTBA dintransaksikan di kisaran Rp
6.900 per lembar melemah tipis 50 poin dibandingkan penutupan kemarin di
level Rp 6.950 per unit. [E1]


 19/03/2009 - 15:50
Investor Eropa Minati BUMI
 Mosi Retnani Fajarwati

*INILAH.COM, Jakarta - Manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali
menebar pesona kepada investor-investor asing yang berada di London, New
York, dan Hong Kong. *

"Kami telah bertemu dengan lebih dari 20 investment funds di London. Dan
mereka bersemangat sekali mendengar tentang BUMI langsung dari manajemen,
jauh dari pemberitaan di media," ungkap Senior Vice President Investor
Relation and Corporate Secretary BUMI, Dileep shrivastava, melalui pesan
singkatnya kepada *INILAH.COM*, Kamis (19/3).

Pada tanggal 16-17 Maret lalu, manajemen BUMI menghadiri acara 'Macquarie's
Asean Conference' di London. "Ada beberapa equity investors yang menyatakan
ketertarikannya seperti saat kami menghadiri CLSA di Las Vegas beberapa
waktu lalu," paparnya.

Usai menghadiri acara di London, manajemen BUMI akan menyambangi acara yang
sama di New York, Amerika Serikat. "Saat ini kami sedang berada di New York,
dan sudah ada 27 jadwal meeting yang direncanakan. Dan minggu depan kami
akan ke Hong Kong bersama rekan kami Credit-Suisse," paparnya.

Dileep mengungkapkan bahwa langkah yang dilakukan Bumi tersebut semata-mata
untuk kepentingan pemegang sahamnya. "Ini kami lakukan agar kami dapat
diterima oleh komunitas para pemegang saham," pungkasnya. [cms]

Kirim email ke