Sebaiknya posting yang jelas dan benar agar milis ini dapat di percaya sama 
anggota yang
 
mungkin enggak sempat baca koran atau dengar berita.....:)
 
Mudah2an enggak terjadi lagi salah informasi yang bikin orang pada bingung.
 
tks
 
chr
 
 
 
 

-----Original Message-----
From: Sutikno Tikno [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, December 06, 2007 4:38 PM
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: Bls: [obrolan-bandar] BI Rate Tetap 8,25%






Kok di OB ini lama2 ada yg posting gak bener ya

apa maksudnya bikin info BI rate gak turun?

padahal di e-bursa dah ada beritanya turun jd 8%

apa mo cr barang murah gt ya caranya

sory ya jgn tersinggung?



----- Pesan Asli ----
Dari: Andri Irawan <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 6 Desember, 2007 1:11:40
Topik: Re: [obrolan-bandar] BI Rate Tetap 8,25%



Yang benar turun pak, tadi pagi sempat beberapa orang sempat ketipu dapet rumor 
tetap, termasuk saya sendiri :(




On Dec 6, 2007 3:26 PM, DAVID HUSODO < david_husodo@ bca.co.id <mailto:[EMAIL 
PROTECTED]> > wrote:




Yang bener yang mana sih ?? Tetap / turun ?? Bingung....
 



 <mailto:[EMAIL PROTECTED]> 


From: obrolan-bandar@ yahoogroups.  <mailto:obrolan-bandar@yahoogroups.com> com 
[mailto:obrolan-bandar@ yahoogroups.  <mailto:obrolan-bandar@yahoogroups.com> 
com] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Åkßâr
Sent: Thursday, December 06, 2007 1:14 PM
To: obrolan-bandar@ yahoogroups.  <mailto:obrolan-bandar@yahoogroups.com> com; 
[EMAIL PROTECTED]  <mailto:[EMAIL PROTECTED]> com
Subject: [obrolan-bandar] BI Rate Tetap 8,25%






        

Stabilitas Ekonomi Makro dan Sistem Keuangan Tetap Terjaga : BI Rate Tetap 
8,25%        




Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada hari ini memutuskan untuk 
mempertahankan BI Rate pada tingkat 8,25%. Pengambilan keputusan hari ini 
didasarkan pada pembahasan serta evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh 
mengenai proyeksi dan perkembangan perekonomian, prospek pencapaian target 
inflasi untuk tahun 2007 dan 2008, serta identifikasi terhadap faktor-faktor 
risiko yang ada.

Bank Indonesia juga mencermati secara seksama berbagai perkembangan dewasa ini, 
khususnya terkait dengan meningkatnya harga minyak dunia dan belum berakhirnya 
dampak dari krisis subprime mortgage di Amerika Serikat, serta melakukan 
asesmen mengenai dampak perkembangan tersebut terhadap kondisi perekonomian 
nasional. Hasil asesmen menunjukkan bahwa dampak meningkatnya harga minyak saat 
ini terhadap ekspansi perekonomian dan inflasi diperkirakan relatif terbatas. 
Dengan ketahanan perekonomian Indonesia yang semakin tinggi, proses peningkatan 
pertumbuhan ekonomi diharapkan masih stabil dan tetap berjalan. 

Sampai dengan akhir tahun 2007, inflasi diperkirakan masih akan berada pada 
kisaran sasarannya sebesar 6%±1%. Sedangkan untuk tahun 2008, Bank Indonesia 
melihat adanya potensi peningkatan beberapa faktor risiko yang dapat memberikan 
tekanan pada inflasi ke depan. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang 
lebih intensif dari semua pihak didalam mengantisipasi peningkatan risiko 
kenaikan harga-harga, sehingga target inflasi tahun 2008 sebesar 5%±1% dapat 
tercapai. Faktor-faktor risiko yang perlu diwaspadai dan dicermati secara 
seksama tersebut antara lain, peningkatan harga minyak dunia yang terus 
berlanjut sehingga berpotensi mendorong kenaikan harga-harga barang, termasuk 
harga CPO, karet dan komoditas export nonmigas pertanian lain, belum meredanya 
gejolak pasar keuangan global yang diakibatkan krisis subprime mortgage, serta 
terus meningkatnya ekspektasi masyarakat akan tingginya inflasi ke depan. 
Berbagai hal tersebut menjadi pertimbangan Bank Indonesia dalam memutuskan BI 
Rate pada bulan November 2007. 

Secara tahunan tekanan inflasi IHK tercatat lebih rendah dibandingkan bulan 
sebelumnya. Inflasi IHK pada Oktober 2007 tercatat sebesar 6,88%, lebih rendah 
dibandingkan 6,95% di September 2007. Meski demikian, hal yang patut dicermati 
adalah meningkatnya inflasi inti dari 6,03% menjadi 6,13%. Peningkatan tersebut 
disebabkan oleh meningkatnya inflasi dari barang-barang impor yang meningkat 
harganya seiring dengan pengaruh peningkatan harga komoditas dunia. Selain itu, 
masih tingginya ekspektasi masyarakat akan inflasi ke depan juga turut memberi 
tekanan pada inflasi inti. Di sisi lain, tekanan inflasi dari kelompok makanan 
bergejolak (volatile food) dan harga-harga yang ditentukan Pemerintah 
(administered prices) relatif lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. 

Kondisi nilai tukar rupiah pada Oktober 2007 secara rata-rata terlihat menguat 
dibandingkan bulan sebelumnya. Apresiasi rupiah tersebut disertai dengan 
volatilitas yang menurun dan berada dalam level rendah. Rata-rata nilai tukar 
di Oktober 2007 tercatat Rp 9.101 atau terapresiasi 2,2% dibanding bulan 
September 2007 sebesar Rp 9.305. Terapresiasinya nilai tukar rupiah lebih 
disebabkan oleh kuatnya faktor fundamental dan kecenderungan penguatan mata 
uang global thd USD. Hal ini juga ikut mendorong kenaikan IHSG  mencapai level 
tertinggi pada Oktober 2007 sebesar 2.638 yang antara lain dipicu oleh arus 
modal masuk.

Perkembangan perekonomian Indonesia secara umum masih sesuai dengan perkiraan. 
Pada triwulan III-2007, perekonomian Indonesia diprakirakan tumbuh sebesar 6,3% 
didorong oleh meningkatnya konsumsi serta ekspor. Kinerja Neraca Pembayaran 
Indonesia (NPI) pada triwulan III-2007 secara keseluruhan diperkirakan masih 
mencatat surplus meskipun tidak sebesar surplus di triwulan II-2007. Surplus 
NPI tersebut terutama terjadi di sisi neraca transaksi berjalan, sementara 
neraca modal dan finansial mencatat surplus yang lebih rendah. Dengan kondisi 
ini, jumlah cadangan devisa pada akhir  Oktober 2007 tercatat sebesar 54,2 
miliar dollar AS atau setara dengan 5,5 bulan impor dan pembayaran utang luar 
negeri Pemerintah.  

Dari sisi perbankan, berbagai indikator keuangan dan operasional menunjukkan 
bahwa ketahanan sistem perbankan masih tetap kokoh. Fungsi intermediasi 
perbankan terus mengalami peningkatan, ditunjukkan oleh tren penyaluran kredit 
yang terus meningkat dengan pertumbuhan tahunan sampai saat ini mencapai jumlah 
sekitar Rp. 957 triliun atau tumbuh sebesar 21,5%. Di sisi lain, Dana Pihak 
Ketiga perbankan juga terus mengalami kenaikan mencapai jumlah Rp. 1.401 
triliun atau tumbuh sekitar 16,42% secara tahunan. NPL perbankan mengalami 
penurunan yang cukup besar dari 6,31% menjadi 5,35% (gross), dan 2,84% menjadi 
2,60% (net). Penurunan ini terjadi seiring dengan langkah-langkah 
restrukturisasi kredit bermasalah di Bank-Bank BUMN. 

Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan bahwa dengan langkah-langkah dan 
strategi kebijakan yang tepat dan terkoordinasi, kita akan mampu bertahan 
melalui perkembangan global dewasa ini. Kondisi saat ini jauh berbeda dengan 
kondisi tahun 2005 dimana ketahanan Indonesia di sisi moneter, sistem keuangan, 
pengelolaan fiskal, sudah jauh lebih baik. Capaian yang telah ada saat ini, 
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, kiranya harus terus dimanfaatkan 
oleh segenap elemen bangsa sebagai pilar penopang pembangunan ekonomi ke depan. 
Berbagai langkah Pemerintah untuk menjamin kelancaran distribusi barang-barang 
kebutuhan pokok, meningkatkan efektifitas penyerapan anggaran oleh Pemda dan 
belanja modal untuk pembangunan infrastruktur, serta langkah-langkah pencegahan 
penyeludupan BBM akan sangat bermanfaat di dalam mempertahankan momentum 
pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai saat ini.

Dalam kaitan ini, Bank Indonesia akan tetap melaksanakan kebijakan moneter 
secara terukur dan hati-hati dengan terus mencermati berbagai dinamika 
perekonomian. Bank Indonesia memandang, tidak berubahnya BI Rate masih mampu 
memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan sejalan dengan 
masih tersedianya ruang gerak bagi bank untuk  menurunkan suku bunga lebih 
lanjut.

Jakarta, 6 November 2007
Direktorat Perencanaan Strategis 
Dan Hubungan Masyarakat



                        

        
 <http://www.incredimail.com/index.asp?id=409&lang=9>  





Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
accept no liability for any loss or damage arising
from the use of this E-Mail or attachments.
        



::BCA:: 





  _____  

Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo!  
<http://sg.rd.yahoo.com/mail/id/footer/def/*http://id.answers.yahoo.com/> 
Answers 



 

Kirim email ke