Kalo saya sarankan jangan trading for living, minimal kita punya cash flow dari 
tempat lain. Saya juga ada usaha kecil2an di sektor riil walaupun di Indonesia 
semakin hari sektor reel semakin berat. Anda beruntung ada penghasilan di luar 
negri, dan ada akses ke pasar saham dunia dari sana.
  See, people tend to forget the difference between Cash Flow and Capital gain.
  Saham permainan gain, kalo mau perbesar aset beli saham fundamental bagus dan 
tahan jangka panjang, jangan diversifikasi beli maximal 5 saham. Di BEJ IHSG 
naik karena sahamnya cuma 350-an, yg aktif trading 100-an, dan kebetulan yg 
listing perusahaan yg masih ada growth (OMZET/LABA TUMBUH), expansi ke depan, 
perusahaan yg bagus2. Karena nggak ada insentif pajak BEJ nggak bertambah 
jumlah emitennya. Beda dgn SIngapore, Hongkong, Malaysia, udah ribuan yg 
listing. BEJ juga tempat investor asing lebih dominan, dia sesuka hati gerakan 
harga. 
   
  Saya nggak sarankan trading for living di BEJ mungkin di bursa New York bisa, 
buktinya sudah banyak, di sana setiap saham bisa di hedge via Option. Tapi kalo 
masalah capital gain, growth, BEJ nggak lebih baik. 
   
  

beng <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
        
    st1\:*{behavior:url(#default#ieooui) }                Salam Pak Eka,
   
  Dari milis OB, saya sering mengikuti postingannya Pak Eka.
  Kalau boleh saya pingin konsultasi tentang kerja dan investasi (saham).
   
  Gini Pak, saya (usia 36 th) sekarang kerja di S’pore dengan penghasilan yang 
cukup lumayan, bisa nabung perbulannya sekitar Rp15jt. Masalahnya saya gak 
begitu kerasan di S’pore, jadi pengen balik ke Indo dan mungkin menetap di 
Bandung, pensiun dini lah... :)  
   
  Sudah 3 tahun ini saya juga invest saham di BEJ dan juga di Singapore stock 
exchange, cuman ya returnnya masih jauh dibawah index, sekitar 15% setahunnya 
(masih belum tahu dimana salahnya).  Total investasi disaham ini lumayan besar, 
sekitar 1/2M. 
   
  Gimana menurut Pak Eka (untung-ruginya), seandainya saya keluar dari 
pekerjaan yang sekarang dan menetap di Bandung, artinya saya nggak bisa lagi 
nabung Rp15juta perbulan dan malah nombok 5-10jt untuk biaya hidup. Tapi 
diharapkan keuntungan dari saham akan meningkat, jadi sekitar 25% setahunnya. 
Apa planning tersebut visible & do-able? Gimana resiko investing for living ini?
   
  Terima kasih banyak,
  Bangbang
   
   


Kirim email ke