Friend, menaikkan harga BBM itu mudah sekali. Logika yang dibangun untuk
menakut2-i kita semua efek BBM naik, itu mah sudah ada dari dahulu kala dan
itu bisa diperdebatkan. Setahu saya, ribut2 gara2 BBM naik cuma sekali
terjadi yaitu zaman pra-lengser-nya Pak Harto, dan semua ribut2 selalu
karena rakyat ditunggangi.

Betul, ongkos politik naikkan BBM mahal sekali, tapi bukan untuk rakyat,
tapi untuk SBY. He is so eager to be become a popular president and to be
re-elected.

Saya juga sangat menghargai orang yang menepati janji (tidak hanya janji
seorang pemimpin). Tapi berjanji untuk tidak menaikkan harga BBM itu bukan
janji, melainkan gombal, tidak realistis.

 Kita wajib menghormati SBY-JK sebagai pucuk pimpinan negeri kita, tapi
tidak berarti semua kebijakannya kita harus setujui. Dan kalo kita kritik
kebijakan pemerintah, itu tidak serta merta kita mau jadi Presiden. Semua
kebijakan harus di-challenge, selama kita masih dikaruniai otak untuk bisa
mikir. Kalo apa aja yg dibuat pemerintah ditelan mentah2, kita akan
mengulangi kesalahan yang sama di orde-orde sebelumnya. Juga kalo kita
kritik pemerintah, jangan dianggap sebagai negative campaign.

Bagi saya, kalo kebijakannya jelek, ya bilang jelek, dan kalo bagus,
ya bilang bagus, nggak peduli yang jadi presiden itu siapa. Mau SBY keq,
atau Dewi Persik keq, atau Julia Perez keq.

Peace ya friend...

Regards,
Bandar Bola




2008/5/2 Lamasi Saksi <[EMAIL PROTECTED]>:

>    Menaikkan harga BBM tidak semudah pedagang menaikkan harga
> barang-barang dagangannya. BBM itu efek domino-nya besar sekali. Dan ini mau
> pemilu, jangan salah. Ongkos politiknya bisa gede sekali. Jelas presiden
> akan berhitung. Tidak saja masalah ekonomi, tapi juga ekonomi-politik.
> Justru saya lebih menghargai presiden yang memegang kuat janjinya.
>
>
>
>
> On 5/2/08, indf2000 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >    Presiden kita merasa tersandera dengan janjinya untuk tidak menaikkan
> > BBM, jadi terus berupaya menghindari menaikkan BBM dengan berbagai aturan
> > absurd.
> > Takut dengan bayangan menjadi tidak populer lagi atau dilecehkan oleh
> > musuh2 politiknya terutama Megawati, presiden kita lebih memilih
> > mengorbankan kesehatan keuangan negara ketimbang mengambil tindakan yg
> > rasionil. Kayaknya pak SBY kurang berjiwa negarawan nih.
> >
> >
> >  
>

Kirim email ke